06 | Moon

23 6 11
                                    

Miko kecil dan segudang imajinasinya, ingin mendapatkan segenab kasih sayang dari kedua orang tuanya yang telah lama tiada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Miko kecil dan segudang imajinasinya, ingin mendapatkan segenab kasih sayang dari kedua orang tuanya yang telah lama tiada. Perjalanan hidup yang sudah berat saat usia yang masih sangat belia, hidup dengan mengandalkan sebuah kursi roda yang hanya mampu menumpu tubuhnya.

Jeritan tangispun sekarang hanya berarti suara tanpa menbawa hasil. Hanya akan ada rintihan yang tidak akan pernah membawa kembali sosok yang dahulu menjadi pelipur lara bagi dirinya. Namun sekarang semuanya harus bisa sendiri, karena hidup kedepan tidak tahu seperti apa.

Dalam cerita gadis mungil ini, Vendy terus bersyukur karena detik ini juga dirinya masih bisa berdiri dengan kakinya sendiri dan bahagia dengan pilihannya sendiri.

Masih dengan baju sekolah yang melekat di badannya, Miko terlihat keasikan menikmati buah apel merah kesukaannya. Gadis itu makan dengan lahab seperti tidak ada beban sama sekali.

"Abang belinya di mana? Buahnya manis banget."

Vendy tersenyum, "toko di dekat pasar sana, banyak buah lain juga kalo kamu mau besok abang beli."

Miko menggeleng, "nggak usah, buah yang kemaren masih banyak dibawa sama Kak Qianzy."

Mendengar nama yang tidak asing itu membuat Vendy menyipitkan matanya, "Kak Qianzy siapa dek?" tanyanya.

Miko tersenyum, "Kak Zy! Kak Zy yang ngerus Miko dari dulu. Ada kak Yara, kak Zoya, kak Bie sama kak Icy juga."

Damn!

Ternyata benar dengan orang yang sama. Ternyata dunia begitu sempit, atau justru takdir yang begitu membingungkan? Mengapa mereka justru dipertemukan depan hal yang tidak terduga?

 Ternyata dunia begitu sempit, atau justru takdir yang begitu membingungkan? Mengapa mereka justru dipertemukan depan hal yang tidak terduga?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


















"Yara, mau kemana?"

Gadis 18 tahun itu menghentikan langkahnya sejenak saat Rubbie memanggilnya. "Gue mau keluar sebentar, nanti kalau yang lain balik bilang aja makanannya udah gue panasin tinggal ambil di apartnya Icy," jelasnya terburu-buru.

"Yaudah hati-hati," balas Rubbie.

Yara langsung bergegas secepat mungkin memberhentikan taksi yang melaju di depan apartnya. Gadis itu bahkan belum sempat membenarkan kunciran rambutnya karena sangat terburu-buru.

KHAISHKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang