Choi Wijae pov
Aku terlonjak kaget setelah mendengar kabar terbakarnya markas alfa one. Kabar ini terdengar aneh, bagaimana mungkin alfa one bisa seceroboh itu, dan perkiraanku markas itu dibakar secara sengaja. Pengawasan yang ketat dan teknologi yang canggih merupakan alasan yang kuat bahwa tidak mungkin markas ini terbakar tanpa sengaja.
Tapi yang lebih mengagetkanku adalah saat kapten beta two menggumumkan bahwa sebagian agent alfa one akan dipindahkan ke markas ini. Hebat bukan? Agent alfa one yang terkenal akan kehebatan mereka akan dipindahkan kemarkas ini. Dan aku dengar - dengar dari Hyun Woo sunbae bahwa WIS lah yang akan masuk kemarkas ini. Seluruh anggota beta two sudah tidak sabar menunggu kedatangan mereka, begitu pun aku.
**************&**************
Song Hyun Mi pov
"Kapt! Yang benar saja! aku tidak main-main." protesku terhadap keputusan kapt. Ini tidak adil, bagaimana bisa aku masuk ke beta two? Well, bukannya merendahkan, keunde ...
"Begitu pun aku Hyun Mi-ya. Aku tidak main - main. Apa salahnya bekerja dimarkas beta two? Toh tujuan kalian sama kan ? Dewasalah sedikit. " ujar kapt lalu meninggalkanku. Boe? Dewasa? Kurasa 19 tahun sudah bisa dibilang dewasa. Cajingna cinca !!
"Hyun Mi-shi, ada kasus untukmu. Ini berkasnya, kau tidak keberatan kan ?" tanya seorang sunbae sambil memberikanku map hitam yang tebal. Sebenarnya ini bukan saat yang tepat untuk membicarakan kasus baru, tapi mau bagaimana lagi. Setidaknya aku bisa melupakan kenyataan bahwa aku masuk beta two untuk sementara. Ya, semoga hanya untuk sementara. Hfftt...
"Ya, kasus apa ini?" tanyaku lesu sambil membuka map.
"Seorang menteri diduga menggelapkan uang dalam jumlah yang besar." jawabnya.
"Korupsi? Hmm... "
"Dia punya seorang anak laki-laki yang masih sma. Kau bisa menyamar menjadi anak sekolah dan mendekatinya. Kalau kau mau? " ujarnya berharap.
"Bukan masalah. Siapkan saja semuanya dan serahkan padaku. " ujarku menyombongkan diri.
"Kau memang bisa diandalkan, sayang sekali kita tidak akan semarkas lagi. " lanjut sunbae. Aigooo.. Kemanhe cebal... Kepalaku tambah pusing kalau mengingat itu.
"Aku pergi dulu." ujarku lalu membungkukkan badan. Mungkin aku butuh udara segar sekarang. Ah! Mungkin aku bisa menemuinya, ini hari Kamis bukan?
Setelah perjalanan selama setengah jam, akhirnya aku sampai juga dilapangan basket outdoor sebuah sma terkenal di Seoul. Aku bukan mau mengerjakan kasus, bukan. Aku disini untuk mencari udara segar dan untuk melihatnya. Ya, dia. Seseorang yang ingin kupeluk erat selama hampir lima tahun ini. Namun, tidak mungkin, tidak bisa. Terlalu beresiko dan berbahaya. Wajahnya masih sama, calsenggyoso... Uri namja.
***********&*************
Hyun Mi pov
Keesokan harinya ...
"Ini barang - barangmu. Seragam, buku, semuanya ada disana. Oh ya! Hari ini kau akan pindah ke beta two bukan?" kata seorang sunbae.
"Aku pergi dulu. " ujarku lalu mengambil kardus penuh dengan barang - barang yang kuperlukan dalam kasus ini.
"Hyun Mi-shi !!!! Kau belum men.."
"Jangan dibahas, tidak penting." teriakku lalu kabur, siapa tau sunbae marah, bisa - bisa habis diceramahi aku. Tapi sunbae duluan yamg mencari masalah, pagi-pagi sudah buat bete orang saja.
"Toilet, mana toilet." gumamku pada diri sendiri. Setelah berganti baju aku berdiri didepan kaca untuk merapikan penampilanku. Ini bukan pertama kalinya aku menyamar sebagai anak sma. Sudah biasa.
"Anyoenghaseyo, jeiremeun Shin Hena-imnida. Panggap simnida." ujarku didepan kaca. Shin Hena, nama yang tidak buruk. Iya, itu nama samaranku. Sebenarnya aku sudah pernah menggunakan banyak nama, dari nama yang bagus hingga nama yang terdengar aneh, seperti : Han Hara, Kim Naeun, Boom boyoung, Song Surri, dan masih banyak lagi. Karena saking banyaknya, aku pernah lupa namaku sendiri. Memalukan. Ok, back to the topic, sekarang aku harus bergegas menuju salah satu sekolah di Seoul, dari nama sekolahnya sepertinya ini sekolah elit. Fighting Hyun Mi-ya !!!!!
Setelah sampai disekolah dengan bangunan megah ini, aku langsung menuju ruang guru. Well, benar saja kalau menteri ini korupsi, biaya untuk masuk sekolah semegah ini pasti banyak. Memang berat mencari nafkah, sampai-sampai segala cara dilakukan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Dunia memang berat yah. *curcol
"Apakah kamu yang namanya Shin Hena? Anak baru itu?" tanya seorang wanita yang perkiraanku berumur 30an. Aku rasa wanita ini sedang terburu-buru atau mungkin ada masalah. Tangannya yang tak bisa berhenti bergetar dan keringat di dahinya juga bola mata yang tak bisa fokus pada satu hal menunjukkan kalau dia berada dalam situasi tertekan.
"Chogi, apakah ibu tidak apa -apa ? " tanyaku penasaran.
"Ne, cho keunchanayo." balas wanita ini sambil mengelus tengkuknya. Bohong. Dia berbohong, sudah hal biasa bagi kami, para agent untuk membaca situasi seseorang. Sudahlah, bukan urusanku juga.
"Ayo saya antar kekelas kamu." ajaknya. Aku mengikuti wanita ini hingga akhirnya berhenti disebuah pintu kaca. Jangan heran, sudah kubilangkan sekolah ini elit. Ia masuk kedalam ruangan, begitu pula aku. Riuh dan sorak-sorak terdengar saat aku memasuki kelas ini. Aku memperhatikan kelas ini dan mendapati apa yang kucari. Jo Minhyuk. Seorang anak laki-laki dengan earphone dan buku didepannya. Ia terlihat sedang menulis sesuatu, hmm sepertinya bukan menulis melainkan menggambar. Ia menggambar susuatu yang tidak terlihat jelas dari jarak pandangku. Ibu guru mempersilahkanku untuk memperkenalkan diri.
"Anyoenghaseyo jeireumen Shin Hena-imnida. Panggap simnida. " ujarku dengan suara yang dibuat-buat seperti anak kecil. Aku mengibaskan rambutku dan memberikan senyuman terbaikku. Yah, asal kalian tau, hal pertama yang harus aku lakukan adalah mendapatkan perhatian semua orang dikelas ini, termasuk dia. Setelah mendapatkan perhatiannya, aku harus mendekatinya lalu menggali semua informasi tentang ayahnya. Mudah bukan? Yah, mudah untuk dikatakan tapi tidak untuk dilakukan. Tidak semua laki-laki mempan dengan jeratanku. Hahaha... Yah sepanjang ini belum ada yang menolakku sih.
Bu guru menyuruhku untuk duduk tepat dibelakang Minhyuk. Terimakasih bu, kau membuat rencanaku semakin mudah. Aku menepuk bahunya hingga membuat dia menoleh kebelakang .
"Aku Shin Hena, panggil saja Hena. " ujarku dengan senyum merekah dan uluran tangan.
"Aku Jo Minhyuk. Kamu bisa panggil aku Minhyuk." balasnya juga dengan senyuman. Aku menatap matanya dalam dan menemukan ketertarikan disana, senyumnya pun merekah. Haha! Gotcha! Ok Hyun Mi, game on.
*************&************
Hai readers ;) , part 4 wasoo... Mian kalau updatenya lama. U know lah, there are a lot of things to do in the real world. Semoga nggak bosen bacanya yaw. Happy reading dan jangan lupa vomment yaw. Love and hug from ms.choco.-keunde:tapi
-cajingna:menyebalkan
-kemanhe:berhenti
-cebal:tolong
-calsenggyoso:keren atau ganteng
-jeireumen:nama saya
-panggap simnida:senang berjumpa dengan anda
-ne:ya
-keunchanayo:baik - baik saya
-cho: saya
-chogi:itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret agent couple
Teen FictionPertemuan yang awalnya biasa - biasa saja berubah menjadi luar biasa. Yang awalnya menyebalkan berubah menjadi menyenangkan. *Choi Wijae* Pertama kali aku melihatnya, kupikir dia masih sekolah. Bukan salahku, memang tubuhnya saja yang masih immature...