Hurt

1.2K 161 90
                                    

"Di sel bawah tanah memang tak ada Yeonjun."

"Dan kemana Soobin sialan itu menghilang?!"

Perbincangan kecil terjadi setelah melakukan pembersihan di ruang bawah tanah. Ruangnya nampak lebih sempit dari yang dibayangkan, padahal bagian atas bangunannya luas. Para kepolisian mengambil alih sel bawah tanah untuk mengamankan korban dan melakukan investigasi.

Tim lain sudah kembali berpencar, begitu juga dengan Beomgyu. Pria beruang itu terlihat dalam mode sangat serius sekarang. Mencari musuh lain yang mulai tak terlihat batang hidungnya. Sampai walkie talkienya berbunyi.

"Kim Taewoo melapor, tim menemukan pintu yang mengakses sebuah jalan menuju bawah tanah di bagian timur." ini dia, pantas saja ruang sel nya sempit, karena masih ada ruangan lain di jalan yang berbeda.

"Bukankah sudah ada tim yang berjaga kesana?" Ini suara Jaehyun.

"Maaf tuan, tadi kami kira itu jalan yang sama untuk mengakses ke arah sel bawah tanah, jadi tidak dilakukan pemeriksaan. Tapi ternyata lorongnya berbeda, terlihat banyak pintu disini."

"Tidak teliti, dan kalian baru menyadarinya selambat ini? Jangan pernah mengira ngira dalam pekerjaan yang butuh kepastian!" Beomgyu yang menyimak, bisa membayangkan ekspresi dingin sang ayah dari suaranya.

"Maaf tuan, kami tadi kesulitan membuka kunci pintunya yang dilengkapi fingerprint. Tim ahli akan segera datang untuk membantu kemari."

Setelahnya tak ada suara lagi. Sebagian tim tetap berada di tempatnya sesuai tugas. Sedangkan yang telah selesai dengan tugasnya, segera bergegas ke bagian timur yang dimaksud, termasuk Beomgyu. Pria beruang itu berlari sambil melirik ke kanan dan kiri, barangkali ia menemukan jalan rahasia atau petunjuk yang lain. Seketika sesuatu terlintas di pikirannya, ia meraih walkie talkie dan bersiap untuk bicara.

"Tolong bawa satu pengawal yang sudah diamankan ke bagian timur. Pengawal yang terluka atau tak sadarkan diri. Aku butuh sidik jarinya."

Sesampainya dibagian timur, Beomgyu menghampiri orang tuanya yang sudah ada disana. Para anak buah Jaehyun kembali berpencar di lorong, namun belum membuka pintunya satu persatu karena masih menunggu tim ahli dan pengawal musuh yang akan dibutuhkan sidik jarinya.

Beomgyu ikut bergerak, ia berjalan di lorong sambil menatap hiasan tua yang melengkapi tiap sisi ruangan. Ketika menghadap kedepan, terlihat salah satu anak buah membawa sepatu.

"Lapor, Tuan. Saya menemukan sepatu Tuan Soobin. Dan sudah ada pengawal yang pingsan disana."

.
.
.
.

Bugh!! Bugh!! Bugh!!

Tersungkur ke lantai, meringkuk dengan rasa sakit yang bukan main, dahi dan hidung berlomba mengalirkan darah dari luka. Soobin meringis kesakitan. Ia bahkan belum sempat melawan!!

Awalnya pria kelinci itu dengan nekat menyerang Ian, namun ia langsung lengah ketika seorang pelayan membawa Yeonjun dari sebuah ruangan. Soobin menatap kesayangannya dengan rasa rindu yang membuncah. Ingin ia segera memeluk Yeonjun, dan saat itu juga seorang pengawal menarik Soobin. Lima lawan satu, membuatnya babak belur.

Semua serangan berhenti, 5 orang itu seolah memberi Soobin istirahat sejenak ketika sudah terlihat tak berdaya. Tapi rasa sakitnya jadi berkali lipat ketika Soobin melirik Yeonjun.

"Hiks... Binnie... Binnie jangan cakit hiks.." si little kini menangis menatap Soobin yang dipenuhi luka. Ia sudah duduk di pangkuan Ian, dan pria bertato itu mengusap pipi menghapus air mata si manis.

Tidak.

Yeonjun hanya miliknya.

Tidak ada orang lain yang boleh menyakiti atau menyentuhnya.

Daily SpaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang