ch 2

12 7 0
                                    

Akira dan Dimas saling berbagi cerita ringan serta random yang telah terjadi pada mereka semalam.

Kedua terlihat sangat asik dengan dunia mereka, bahkan suasana ramai di sekitar mereka tidak dapat mengganggu fokus mereka.

Langkah kaki mereka berhenti tepat pada sebuah ruang kelas, dimana diatas pintu sebuah embel kelas tertanggung rapi disana.

Embel tersebut menunjukan kelas dua belas tiga, ruang kelas tersebut merupakan ruang kelas Akira dan Dimas.

Dimas yang berada dekat dengan pintu kelas mencoba untuk mendorong pintu yang di tutup rapat.

Suara gemercit dari gesekan daun pintu dengan lantai kelas terdengar cukup keras.

Sentak suara tersebut membuat siswa yang berada di dalam kelas merubah pandangan mereka ke sumber suara untuk mengkonfirmasi pemilik suara.

"Aku pikir kalian berdua bakal telat." Ucap Tasya ketus menyambut kedatangan Akira dan Dimas.

Sikap Tasya tersebut bukanlah karena kepribadiannya namun hal ini di karenakan Dimas dan Akira telah terlambat lima menit dari jadwal yang telah mereka rencanakan.

Akira tersenyum untuk beberapa saat kepada Tasya sebelum memberikan jawaban yang memuaskan.

Namun belum sempat Akira mengucapkan beberapa kata, Maulana segera menenangkan Tasya.

"Karena semuanya sudah berkumpul, bagaimana kalau kita lakukan latihan terakhir sebelum nampil?"

"Bukankah kita tidak memiliki banyak waktu, benarkan Tasya?" Tanya Maulana dengan senyuman manisnya serta wajah ramah yang sangat sulit untuk di tolak.

Tasya sebenarnya memiliki sifat yang baik dan ramah hanya saja dirinya sedikit keras dengan waktu.

Jika tidak mungkin Tasya akan menjadi wanita yang sempurna dengan wajah imut miliknya.

Sedangkan Maulana merupakan sosok seorang pria yang ramah dan sopan, hampir semua persoalan kelas selalu di selesaikan olehnya.

Maulana adalah sosok ketua kelas dan pemimpin yang baik.

Mendengar perkataan Maulana, Tasya tidak memiliki banyak pilihan selain mengambil posisi untuk memulai latihan.

Mereka berempat merupakan perwakilan kelas dari dua belas tiga untuk penampilan pensi. Mereka telah merencanakan untuk menampilkan band musik biasa sebagai kenangan.

Akira sendiri bertugas sebagai pemain bass, Dimas yang akan memainkan gitar dengan Maulana dan Tasya sebagai vokalis dari band kelas mereka.

Di waktu yang bersamaan setelah Akira dan teman - temannya memulai latihan. Panitia acara memulai berbagai rangkaian acara yang telah mereka susun.

Pembukaan acara perpisahan berlangsung dengan sangat meriah berbagai penampilan dari berbagai organisasi yang beraneka ragam memanaskan suasana.

Di tempat lain Akira dan keempat rekannya tengah bersiap di sekitar panggung, hanya tersisa beberapa antrian sebelum giliran mereka tiba.

"Akira! Lihat siapa yang maju!" Ucap Dimas antusias setelah mengetahui siapa yang akan tampil selanjutnya.

Seruan lantang dari Dimas membuat Akira terpaksa menghentikan sesaat dari aktivitasnya yang tengah sibuk bermain handphone.

Akira segera merubah pandangannha ke arah yang dimaksud oleh Dimas.

Seruan Dimas yang cukup keras bahkan  membuat Maulana serta Tasya untuk melihat siapa yang dimaksud oleh Dimas.

"Ohao, lihatlah siapa wanita cantik itu." Ucap Maulana dengan senyuman usilnya.

"Lihatlah riasannya, bukankah dia terlihat lebih cantik?" Sambung Dimas.

My Unnatable Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang