💛 Happy reading💛
10 tahun kemudian ....
Seorang gadis berusia dua puluh tahun, duduk di kursi kesayangannya seraya memandang kosong ke arah jendela. Musim semi telah tiba, tapi hal itu tidak membuatnya senang. Justru kebalikannya, ia merasa hampa dan sedikit ada dendam dalam hatinya. Dendam kepada sosok pria yang membuatnya dikutuk oleh penyihir yang entah asalnya dari mana.
"Sampai kapan aku terjebak di tempat ini?" tanyanya kepada seekor burung hantu yang setia menemaninya selama ini.
Seminggu setelah dikutuk, burung hantu itu tiba-tiba datang ke rumah Seul-gi. Anehnya, burung hantu tersebut tidak lenyap saat Seul-gi menyentuhnya, tidak seperti yang dikatakan Jessica Kim sebelumnya. Bahkan burung hantu itu terlihat baik-baik saja. Apakah ini pengecualian terhadap hewan? Tapi Seul-gi pernah menyentuh kupu-kupu yang hinggap di jendela, dan hewan cantik itu lenyap menjadi abu.
"Hei, Luna ... apakah kau pernah membenci seseorang?" tanya Seul-gi kepada burung hantu tersebut. Ia menamainya Luna, karena bulunya yang berwarna gelap dan elegan.
Meskipun tahu Luna tidak bisa bicara, Seul-gi tetap bicara pada burung itu. Hanya Luna lah temannya saat ini.
"Aku sangat benci pria, terutama ayah—ah bukan ... maksudku Yu-hyeon. Aku sangat membencinya," ucap Seul-gi menatap selembar foto yang sudah ia coret-coret.
Seul-gi berjalan ke suatu ruangan. Ruangan yang ia gunakan untuk melampiaskan amarahnya kepada Yu-hyeon. Di dalam sana terdapat sebilah pedang sabel yang sudah ia runcingkan.
"Luna ... apakah kita harus keluar untuk membunuh Yu-hyeon dengan pedang ini? Aku tidak sabar menghabisinya dengan alat yang pernah ia ajarkan kepadaku."
Terpantau Seul-gi menaruh dendam yang teramat dalam kepada sosok ayah sambungnya itu. Entahlah apakah Yu-hyeon masih bisa dipanggil ayah atau tidak.
Seul-gi mengangkat pedang tersebut dan berpose seolah ia menusuk seseorang. Seringai menghiasi wajahnya, tampaknya dendam benar-benar menyelimuti hatinya.
"Sekarang ... kita atur waktu, kapan kita bisa menghabisi pria pemuja setan itu."
🦉🦉🦉
Seul-gi mengenakan pakaian yang sudah ia siapkan. Ia memandangi pantulan dirinya di cermin. Wajahnya tampak kesal setelah melihat perubahan warna pada gaunnya. Awalnya berwarna putih, kini berubah menjadi hitam.
"Ah ... kutukannya belum hilang. Merepotkan."
Gadis itu menatap Luna yang bertengger di jendela. "Kau mau ikut berburu pria pemuja setan itu, Luna?" tawarnya.
Sontak burung hantu tersebut terbang ke arah Seul-gi dan hinggap di bahunya.
Seul-gi mengambil pedangnya, kemudian keluar dari rumah setelah sekian lama. Ia tidak peduli dengan tumbuhan, bahkan makhluk hidup di sekitarnya lenyap. Seul-gi tidak bisa lagi memendam dendam yang amat dalam. Ia sangat ingin menghabisi Yu-hyeon yang telah merenggut kebahagiaannya.
Dan seperti yang Jessica Kim katakan tempo dulu, tumbuhan di sekitarnya lenyap, ketika Seul-gi berjalan melewatinya. Namun, yang berbeda hanyalah pada para hewan yang ia lewati. Mereka tidak lenyap menjadi abu, melainkan menjadi patung.
"Aku yakin pria itu ada di sekitar sini, dia pasti mengawasiku selama ini."
Awalnya Seul-gi hanya berkeliling di sekitar lingkungan rumahnya, tapi ia tidak menemukan keberadaan Yu-hyeon. Padahal Seul-gi sangat yakin, beberapa hari sebelumnya ia merasa ada seseorang yang mengawasinya dari luar rumah.
"Apakah ia sudah mati?"
Akhirnya Seul-gi berjalan ke arah lereng. Dan benar saja, tidak jauh dari tempatnya berdiri, terdapat sebuah rumah kecil. Ia pun segera pergi ke rumah tersebut.
Aroma kayumanis menyeruak di sekitar rumah itu. Seringai Seul-gi kembali menghiasi wajahnya. Ia sangat kenal dengan aroma tersebut. Tanpa basa-basi, Seul-gi langsung mengetuk pintu rumah tersebut.
Awalnya, tidak ada orang yang merespons. Namun, tak lama kemudian seseorang membukakan pintu. Pria dengan pakaian cukup lusuh dan wajah yang kusam itu terkejut dengan kedatangan Seul-gi.
"Lama tak jumpa, Ayah—maksudku Kang Yu-hyeon," sapa Seul-gi dengan senyum mengerikan, "aku sudah lama menantikan hari ini."
🦉🦉🦉
To be continued ....
KAMU SEDANG MEMBACA
HEART BLOOMS ✓
Fanfiction"Kau ... tidak takut kepadaku?" tanya gadis itu bersembunyi di balik gorden. "Tidak," jawab si pemuda dengan mantap. . . Cover credit. - Picture ctto, I took it from Pinterest. - Edit by me used Ibis Paint X, Phonto, and Polarr. © baeadoraa, 2022