#6

29 2 3
                                    

Bastian berdiri menatap laura, matanya terlihat begitu kaget dan bingung. Terlihat dirinya tengah mencoba mencerna ucapan laura.

"aku gak bisa nikah bas"

"tapi kenapa ra? Kita hampir 2 tahun bareng apa kurang?"

"enggak bas, enggak"

"trus kenapa?"

"aku gak bisa bas, aku gak bisa berkomitmen dengan satu orang di sisa umurku"

"laura..."

"maaf bas"

"apa gak bisa kamu pikirin dulu, aku rela nunggunya kok"

"enggak bas, keputusanku udah bulat"

"laura aku mohon"

"maaf bas, mungkin kamu harus cari wanita lain"

"hah? Maksud kamu apa ra?"

"kita udah beda jalan, kita gak bisa bareng lagi"

"enggak, gak gini harusnya. Kenapa malah jadi gini sih"

"maaf bas... Aku tau kamu pasti ketemu wanita yang lebih baik nantinya"

Bastian menggegam erat tangan laura, "enggak ra, gak ada yang lebih baik dari kamu"

"bas..."

"aku gak mau, aku gak mau pisah"

Laura melepas genggaman tangan bastian dan melangkah mundur, "maaf bas, kita gak bisa bareng lagi. Maaf"

Laura berjalan menjauhi bastian yang kini terpaku, entah mengapa kakinya begitu berat untuk mengejar laura yang kini telah hilang dari jarak pandangnya.

Dan inilah akhir kisah bastian dan laura yang kandas tepat di hari bastian mengajaknya menikah.

Bukan sebuah persetujuan yang di dapat bastian atas ajakannya, melainkan penolakan langsung dari laura.

Seketika dunianya hancur, hatinya hancur mendengar keputusan laura untuk mengakhiri segalanya.

Padahal dirinya sangat yakin, hanya laura lah wanita yang pantas bersamanya.

🔄🔄🔄

3 bulan setelah putusnya hubungan laura dan bastian, keduanya menjaga jarak ketika di tempat kerja dan jika harus berbincang atau diskusi pastilah terasa canggung bagi keduanya.

"laura... Gantiin gue meeting di perusahaan jaya ya"

"loh lo kenapa? Sakit?"

"iya nih perut gue kurang enak, gantiin ya"

"balik aja udah, biar gue yang ke ikut meeting"

"abis ngurus ini deh, btw thanks ya"

"iyaa, meetingnya jam 1 kan?"

"iya, kalo lo berangkat sekarang bisa sih. Siapa tau di jalan macet"

Laura menatap jam di tangannya kemudian mengagguk dan mengambil tasnya untuk kemudian pergi menuju perusahaan jaya

"gue pergi dulu, lo abis ini balik ya"

"iyaa, hati-hati"

Laura langsung pergi meninggalkan zara temannya.

Benar saja ujar zara, jalanan cukup macet hingga dirinya hampir telat di meeting penting ini.

Setelah sampai dan sempat bertanya dimana letak ruang meetingnya, laura kini telah duduk di salah satu kursi ruang meeting tersebut.

Meeting berjalan lancar, laura beberapa kali mengajukan ide-ide yang dia dapat dari pengalaman selama ini, dan beberapa idenya di terima dan akan di gunakan nantinya.

Selesai sudah meeting hari ini, setelah membereskan barang-barangnya laura beranjak ingin meninggalkan ruangan hingga seorang pria memanggil namanya.

"nona laura?"

"iya?"

"terimakasih atas masukannya, saya senang ada hadir di meeting kali ini"

"ahh iya sama-sama pak, saya hanya menjalankan tugas saya"

"oh iya kenalkan saya satya"

"laura"

Keduanya saling berjabat tangan tanda perkenalan, terlihat mata satya begitu tertarik dengan sosok laura saat itu.

🔄🔄🔄

Satya menatap wanita yang tengah terbaring lemas di ranjangnya, semalaman satya menemani wanita yang tengah mengandung anaknya itu.

"satya?" panggil adelia pelan

"iya?"

"disini aja ya temenin aku"

"...."

"aku gak punya siapa-siapa selain kamu"

"iyaa"

"makasih"

Satya mengelus lembut rambut adelia dan merapikannya, "tidur aja kalo masih capek"

"iyaa"

Mendengar ucapan satya, adelia menutup matanya kembali. Sedangkan satya masih mengelus tangannya lembut seakan mengantarnya tidur.

"andai ini kamu ra... Andai yang di depanku sekarang kamu ra..."

Bad To Good • YoungK • SungjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang