ch 1

23 9 1
                                    

Angin pagi yang sejuk menyapu setengah belahan dunia dengan lembut, langit gelap kini berangsur menampakkan cahaya terangnya.

Burung-burung kecil menyanyikan lagu yang indah dengan ditemani tarian tumbuhan yang lembut dengan sang Surya sebagai pemeran utama.

Bunyi alarm yang keras membangunku dari semua mimpi indah yang aku alami beberapa waktu lalu.

Tanpa sadar tanganku bergerak mencari sumber suara dengan kesadaran yang belum pulih seutuhnya.

Akira Kojiro itulah namaku, jika ada yang bertanya kenapa? Karena aku memiliki dua garis keturunan atau lebih tepatnya ayahku adalah orang Indonesia asli sedangkan ibuku adalah orang Jepang.

Karena alasan ini aku juga memiliki wajah yang mirip dengan warga Jepang seperti ibuku.

Hari ini adalah hari yang cukup membahagiakan untukku, aku akhirnya lulus dari sekolah menengah pertama atau biasa di sebut juga dengan SMP!

Aku lupa untuk memberitahu, saat ini aku berada di Indonesia negara dimana ayahku dilahirkan.

Negara yang mana juga merupakan negara bekas jajahan negara asal ibuku.
Namun semua itu tidak lebih dari sekedar cerita masa lalu.

Aku mencoba untuk mengintip langit melalui jendela kamarku, aku lihat langit masih cukup gelap mungkin sang Surya sedikit malas untuk menampakkan diirinya.

Akira melakukan sedikit pemanasan, mencoba untuk menggerakkan beberapa otot kecilnya yang kaku. Kegiatan ini telah menjadi kebiasaan rutin untuk Akira sebelum memulai harinya.

Butuh waktu sekitar dua puluh menit untuk Akira mandi dan memakai seragam perpisahan yang telah ditentukan oleh teman-teman sekelasnya.

Dengan rambut yang sedikit acak-acakan bayangan Akira di cermin terlihat tampan, dengan tubuh yang sedikit berotot.

Akira melangkahkan kakinya keluar dari kamarnya, berjalan pelan dengan langkah kecilnya menuruni anak tangga satu persatu menuju dapur.

Saat ini nenek dan kakeknya telah menunggu dirinya untuk makan pagi bersama.

Untuk tiga tahun ini Akira telah tinggal bersama kakek dan neneknya, mereka adalah orang tua dari ayah Akira.

Kakek dan neneknya sangat baik terhadapnya hal ini pada awalnya cukup diluar bayangan Akira.

Karena Akira sendiri baru pertama kali berjumpa dengan mereka setelah dirinya dikirim ke Indonesia.

Kehidupan di Jepang cukup sulit untuk beberapa tahun belakang ini, karena ini ayah dan ibu Akira tidak memiliki kesempatan untuk pulang ke Indonesia.

Karena keadaan tersebut muncul ide untuk membiarkan Akira anak mereka menempuh pendidikan SMPnya di Indonesia.

Dengan ini Akira setidaknya bisa akrab dengan kakek dan neneknya serta kehadiran Akira bisa menggantikan kehadiran mereka.

Dan saat ini tanpa terasa waktu tiga tahun telah berlalu dengan sangat cepat, hanya masalah waktu sebelum ayah ataupun ibunya menelpon untuk balik ke Jepang.

"Selamat pagi, nenek kakek!" Ucap Akira memberi salam kepada mereka.

Salam yang lembut dari seorang cucu yang sangat menyayangi kakek dan neneknya.

Akira berjalan pelan menuju meja makan dimana kakek dan neneknya telah menunggu disana.

Tubuh Akira terlihat sangat gagah karena semua olahraga rutin yang dia lakukan, tingginya setidak sekitar 170cm.

Dengan kulit putih bersih sebagai ciri khas orang Jepang dengan rambut berwarna hitam dengan kedua bola mata berwarna coklat yang mirip ibunya.

"Selama pagi Akira, kemarilah." Jawab sang nenek dengan senyum manis dari bibirnya.

My Unnatable Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang