"Tapi justru karena trauma, kemungkinan sakit seperti itu tidak bisa diutamakan." kali ini Jeongin yang ikut bersuara.
"Iya. Aku yakin itu bukan ADHD. Tolong percaya padaku, little Jun hanya ketakutan... ia melawanku karena ia mencoba melindungi dirinya sendiri. Aku sangat yakin..." Soobin mengucap kesungguhan. Ia ingin mereka percaya padanya, disisi lain juga berusaha meyakinkan pada diri sendiri karena ia tak mau dan tidak akan terima kenyataan jika kesayangannya semakin sakit. Ia hanya ingin Yeonjun hidup bahagia bersamanya.
"Aku baru tahu. Jadi meskipun itu little space, ia bisa saja mendapat penyakit mental yang lain?" Hoseok sedikit bertanya.
"Benar, yang jelas ketika little maupun mode normalnya memiliki suatu gangguan, itu pasti akan tetap berpengaruh ke keduanya. Karena mereka tetap satu." jelas Seungmin singkat, semuanya mengangguk menerima informasi.
"Menurutku, sekarang masih terlalu cepat untuk menyimpulkan. Mungkin kita harus terus melakukan pendekatan pada pasien? Karena aku akan lebih mudah memeriksa keadaannya jika bisa berinteraksi secara langsung." Jeongin kembali berpendapat. Semuanya setuju, jika menghadapi Yeonjun bahkan dengan cara lembut masih gagal, itu artinya kita harus mencoba lebih perlahan dan lebih halus lagi. Disela pemikiran itu, semuanya menatap Soobin yang tampak mempunyai ide.
"Ya... dan untuk itulah aku memanggil Beomgyu kemari..."
.
.
.
."Halo Junnie~"
Pintu terbuka dan sapaan lembut terdengar. Soobin bahkan memukul kepala Beomgyu saat mengingatkan betapa harus berucap lembutnya ketika menyapa si little. Jadi Beomgyu benar benar menahan jiwa kerusuhannya, dan mencoba untuk serius. Pria beruang itu perlahan melangkah dengan sebuah hadiah ditangannya.
Yeonjun yang semula terbaring di ranjang, seketika merubah posisinya menjadi duduk dan menatap kearah Beomgyu. Pria manis itu menelan ludah, haruskah ia menghadapi orang orang yang datang padanya? Ia tak ingin bertemu siapapun sekarang. Si little kembali menunjukkan wajah sendu dan menggelengkan kepalanya.
"Pelgi..."
"Pergi? Beomie baru sampai kesini loh... Ayo kita main! Lihat ada teman baru disini~" mengabaikan usiran Yeonjun, Beomgyu semakin mendekat sambil menunjukkan sebuah boneka beruang yang ia bawa. Si little menatap lekat pada boneka yang halus itu, tapi disisi lain ia terlihat risih dengan Beomgyu yang mulai duduk di ranjangnya.
Beomgyu sudah bersiap diri dengan segala risiko yang bisa terjadi. Si little mungkin bisa saja kembali mengamuk. Namun, dilihat dari sekarang, Yeonjun bahkan tidak menangis histeris atau menunjukkan suatu penolakkan keras seperti sebelumnya. Tak ada yang terlalu aneh. Atau mungkin belum...
"Junnie tidak mawu..." si little kembali menggeleng.
"Tidak mau apa? Lihat, apa Junnie tidak kasihan Foxy sendirian? Foxy pasti kesepian, jadi Beomie membawakan boneka baru. Mmmm, namanya Bami, hehehe..." Beomgyu sedikit memainkan boneka dengan nama asal asalannya itu sebelum akhirnya disimpan ke pangkuan Yeonjun.
Boneka baru? Tampaknya si little tidak menolak. Soobin pernah memberinya boneka beruang yang sangat besar, Bami ini kecil, Junnie jadi berpikir kalau boneka ini adalah anak dari bonekanya yang besar. Sedikit anteng dengan pemikirannya, Beomgyu rasa ini adalah kesempatannya.
"Ah, Beomie lapar. Junnie sudah makan? Ayo kita makan bersama." pertama tama, mari pastikan Yeonjun mengisi perutnya.
Mendengar ucapan Beomgyu, Yeonjun otomatis melirik ke nakas, dimana makanan yang Hoseok siapkan belum ia santap. Kembali menatap Beomgyu, si little lagi lagi menolak.
"Pelgi..."
"Kenapa? Beomie ingin makan dengan Junnie. Ayo kita makan bersama..." Beomgyu ikut menunjukkan wajah sedih, berharap mendapatkan simpati dari Yeonjun. Di hari normal, biasanya si little sangat bersemangat jika makan bersama Beomgyu, mereka suka berebut makanan makanan manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daily Space
FanfictionKeseharian Yeonjun bersama Soobin. Bagaimana kalau si little datang lagi?! Sequel 'Emotional ; Space' Soob!!top Jun!!bott Jangan salah lapak... Happy reading~