💛 Happy reading 💛
Matahari bersinar dengan hangatnya di hari pertama musim semi, hari yang ditunggu-tunggu oleh seorang gadis berusia sepuluh tahun. Burung pun berkicauan, semilir angin masuk ke dalam ketika gadis itu membuka jendala kamarnya.
"Wah! Ibu lihat! Musim semi telah tiba!" serunya antusias.
Hanya dengan pakaian tidur kuningnya, gadis itu berlari keluar rumah. Ia sangat menyukai musim semi, karena bunga dan pohon bermekaran. Mekarnya bunga yuchae dan pohon cornelian cherry flower merupakan hal yang ditunggu oleh gadis itu. Ia sangat menyukai warna bunga dan pohon tersebut karena warnanya yang cerah.
"Seul-gi! Cepat masuk, kau harus sarapan dulu!" panggil sang ibu dari dalam rumah.
"Sebentar, Ibu! Aku masih ingin bermain dengan tamanku!"
Keluarga Kang memiliki sebidang tanah yang dikhususkan untuk menanam berbagai macam tumbuhan. Salah satunya adalah bunga dan pohon kesukaan Seul-gi. Walaupun hanya mekar saat musim semi, gadis itu tidak pernah lalai dalam merawatnya.
Bibir ranumnya melengkung dan dengan hati yang gembira, Seul-gi memeluk pohon kesukaannya. Namun, tiba-tiba seorang wanita berjubah hitam datang menghampirinya.
Seul-gi menatap lekat wanita itu, tidak pernah ia lihat rupanya selama ini. Seul-gi juga melihat ada kabut gelap yang mengelilingi wanita itu. "Siapa kau?" tanyanya.
Alih-alih menjawab, wanita itu justru berkata, "ternyata ini putri kesayangan Kang Su-jin."
"Kau kenal ibuku?" tanya Seul-gi yang sama sekali tidak takut dengan wanita itu, padahal sudah jelas bahwa wanita itu tidak baik. Terlihat dari wajahnya yang mengerikan, walaupun terdapat seutas senyum di sana.
"Tentu saja kenal, aku juga kenal dengan ayahmu," jawab wanita itu.
"Kau pasti mencari orangtuaku 'kan? Tunggu sebentar, aku akan panggil mereka," ucap Seul-gi hendak masuk ke rumah, tapi dicegah.
"Jangan! Aku ke sini ingin menemuimu, kau tidak ingat denganku, sayang?"
Dengan yakin Seul-gi menggeleng. "Apakah kau nenekku?" tanyanya polos.
Raut wajah si wanita langsung berubah. Pertanyaan Seul-gi kecil hampir membuat emosinya meledak, jika saja ia tidak mengingat tujuannya datang kemari.
"Aku bukan nenekmu."
"Tapi mengapa wajahmu terlihat seperti nenek-nenek?"
Gadis sialan! Beraninya dia mengejekku!
Wanita itu menghela napas, berusaha mengontrol emosinya. Jika dia kehilangan kendali, maka semua rencana yang ia susun bertahun-tahun akan hancur.
"Sudahlah, itu tidak penting," ucapnya seraya mengeluarkan bungkusan hitam dari tasnya, "karena musim semi telah tiba, aku ingin membagikan stroberi dari kebunku? Kau mau?"
Mata Seul-gi berbinar ketika mendengar kata stroberi. Ia sangat suka dengan buah berwarna merah tersebut. Tanpa ragu, ia mengambil stroberi dari tangan wanita itu.
"Wah! Stroberinya besar sekali!" seru Seul-gi, "terima kasih!"
"Sangat suka ya?"
Gadis bermata monolid itu mengangguk.
"Kau bisa memilikinya," ucap wanita itu memberikan bungkusan hitam tadi, yang penuh dengan stroberi.
Seul-gi mulai melahap stroberi tersebut dengan nikmat, sambil duduk di bawah pohon favoritnya. Ah! Hari pertama di musim semi yang indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEART BLOOMS ✓
Fanfiction"Kau ... tidak takut kepadaku?" tanya gadis itu bersembunyi di balik gorden. "Tidak," jawab si pemuda dengan mantap. . . Cover credit. - Picture ctto, I took it from Pinterest. - Edit by me used Ibis Paint X, Phonto, and Polarr. © baeadoraa, 2022