Berbeda dengan Mila yang mau menerima perjodohan itu Kevin justru menolak keras. Ya tentu saja ia menolak, pria tampan itu terlalu mencintai kekasihnya dan sangat tak mungkin ia akan menerima perjodohan tersebut. Namun bukan Rahayu namanya jika tak bisa memaksa sang putra untuk meninggalkan Anggia.
"Putuskan hubunganmu dengan Anggia, apa yang mau diharap dari perempuan itu Kevin. Dia saja tidak menunjukkan keseriusannya, kamu tidak punya masa depan bersamanya" ucap Rahayu.
"Tapi aku mencintainya mah" sahut Kevin.
"Cinta yang tak ada masa depan?" ucap Rahayu lagi.
"Benar apa yang mamamu katakan Vin. Lagi pula Mila cantik, anaknya juga baik, tidak jauh berbeda dari Anggia" ucap Haris -papanya Kevin-.
"Dan adikmu bisa dekat dengan Mila. Tidak seperti dengan Anggia, perempuan itu terlalu menjaga jarak" ucap Rahayu.
"Mah..."
"Kalau masih mau bersama Anggia menikahlah, kalau tetap dengan status pacaran lebih baik sudahi semuanya Vin Mama gak mau kamu luntang lantung seperti ini" ucap Rahayu.Kevin terdiam, ia tak bisa menjawab ucapan sang mama.
"Bicara dengan Anggia. Kamu sebagai laki-laki harus tegas nak" ucap Haris.
"Ya pah" angguk Kevin.---
Jam makan siang Kevin dan Anggia bertemu keduanya makan bersama di sebuah restauran. Usai makan siang seperti biasanya Kevin akan mengantar Anggia kembali ke kantornya.
Dalam perjalanan Kevin sesekali menatap Anggia, menatap wajah cantik kekasihnya tersebut. Ia terlihat gelisah, dan bingung harus memulai dari mana ceritanya.
"Kenapa yank?" tanya Anggia, ia mengusap lengan Kevin.
Di jalan yang cukup sepi Kevin menepikan dan menghentikan mobilnya.
"Kenapa?" tanya Anggia lagi.
Kevin menarik Anggia, ia mengecup bibir perempuan itu melumatnya dengan cukup kasar.
"Sayang kenapa sih?" tanya Anggia.
"Balas aku" desis Kevin.Anggia yang tenaganya kalah kuat pun membalas pagutan sang kekasih.
"Cukup" Anggia mendorong Kevin kala pria itu mulai melakukan hal diluar batas.
"Maafkan aku" ucap Kevin, ia mengusap wajahnya kasar.
"Kamu kenapa sih? gak biasanya kamu seperti ini" ucap Anggia seraya merapikan pakaiannya yang berantakan.Kevin kembali menatap Anggia.
"Mama benar aku pria dewasa, aku butuh dilayani, dan hanya seorang istri yang bisa melakukan itu" ucap batin Kevin.
Anggia merasa heran dengan Kevin.
"Hei kenapa?" tanya Anggia lagi.
"Kita menikah" ucap Kevin, ia menggenggam erat jemari Anggia.
"Menikah?" Anggia merasa terheran-heran dan kaget karena dengan tiba-tiba kekasihnya tersebut mengajaknya untuk menikah.
"Ya. Kamu mau kan?" ucap Kevin.
"Yank kamu tau sendiri aku belum siap, kamu juga tau apa alasanku" ucap Anggia.Kevin menarik nafas cukup panjang lalu menghembuskannya sedikit kasar.
"Mama papaku minta ketegasan darimu, kalau dalam waktu dekat kita tidak menikah aku diminta untuk menyudahi hubungan ini, mereka bahkan sudah menyiapkan seorang perempuan untuk aku nikahi" ucap Kevin.
"Kamu mau dijodohkan begitu? mau meninggalkanku?" Anggia menatap tajam Kevin amarah terlihat di matanya.
"Ya..." angguk Kevin.Anggia tersenyum kecut dan sinis.
"Childish sekali orang tuamu, bukankah mereka tau kamu tengah bersamaku, bagaimana bisa sekarang mereka mau menjodohkanmu dengan perempuan lain" omel Anggia.
"Bukan childish yank, hanya saja mereka minta kepastian dari kita. Lagi pula aku pikir apa yang mama katakan ada benarnya, aku pria dewasa yang butuh seorang istri untuk melayani keperluanku" ucap Kevin.
"Seks maksudmu?" tanya Anggia kesal.
"Kamu tau betul apa maksudku" sahut Kevin.Anggia menatap Kevin ia menunduk seperti berpikir sejenak lalu kembali menatap wajah kekasihnya itu.
"Kalau kamu menginginkan itu dariku aku siap, ayo kamu mau membawaku ke hotel mana" ucap Anggia.
Kevin balas menatap Anggia ia tak menyangka kekasihnya itu akan dengan mudah memberikan tubuhnya.
"Ya seks memang penting dalam rumah tangga Anggia, tapi bukan itu point utamanya. Aku hanya ingin kita berkomitmen, berumah tangga. Kamu sebagai perempuan apa tidak ingin memiliki status yang pasti? tidak ingin memiliki status sebagai istri?" ucap Kevin.
"Aku belum siap untuk itu" ucap Anggia.
"Bagian mana yang belum siap? kita sudah sama-sama dewasa yank dan kita juga sudah cukup lama saling mengenal. Atau... kamu memang belum percaya sepenuhnya padaku?" Kevin menatap Anggia.
"Bukan seperti itu hanya saja..."
"Hanya apa? pilihannya sekarang adalah kita menikah atau sudahi semua ini" ucap Kevin dengan tegas.Anggia lagi-lagi tersenyum kecut.
"Menyudahi semua ini dan kamu memilih menerima perjodohan itu? menikah dengan perempuan yang tidak kamu cintai itu? terlalu kekanakan Vin" ucap Anggia marah.
"Aku hanya ingin yang terbaik untuk kehidupanku Anggia" sahut Kevin.
"Dan harusnya kamu bisa tegas pada orang tuamu untuk tetap bertahan bersamaku" ucap Anggia marah.
"Tetap dengan hubungan tanpa kejelasan ini? di mana-mana perempuan itu minta status yang jelas tapi kamu... kamu justru menolak" Kevin tersenyum kecut.
"Baik kalau itu pilihanmu. Kita sudahi semuanya, selamat tinggal" Anggia turun dari mobil Kevin.Kevin terperangah ia tak mengira Anggia menolak permintaannya untuk segera menikah, ia pikir dengan pilihan yang ada Anggia akan setuju dan mereka akan tetap bersama, namun pada kenyataannya perempuan itu lebih memilih perpisahan.
Kevin tak berusaha mengejar, ia pikir ia akan mencari waktu yang tepat untuk kembali bicara dengan kekasihnya tersebut dan memperbaiki semuanya.
"Aku sangat mencintaimu Anggia, aku gak ingin perpisahan ini" ucap batin Kevin.
❤❤❤
4
5 mei 2022