💛 Happy reading💛
Sudah seminggu lebih Han Woo-seok merawat istrinya yang sedang sakit. Ia sempat membawanya ke tabib kerajaan, dan tabib tersebut bilang bahwa istrinya ini hanya mengalami demam biasa. Namun, kenapa sampai sekarang demamnya tak kunjung turun?
"Sayang, ayo makan dulu," ucap Woo-seok kepada istrinya.
Istrinya menggeleng, justru ia menginginkan hal yang lain.
"Tolong biarkan aku menemui anakku ... sudah lama aku tidak menemuinya."
"Maksudmu anak kita?" tanya Woo-seok yang langsung ditanggapi anggukan.
"Tapi kau belum sembuh, Sayang ... wajahmu saja masih pucat."
Istri Woo-seok hanya bisa tertunduk lesu. Perlahan bulir bening menetes dari pelupuk matanya, kerinduan terhadap anaknya itu sangat besar. Sebenarnya ia bisa saja menemui anaknya sendirian, tapi pasti Woo-seok akan melarangnya.
"Jangan bersedih, aku akan menjemputnya untukmu," ucap Woo-seok menghapus air mata istrinya dengan lembut, "sekarang katakan di daerah mana dia tinggal?"
🦉🦉🦉
Seorang pria berjalan dengan cepat menuju suatu ruangan yang menjadi singgasana raja. Kebetulan sang raja beserta ratu berada di ruangan tersebut.
Pria itu memberi hormat sebelum menyampaikan sesuatu.
"Apa yang membuatmu tergesa-gesa, wahai penasihat Han?"
Han Woo-seok, penasihat Kerajaan Eternal itu sedikit ragu untuk menyampaikan keinginannya.
Raja Park Hyun-su sangat kenal dengan penasihatnya itu. Ia tersenyum, kemudian berkata, "katakan saja apa yang kau inginkan, Woo-seok."
Keraguan itu hilang. Woo-seok pun mulai bersuara.
"Saya ingin minta izin kepada Yang Mulia Raja, untuk pergi beberapa hari kedepan. Istri saya sedang sakit, dan dia ingin sekali bertemu dengan anak kami yang tinggal di dataran tinggi. Karena kondisinya yang tidak memungkinkan, jadi saya berinisiatif untuk mencari anak tersebut dan membawanya pulang."
"Pak Han memiliki anak?" tanya seorang pemuda tiba-tiba datang entah dari mana.
Woo-seok memberikan hormat kepada pemuda tersebut, lalu menjawab. "Benar, Pangeran Park Ji-min. Namun, saya belum pernah bertemu dengannya."
Park Ji-min tersenyum seraya melepas sarung tangannya. "Jika kau belum pernah bertemu dengannya, bagaimana bisa kau mengenali wajahnya?"
Benar juga apa yang dikatakan Ji-min. Woo-seok pun kembali memikirkan rencananya. Bagaimanapun juga ia harus membawa anak tersebut kembali kepada istrinya.
"Kata istri saya, anak itu tinggal di daerah dataran tinggi. Di wilayah Eternal 'kan hanya ada satu dataran tinggi yang ada di selatan."
"Aku sangat ingin mengizinkanmu, Penasihat Han ... tapi besok akan ada perjamuan dengan beberapa kerajaan yang ingin bekerjasama dengan kerajaan kita," ucap Raja Park, "dan kau sangat dibutuhkan di sini."
Woo-seok menunduk. Lalu apa yang harus ia lakukan? Ia tidak bisa meninggalkan pekerjaan, tapi di sisi lain ia juga tidak bisa menolak keinginan istrinya yang sedang sakit.
"Ayah, bagaimana jika aku saja yang mencari anak Pak Han?" tawar Ji-min terlihat senang, "aku tidak pernah pergi ke dataran tinggi, tapi aku ingin mencobanya."
"Sendirian? Di sana pasti berbahaya, Sayang." Kini Ratu Shin yang bersuara. Ia cukup khawatir jika anaknya berkeliaran di alam bebas, walaupun usia mereka sudah menginjak dua puluh tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEART BLOOMS ✓
Fanfiction"Kau ... tidak takut kepadaku?" tanya gadis itu bersembunyi di balik gorden. "Tidak," jawab si pemuda dengan mantap. . . Cover credit. - Picture ctto, I took it from Pinterest. - Edit by me used Ibis Paint X, Phonto, and Polarr. © baeadoraa, 2022