the house

135 14 2
                                    

  OO1 – The House

       Tring
        Tring ...

   Wanita paruh baya dengan badan kurus jenjang itu berlari menuju telfon yang berbunyi diruang tamu keluarga besar itu, seluruh keluarga besar itu tengah makan pagi di ruang makan di taman bunga mereka.

     “Hallo, kediaman Tuan Hills” katanya halus.
     “Selamat pagi, kami dari pihak RSJ Ivan Karl. Kami menemukan psikiater pribadi untuk nona Wensterla... Tuan Jo sudah berangkat menuju kediaman anda... ” ujar seorang perawat dari RSJ itu. Wajah pelayan itu tersenyum sebelum membalas lagi dengan pelan.

    “Wah itu kabar baik, terimakasih atas infonya... Saya akan infokan kepada tuan besar. Kami menunggu tuan itu datang dengan hangat” telfon ditutup, dia melanjutkan pekerjaan nya.

   “Siapa Bu Meskel?” tanya pelayan muda.
  “Psikiater baru nona... Siapa lagi?”
   “Ya benar, ya baiklah” balas nya


                                    .....

     “Selamat datang Monsieur, maaf perjalanan mu pasti sangat jauh dari pusat kota ke perumahan ini” sambut pria dengan stelan hitam.

   “Terimakasih tuan, saya hanyalah menjalankan tugas ... Saya senang bisa kemari untuk membantu nona Wensterla” ujar Joerell Hans Servels.

    Ditengah percakapan mereka, wanita itu menatap Jo dengan tatapan kesal. Dua pelayan menahan dirinya. Jo mendekat, menatap wajah marahnya.

  “Selamat malam nona Wensterla. Saya Joerell, pesuruh anda yang baru”

  “Ah kau pasti orang yang juga berpikir aku gila...? Sungguh aku tidak butuh kau!” ujar nona itu sombong.

  “Saya tidak pernah berpikir nona gila... Nona salah paham tentang saya”

  Tanpa mengucapkan apa apa, Wensterla berjalan melalui nya. Tuan Cas menyentuh pundak Jo pelan.

   “Maafkan kami atas sikap nona, nona memang begitu...”

  “Begini tuan Jo, sesuai dengan permintaan  Marie selaku ibu angkatnya dan juga sepupu dari almarhum ibunya. Dia ingin Wensterla menikah dengan anak dari sahabatnya di Eleven Pargh. Bisakah anda membujuk nya untuk bertemu dengan pria itu lusa ini? Aku mohon cobalah mengendalikan dia” nada suara Tuan Cas menyentuh hati Jo. Seakan tulus sekali Tuan Cas sayang pada Wensterla.

  Jo mengangguk. “Baik saya akan mencoba yang terbaik”

   Mereka berjalan menyusuri rumah besar itu. Menuju sebuah kamar yang terletak persis di samping kamar nona Jeannete. Kamar ini terhubung dengan kamarnya karena memiliki pintu untuk masuk ke kamar nona W.

   “Nona terkadang suka menangis. Kumohon bantu dia... ” setelah menunjukan kamar dan menjelaskan segalanya. Tuan Cas pergi meninggalkan Jo dikamar itu. Kamar nya cukup luas, dan bersih.

  “Saatnya ganti baju... Ini akan melelahkan untukku” Jo membuka jas dan kemeja nya.

   "Tolong! Tolong saya!! Jangan ambil nyawa saya!” teriakan wanita itu melengking. Jo  langsung berlari ke pintu yang menghubungkan nya dengan kamar nona Wensterla.

  “Ada apa? Kenapa berteriak?!” ujar Jo juga panik. Nona Wensterla membulatkan matanya melihat Jo. Lalu dia menangis membuat Jo mendekat kesana untuk bertanya.

  “Kenapa nona menangis?! Nona ada apa?” Jo menyentuh tangan nya untuk menenangkan nya.

  “Saya melihat mereka setiap malam ingin mengajak saya ke neraka” ujarnya sedih. Dia memeluk Jo secara tiba tiba membuat Jo terkejut. Tadi wanita ini bisa bersikap tidak suka kenapa tiba tiba dia menjadi begini.

 Issues [ Wendy ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang