"Kamu hanya akan mendatangkan cacian untuk keluarga kita, Indira!"
.
.
."Sadar, Rangga! Gadis putih itu tidak akan menjanjikan apa pun untuk hidupmu!"
"Tapi Rangga mencintai Indira, romo!"
"Tahu-menahu apa kamu tentang cinta??"
Rangga menunduk untuk menghirup udara, lalu tersenyum menantang ke arah orang tuanya. "Tidak akan ada manusia lain, atau bahkan Rangga sendiri jika Adam dan Hawa tidak saling mencintai."
"Manusia terlalu mengkotak-kotakkan segela hal hanya untuk alasan yang sebenarnya tidak masuk akal!"
"JAGA BICARAMU GUSTI RADEN MAS RANGGA!"
.
.
."Saya sangat menyukai pantai kalau kamu tahu."
Indira menoleh sebelum bertanya. "Kenapa?"
"Pantai sangat dekat dengan senja. Jika Tuhan mengizinkan, saya ingin dikebumikan di sini." Rangga mengucapkan itu dengan tidak melunturkan senyum tipisnya juga matanya yang berbinar.
"Kembalilah ke bumi bersama ku, raden ...."
.
.
.━─━─━──•✵•──━─━─━
Note! :
❁ཻུ۪۪⸙͎ Dialog di atas belum tentu muncul
dalam part cerita ini ya cuy..
.
.First of all gwehh mau bilang tenggyuh sama ma lopli menara_sutet karena ngasih banyak bantuan dan support sangat besar buat gwehh bikin cerita ini 😭❤. Gak lupa gwehh juga berterima kasih sama kalian yang baca cerita ini. Coba kasih tau gwehh , tau cerita ini dari mana?. Hope u like it ya cuy! Mengingat ini 1st storry Kepin, dimohon dengan sangat maklum dan koreksinya yaa! Thks and enjoy!
Gwehh saranin bacanya sambil dengerin playlist ini biar dapet feel yang
+++ ❤Gak minta uang, cuma minta vote dan komennya 🛐.
YOU ARE READING
𝑼𝒏𝒕𝒖𝒌 𝑴𝒂𝒔𝒂 [On Going]
Historical FictionHanya karya tanpa arti dari wanita rapuh yang mencintai prianya dengan lara. . . . "Untukmu, maha karya Tuhan pengagum senja." 📌Read dis! : • Ma 1st story • Bukan real story • No plagiarism, babe! • No complain tentang cerita yang gak sesuai...