5

22 2 0
                                    


Aku mengajak Jungkook tour keliling sekolah, Yura masih betah mengekoriku. Lalu di Lab Kimia kami bertemu Sion Ssaem,

"Wah, ada Jaelin. Apa kau kemari untuk membayar lunas hutangmu?" Kata Sion Ssaem.

Aku tersenyum saja mendengarnya, "Besok akan aku bayar Saem, hari ini aku sedang mengajak murid baru tour keliling." Kataku.

Yura mendelik pada Sion Ssaem. "Kenapa Ssaem tidak ikhlaskan saja, kami juga kan bayar spp tiap bulan." Katanya.

"Itu beda lagi, memecahkan barang Lab tidak termasuk biaya spp." Katanya.

Jungkook menoleh pada Sion Ssaem, "Bukankah bapak menerima uang perbulan untuk perbaikan sarana prasarana dari sekolah?"

Aku dan Yura saling lirik.

"Nak, darimana kau tahu mengenai pembiayaan?"

"Sekolah lamaku seperti itu, Pemegang Lab sering memperbarui sarana Lab perbulannya. Aku sempat jadi asisten kepala Lab." Kata Jungkook.

Sion Ssaem mengangguk, "Sekolahmu bagus, kenapa malah pindah ke sini? Di sini pembiayaan dan keuangannya kacau balau, proposal pengajuanku tidak pernah disetujui."

Aku menatap Yura, begitu pula Yura menatapku.

"Tidak mungkin, pasti akan dapat walau setengahnya." Kata Jungkook.

"Sayangnya kalaupun dapat, itu tidak sampai setengahnya. Aku bahkan tidak bisa memperkerjakan asisten Lab." Kata Pak Sion

"Aku mau jadi asisten kalau Ssaem berkenan, tanpa digaji pun tidak apa, aku suka berada di  Lab." Kata Jungkook lagi. "Hanya agar meminimalisir anak yang ceroboh agar tidak memecahkan alat lab."

Aku mengeleng, Jungkook pandai menyindir.

"Besok datang ke ruangan saya -"

"Saya Jungkook."

"Oke Jungkook,  besok saya perlu menguji pengetahuanmu dulu sebelum jadi asisten."

Jungkook tersenyum, "Iya Ssaem."

Sion Ssaem pergi,, aku dan Yura tidak habis pikir dan tidak paham dengan pembicaraan keduanya.

"Jaelin, kau juga datanglah dengan Jungkook besok!"

Aku membungkuk saja sekilas dan menarik Jungkook pergi.
"Kenapa kau mau-mau saja jadi asisten Sion Ssaem? Dia merepotkan, apalagi tanpa digaji, kau tidak akan dapat untung." Kataku.

"Aku bisa dapat ilmu." Jawabnya

"Kau harus realistis." Kataku.

"Sepertinya aku tidak akan suka padamu." Kata Yura.

"Tidak perlu, kau hanya melihatku karena aku mirip Jeykey."

Aku tertawa.

****

Jam pulang sudah berbunyi, Jungkook pergi ke ruang club seni, katanya dia akan mendaftar seni lukis. Aku dan Yura pergi ke toilet sengaja berlama-lama agar kami tidak perlu masuk club. Aku sengaja mengajaknya ke toilet karena ingin menyampaikan berita mengenai Daddy.

"Yura, ada yang ingin aku sampaikan." Aku bicara sambil lihat kanan-kiri, dan kebetulan toilet sedang kosong, aku menutup pintu lalu memguncinya dari dalam.

"Kenapa dikunci? Kau membuatku takut."

Aku membuka satu persatu pintu toilet duduk, siapa tahu masih ada orang, untungnya semua kosong.

"Ada apa sih? Apa ini semacam rahasia?"

Aku mengangguk, "Jangan ceramahi aku ya, ini juga idemu."

"Apaan sih?" Yura terlihat kesal karena penasaran.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 16, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sugar For Daddy || Park Jimin (JM) Fanfic AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang