28 Juli 2015
Tuk tuk tuk...
Jangmi masih berkali – kali mengetukkan ujung bolpoinnya pada meja di hadapannya. Buku tulis di depannya pun sudah tidak berbentuk. Sepertiga halaman yang terbuka menunjukkan coretan – coretan tak berarti dari tangannya.
Jangmi menguap. Baginya penjelasan dari dosen Sejarah dan Filsafat Sains itu sangat tidak menarik. Berkali – kali Jangmi melirik jam tangannya, berharap kuliah ini segera berakhir.
Tes. Tes.
Jangmi melirik ke arah jendela kaca yang berada tepat di sebelahnya. Matanya menangkap tetesan hujan yang mengalir di baliknya.
Jangmi tersenyum. Hujan pertama di tahun ini. Matanya menerawang jauh ke seberang lapangan luas di depan gedung itu. Seperti menangkap seorang lelaki yang berdiri disana membawa payung dan sedang tersenyum padanya.
"Hey Jangmi." Seseorang menyentuh lengannya. Jangmi menoleh. Dia Dani, temannya.
"Apa?" tanyanya yang merasa sedikit terusik dengan panggilannya.
"Nanti antarkan aku ke mall ya. Aku mau membeli sesuatu." Pinta Dani.
"Mian Dani. Aku ada janji sepulang kuliah ini." Jawabnya. Ia nampak sedikit kecewa. Tapi, kemudian Dani mengangguk tanda memaklumi.
*
28 Juli 2014
15 : 00
Jangmi menunggunya di meja di pojok ruangan ini. Ini kedai favorit mereka. Dirinya melirik ke arah jendela. Di luar sedang hujan lebat. Berkali – kali dia melihat jam di tangannya.
Tadi mereka berjanji akan bertemu pukul 3 sore ini. Dan sekarang ia terlambat setengah jam. Tidak biasanya ia terlambat seperti ini. Rasanya Jangmi ingin marah.
Bagaimana mungkin ia terlambat di hari yang penting seperti ini?Jangmi menatap tart mungil di hadapannya.
Ini adalah hari jadi mereka yang ke 4. Ya, Jangmi dan Yoongi – lelaki yang sedang dia tunggu itu – adalah sepasang kekasih. Dan ini adalah tahun keempat mereka bersama.
Apa dia terjebak hujan?
Tetapi kenapa ia tidak memberitahunya kalau ia terlambat atau mungkin tidak bisa datang karena hujan?
Jangmi menyerah.
Sudah 2 jam dirinya duduk di tempat ini. Tapi, lelaki itu tidak kunjung datang.
Berkali – kali Jangmi mencoba menghubungi lelaki itu.
Tetapi nihil. Ia bahkan tidak menjawab telpon Jangmi.
Jangmi menatap tart itu dengan meringis.
Lilin 4 tahun mereka bahkan belum menyala. Tiba – tiba perasaannya menjadi sakit.
Jangmi benar – benar marah.
Gadis itu akhirnya memutuskan mengambil tas tangan dan beranjak pergi. Meninggalkan tart naas dan lilin yang mengejeknya.
Dan Yoongi, lelaki itu tidak pernah datang, memberi kabar ataupun memberi pesan lagi padanya.
*