Ch 3

8 7 0
                                    

Acara perpisahan terus berjalan sebagaimana mana rencana yang telah disusun oleh panitia OSIS, waktu berjalan dengan sangat cepat.

Langit senja memamerkan pesona indahnya, warna jingga yang khas membuat langit pada sore itu terlihat lebih indah dari biasanya.

Suasana di sekolah terlihat sedikit sepi, beberapa siswa telah pergi meninggalkan acara.

Begitu juga dengan orang tua siswa yang telah pulang lebih dulu ketika waktu Zuhur tiba.

Akira dan Dimas saat ini tengah berjalan menuju ke parkiran, mereka terlihat cukup kelelahan.

Setelah tampil dari pensi Akira dan Dimas terlalu sibuk untuk mengambil foto sebagai kenangan terakhir mereka.

Terutama Dimas yang notabennya sendiri telah mempunyai pasangan tentu momen seperti ini akan di manfaatkan Dimas untuk berfoto bersama pacarnya.

"Serius aku sangat lelah hari ini." Ucap Dimas dengan eskpresi yang akan tumbang kapan saja.

Mendengar perkataan Dimas Akira menoleh sebentar memperhatikan ekspresinya yang sedikit lesu.

"Bukankah aku sudah mengajakmu untuk tidur siang tadi?" Balas Akira yang menyinggung tindakan Dimas.

Setelah Zuhur Akira pada awalnya mengajak Dimas untuk tidur di kelas namun Dimas lebih memilih untuk berfoto dengan pacarnya.

"Dimas, ingat ini cinta ga selamanya indah." Lanjut Akira dengan eskpresi bijaknya.

"Lihatlah akibatnya kau bahkan terlihat hampir mati." Lanjut Akira lagi dengan sedikit menceramahi.

Ekspresi Dimas terlihat membatu setelah mendengar nasihat dari Akira.

"Heyy, bukankah kau berkata seperti itu karena kau tidak memiliki pacar?"

"Apa aku harus meminta Shintiya menjadi pacarmu sehari, agar kau tau bagaimana rasanya?" Balas Dimas dengan eskpresi khasnya.

"Ka-kau kenapa membahas Shintiya?!"

"Bukankah aku sudah bilang kalau aku sudah tidak suka dengan dia?!" Ucap Akira yang sedikit salting.

Nama Shintiya pernah menjadi nama yang selalu Akira impikan, nama Shintiya pernah menjadi imajinasi yang di mainkan Akira di dalam pikirannya.

Akira bahkan pernah melantukan nama tersebut di dalam doanya sebelum semua yang di harapkannya berakhir dengan kata maaf dari Shintiya.

"Haiiii, Dimaas! Akiraaa!

Seorang wanita seumuran dengan Akira tengah berjalan menuju tempat mereka, suaranya yang melengking bahkan dapat membangunkan orang yang tidur.

Di belakang di temani dengan dua orang lainnya diantaranya satu orang wanita dan seorang pria yang juga seumuran dengan mereka.

Mereka adalah Risma, Shintiya dan Agus yang tengah menghampiri Dimas dan Akira.

"Ah, Risma? Bukankah kau bilang ingin pulang lebih dulu tadi?" Tanya Dimas yang sedikit terkejut melihat kedatangan Risma.

Tidak hanya Dimas, Akira yang berada tepat di sebelahnya juga tengah terkejut dengan kedatangan mereka bertiga.

Terlebih lagi adanya sosok Shintiya di depannya membuat Akira sedikit gugup, jika Akira bilang dirinya sudah move on dari Shintiya mungkin itu hanya sebuah kebohongan.

Karena Akira sendiri tidak dapat mengerti dengan apa yang di maksud dengan move on.

Saat ini mungkin Akira dapat melupakan sosok Shintiya dari pikirannya namun apakah hal tersebut akan tetap terus seperti itu?

My Unnatable Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang