─ vii: "UTTERED SYLLABLES AGAINST THE DOOR"

149 45 307
                                    

┏┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┓

this chapter is dedicated
to chocoissant as
a thank you for making an impeccable
gif banner for me

┗┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┛

◖ ᪥ ◗

THE THEORY OF METANOIA

CHAPTER SEVEN • UTTERED SYLLABLES AGAINST THE DOOR

The words of the people and aristocrats are not comparable nominal.

        TANPA SUARA, itulah yang Richard harapkan apabila emosinya mengguyur deras layaknya hujan di pertengahan musim panas lima tahun silam ketika keluarga kecilnya mengunjungi Norfolk dan sang ayah menolak untuk bercengkerama dengannya sebab ia...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

        TANPA SUARA, itulah yang Richard harapkan apabila emosinya mengguyur deras layaknya hujan di pertengahan musim panas lima tahun silam ketika keluarga kecilnya mengunjungi Norfolk dan sang ayah menolak untuk bercengkerama dengannya sebab ia baru saja menunjukkan dua mata pelajaran berlabel B. Akibat dari penolakan Archibald untuk menerima realita bahwa tak semua orang memiliki pola pikir serupa, Richard berlari meninggalkan kediaman neneknya dan membiarkan tubuh itu diterjang hujan yang mendatangkan demam keesokan harinya sehingga amarah Archibald yang tak terhindarkan meledak.

       Malam ini pula, tetesan air serupa menerjang bersama emosi begitulah deras seperti guyuran hujan hari itu. Bahkan tuntutan hati untuk mengungkapkannya tanpa suara gagal sudah. Justru, nostalgia yang sempat mengingatkannya dengan amarah Archibald hari itu membuatnya ingin meneriakkan emosi yang sudah mendidihkan hati.

       Namun, beberapa suara yang tak Richard harapkan datang, justru berhasil ditangkap salah satu indranya. Otak memang sempat memilah prasangka dan mengimbaskannya pada seorang pelayan yang kemungkinan hanya berlalu beberapa detik silam. Namun, fakta tak akan semudah itu disanggah apabila indranya yang memerah kini mendengar seseorang tampaknya memposisikan punggungnya pada pintu cokelat yang sempat menyaksikan perdebatan Richard dengan sang ayah.

       "Mengapa kau belum pergi, Sialan?!" Intonasi tinggi yang terlontar sungguh tak tersanggah dan Adam di balik pintu pun memaklumi itu. "Apa kau ingin mengadukan kepada ayah bahwa aku menangis agar ayah memiliki alasan lain untuk menceramahi hingga menamparku?!"

        Apabila Richard bertatapan langsung dengan pria itu, kemungkinan ludah lainnya akan segera mendarat di wajah Adam. Sebab pria itu baru saja menampakkan senyumannya seolah puas dengan hukuman sang ayah yang selalu memprioritaskan dirinya.

       "Sudahkah kau baca buku The Atomic Theory halaman seratus lima yang kumaksud?" Kalimat itu di luar dugaan Richard untuk diperdengarkan. Dikarenakan dua alasan atau lebih, untuk saat ini hatinya membenci si lawan bicara, maka ia tak menjawab dan beralih merengkuh sepasang paha.

       "Kau marah padaku?" Di balik pintu, Richard menggigit bibir bagian dalamnya sendiri guna memperjelas emosi yang dicetak wajah. "Karena aku tak melakukan apa pun?" Adam mengakhirinya dengan menampakkan tarikan sudut bibir serupa yang terkadang Richard benci.

The Theory of MetanoiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang