14

965 254 21
                                    

"Ci shani Kenapa kak?" Ara datang bersama Chika. Menghampiri Anin yang sedang membuat teh. Dan Ara langsung bertanya saat melihat Gracia sedang membasuh Tangan Shani di Wastafel.

"Luka, ke- Iris Pisau tadi waktu motong Kue" Jawab Anin Tanpa menatap dua Manusia di samping nya.

Chika Mengerti, Memandang Sisca – Sekarang sedang Sibuk Memotong Kue itu. Seperti nya Mengambil alih Tugas Shani.

"Kalian Udah selesai Kelas belajar nya?"

"Tadi tuh di udahin mendadak kak. Soalnya kek ada Suara Ledakan gitu di tempat kak Gaby, gak lama kak gaby Nerima nelfon dan Selesain Kelas kita sebelum waktunya" Chika menceritakan kejadian saat Meeting Zoom Class bersama Gaby lewat Proyektor.

"Mana lagi Muka Kak Gaby kayak Panik gitu. Sampe lupa nge- End Zoom nya, malah langsung pergi gitu aja. Jadinya Indah manggil Ceu Eli buat matiin Zoom tadi" Timpal Ara.

Sisca beranjak Dari posisinya, membawa Piring Bolu Coklat itu kehadapan Anin.

"Taroh Mana Nih Nin?"

Anin menaikkan kepalanya, "Taroh aja Di meja ruang Tv Sis"

Bukan nya pergi, Sisca malah meletakan Piring itu dimeja tempat Anin membuat Teh,

"Bareng Teh nya ajalah" Sisca melirik tubuh Chika dan Ara di depan nya.

Ara mengambil Dua Potong Bolu itu, lalu memberikan bagian satu lagi pada Chika.

"Sariawan Bibir kamu udah Mau sembuh tuh Chik keliatan nya" Anin memperhatikan Luka Chika yang mengering itu.

"Iya kak, Syukur deh" Bukan Chika Yang menyahut. Melainkan Ara. –Chika hanya tersenyum manis seraya menatap Ara.

Sisca Tersenyum Miring, "Ah, Palingan Itu bukan Sariawan kan?"

Ucapan Sisca membuat Chika menghentikan Kunyahan nya, dan Ara Langsung menggenggam Erat Jari Jempol Chika di samping nya.

"–Kalo aku liat di Series Thailand. Luka di Bibir Chika Tuh akibat digigit gitu sama lawan nya...." Jelas Sisca Dengan Wajah Jahilnya.

"Maksud Kamu Apa Sih Sis?" Tanya Anin.

Dada Chika dan Ara Tiba-tiba berdetak kencang. Hawa Di Ruangan Ini seketika Terasa Sangat panas.

"Di drama kan biasanya Dua Orang Pemain Utamanya terlibat Cinta tuh. Terus pasti ada Kissing Romantis. Kalo adegan Kissing nya Agak Agresif gitu. Napsuan banget lah istilah nya, pasti salah satu Pemain nya tuh kek gak sengaja Gigit bibir lawan nya sampe berdarah–" Sisca Bercerita Heboh, Lalu menunjuk Chika Dengan telunjuknya.

"—Terus Luka deh. Luka nya Bakal ngebekas kek Sariawan nya Chika!" Selesai Bicara,

Sisca menyadari Tubuh kedua orang itu tampak menegang.

"Jangan tegang gitu euy!" Sisca mencolek tubuh Ara dan Chika sembari mengedipkan sebelah matanya,

"Atau jangan-jangan, Luka dibibir Chika emang–"
























"—Ya gak mungkin lah Sisca! Sama siapa juga Chika bakal ngelakuin itu. Di Asrama kita kan gak ada Cowok. Si Juno? Setau aku dia setia, masih Ngincer Indah. Itupun terakhir kali Juno ke asrama, 2 bulan lalu. Aneh-aneh aja kamu tuh ya!" Sambar Anin begitu saja.

Juno, Laki-laki berusia 19 tahun, berparas Rupawan, dengan bulu-bulu halus tipis menghiasi dagu hingga rahang tegasnya. Bekerja satu kantor Dengan Gaby. Biasa nya dia Ke asrama Ini jika ada kerusakan Listrik atau barang-barang elektronik lain nya.

"Yang lagi bahas bang Juno siapa juga sih Nin! Tapi nih ya, jangan salah, Kalo Kissing mah Gak mandang lawan Gender. Sama siapa aja bisa Loh Nin!" Protes Sisca

"Otak kamu tuh udah gak Bersih lagi. Kepenuhan sama be-al Be-el ga jelas!" Anin mendorong kening Sisca pelan dengan jarinya. Anin beralih untuk mengangkat Satu Teko Teh dan beberapa Gelas di Atas Nampan yang akan ia bawa ke Ruang Tv.

"Udah yuk. Mending bawa Ini ke sana. Oh iya, Chika, Ara. Bisa bantu aku bawa sisa Gelas itu" Anin berjalan duluan, di ikutin oleh Sisca pula yang membawa 2 piring Bolu.

Chika dan Ara masih Terdiam di Posisinya. Terlalu Shock dengan Perkataan Sisca yang hampir membuat mereka seperti akan kehabisan darah.

Detik berikutnya, Chika dan Ara saling melempar pandang.

"Bang Juno? Yang bener aja! Pfft!" Bisik Chika menahan tawa. Kemudian tertawa bersama Ara.

Chika mengalungkan Tangannya di Lengan Ara. Kemudian meraih 3 gelas yang ada di atas Meja itu. Lalu mereka Pergi dari Dapur menyusul yang lain.




















Kelopak mata Chika begitu saja terbuka dari Tidur nya di waktu malam ini. Tatapan Chika pertama kali mendapati Sosok Ara yang tertidur Pulas Di samping nya.

Perut Chika Merasa Tidak enak. Segera Chika menarik tangan nya yang saat itu melingkar di perut Ara —lebih tepatnya berada Di dalam Baju Ara, Memeluk Perut rata Gadis Berponi itu selama Tidur.

Perlahan Chika menggoyangkan tubuh Ara agar bangun. Namun tidak berhasil.

Dengan wajah Menahan Rasa Mules. Chika  menyunggingkan Senyum Miring. Jemari lentiknya mengusap-usap dan memainkan Bibir Pink Ara yang sedikit mengatup itu.

Chika cemberut kala Ara tidak Juga bangun Dari tidurnya. Karena tak ada pilihan lain lagi, Chika menjatuhkan Kecupannya pada Bibir Ara beberapa kali.

"iiihh Ara! Bangun!" Lirih Chika Mulai Kesal.

Chika mendengus jengah. Menjatuhkan Tubuh nya di kasur lagi. Dan kembali memeluk Ara.

"Raaa..." Bisik Chika dikuping Ara. Tidak berharap kali ini Ara akan Bangun. Ia sudah menyerah.

"Iya kenapah?" Ara tiba-tiba bersuara dan membuat Chika kaget.

Chika bangkit Dari Tidurnya, menahan tawa saat melihat kedua bola mata Ara membulat seperti habis Terkejut dan bangun dengan Tiba-tiba.

"Temenin ke kamar mandi" Ujar Chika bersuara agak merengek.




















"Yessica!" Panggil Ara Melihat Chika malah berhenti sambil memandang Ke Arah ruang belajar.

Chika menyengir kala Ara memanggilnya. Lalu berlari kecil menyusul Ara yang ternyata sudah Lebih dulu langkah nya.

"Katanya mau ke Wc. malah Bengong di sana"

"Sering banget tau aku liat Ci Shani sama Ci Gre Malem-malem berduaan diruang Belajar" Ucap Chika melingkarkan Tangan nya di lengan Ara dan lanjut berjalan menuju Kamar Mandi.

Untuk kesekian kalinya Chika tak sengaja Mendapati Shani dan Gracia diruang belajar –Hanya Berdua Saja, Di jam begitu Larut.

Seperti tadi, Chika melihat Keberadaan Shani dan Gracia akan masuk ke dalam Ruangan Baca. Aneh nya, gelagat mereka seperti waspada sebelum akhirnya mereka menutup Pintu Ruang Baca Dengan begitu pelan agar deritan nya tak terdengar.

"Iya gitu? –Ambis bareng-bareng, bagus dong, Chikaa" Respon Ara. Wajah Bantal nya tampak Lucu.

"Ya tapi gak jam Setengah Dua malem juga kali, Araa...."
































































--TBC-- 270622

yeay libur dua bulan!!!

Chance Back?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang