11. Action

426 58 5
                                    

Kesetiaan dan pengorbanan.
Dua hal yang mudah di ucapkan namun sulit di lakukan (1/4)

ILY from 195 Countries

•••

"Aku tak bisa duduk diam seperti ini, aku harus kesana!"

Hoseok refleks memegang tangan Jungkook saat pemuda itu bangkit dan nyaris pergi.

"Jangan gegabah!" -dan memaksa si muda Jeon untuk duduk kembali di tempatnya.

"Jangan bertindak seolah Taehyung tidak akan selamat. Dia pasti bisa bertahan dengan caranya. Penculikan ini sangat mencurigakan, Chanyeol memberitahumu tempat Taehyung di sekap dan kau patut waspada. Kita tidak tahu apa rencananya atau jebakan apa yang sudah disediakannya disana. Tahan dulu, kita sedang membuat rencana, oke?"

Jungkook benar-benar tak mampu berpikir jernih, otaknya arus pendek, ia hanya takut disana Taehyung di sakiti oleh Park Chanyeol.

Si pantek itu, Jungkook tahu seperti apa kejamnya Chanyeol. Pria itu terlalu terobsesi gila pada kekasihnya, Park Chanyeol terlalu mencintai Bae Irene, sepupu Jungkook. Hingga saat kehilangan Irene, ia menjadi seseorang yang kehilangan hidupnya sendiri.

Menyalahkan keadaan, menyalahkan semua orang juga menyalahkan dirinya sendiri.

"Kau tenang Jungkook. Chanyeol tak akan melakukan apapun, dia mengincarmu, bukan Taehyung." Ujar Jimin ikut menenangkan.

"Tapi Chanyeol tidak waras. Dan sekarang Taehyung bersamanya, Taehyungku!"

Entah sadar atau tidak, atas apa yang baru saja Jungkook katakan. Namun semua teman-temannya yang mendengar itu, benar-benar dapat merasakan ketakutan nyata seorang Jeon Jungkook. Ketakutan yang tak pernah ditunjukan pemuda itu pada mereka selama ini.

..

Pukul dua belas malam, lima jam setelah Taehyung diculik.

Jungkook berjalan hati-hati menyusuri sebuah bangunan tua seperti bekas rumah sakit, sebuah tempat yang Chanyeol katakan. Tempat kumuh dengan pencahayaan yang minim. Jungkook semakin memikirkan nasib Taehyung, lelaki itu mungkin tengah amat ketakutan.

Langkah kakinya berusaha untuk sama sekali tak menimbulkan suara, sementara di sisi lain yang tersembunyi, Jimin dan Lucas ikut memantau Jungkook. Juga Bangchan yang turut andil memberi informasi dari jarak jauh menggunakan earphone kecil yang Jungkook gunakan di sebelah telinganya.

Jungkook terus masuk kemana pun insting membawa dirinya, hingga cahaya semakin hilang, kegelapan semakin pekat, Jungkook tetap melangkah tanpa suara, sampai tepuk tangan dengan tempo yang lambat terdengar begitu kentara.

"Bagus! Bagus Jeon Jungkook. Bagus kau menuruti perintah ku untuk datang."

Demi apapun, ruangan dimana Jungkook berdiri sekarang teramat gelap gulita. Jungkook bahkan tak tahu dari arah mana Chanyeol berada. Namun ia meyakini pendengarannya, deru napas yang terasa, juga langkah kaki Chanyeol.

"Tapi aku tak sebodoh dirimu. Jimin dan Lucas, dua ingusan itu sudah di bereskan anak buahku. Bahkan teman si peretas amatirmu tak lagi berdaya. Kau sendirian Jeon, benar-benar sendirian."

Suara Chanyeol terdengar begitu berat dan dalam, begitu penuh dengan rasa kebencian. Jungkook sudah sangat menyesali satu hal, ia tak seharusnya membiarkan sepupunya jatuh pada orang seperti Park Chanyeol. Tak seharusnya.

ILY from 195 CountriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang