Mengikhlaskan Ending

183 22 2
                                    

Skip Keesokan Harinya Di Tempat Tammy.
"Tammy anda hanya memiliki beberapa hari lalu kapan kita memulai rencana?".
"Mulai hari ini,"ucap Tammy.
"Apa kau yakin rencana kita akan berjalan lancar?".
"Walaupun aku telah tiada dan yang ku rencanakan gagal mungkin itu akan membuat Inne dan Ananda sadar jika Alwi tidak pantas menjadi kambing hitam mereka,"ucap Tammy.
"Yang saya takutkan adalah anda akan meninggal karena salah satu ulah Inne dan Ananda,".
"Doakan saja semua ini akan baik-baik saja hingga rencana kita berhasil,"ucap Tammy.
"Jika anda pergi mungkin itu akan membuat saya sedih karena anda orang pertama yang rela mengorbankan nyawa anda demi adik angkat seperti Alwi,".
"Karena aku tahu Alwi adalah orang yang pantas untuk mendapatkan sisa-sisa kebaikan ku,"ucap Tammy.
"Saya berharap anda baik-baik saja ketika kembali ke rumah anda,".
"Dan saya harap kamu berhasil mengerjakan semua yang kita rencanakan,"ucap Tammy.
"Ya saya akan mencoba mengerjakannya dengan baik,".
"Terimakasih,"ucap Tammy.
"Baiklah mari kita mulai rencana yang telah kita susun,".
"Baik, saya akan pergi kembali ke rumah itu untuk mengerjakan rencana pertama,"ucap Tammy.
"Berhati-hatilah,".
"Ya,"ucap Tammy.
POV Rumah Inne Dan Ananda.
"Mas entah kenapa kini aku memikirkan Panji,"ucap Inne.
"Ya aku juga memikirkan Panji,"ucap Ananda."Apa semua ini terlalu jahat untuk Alwi sehingga kita memikirkan Panji?".
"Kita memang terlalu jahat kepada Alwi namun apa boleh buat kita harus menutupi kejahatan kita dengan cara mengorbankan Alwi agar Tammy dan Ridho tidak tahu siapa yang sebenarnya membunuh mental Panji,"ucap Inne.
Tok Tok Tok Ketukan Pintu Terdengar.
"Silakan masuk,"ucap Inne Dan Ananda.
Tammy Pun Membuka Pintu Dengan Sendirinya.
"Assalamualaikum,"ucap Tammy.
"Waalaikumsalam Tammy ada apa kamu kemari?"tanya Inne.
"Sudahlah aku tidak ingin banyak bicara dengan anda,"ucap Tammy.
"Apa yang terjadi dengan kamu?"tanya Inne Dan Ananda Dengan Tatapan Penuh Kebingungan.
"Aku hanya ingin mengambil barang-barang ku dan pergi ke pesantren,"ucap Tammy.
"Mari biar mama dan papa bantu,"ucap Inne Dan Ananda.
"Ya,"ucap Tammy.
POV Alwi.
"Alwi,"Panggil Ustadzah Fhatimah.
"Ada apa Ustadzah?"tanya Alwi.
"Jika anda kehilangan salah satu orang yang anda sayangi apakah anda akan sedih?"tanya Ustadzah Fhatimah.
"Jika memang dia adalah yang paling saya sayangi saya akan bersedih namun hanya untuk waktu yang sangat singkat,"ucap Alwi."Mengapa Ustadzah menanyakan itu?".
"Kelak nanti mungkin anda akan kehilangan orang yang anda sayangi,"ucap Ustadzah Fhatimah.
"Apa maksud Ustadzah?"tanya Alwi.
"Anda akan mengetahui nya di saat waktu itu tiba,"ucap Ustadzah Fhatimah.
"Ustadzah saya mohon beritahu saya mengapa Ustadzah mengatakan itu?"tanya Alwi.
"Saya tidak bisa mengatakan nya sekarang,"ucap Ustadzah Fhatimah Lalu Pergi.
'Ya Allah apa yang dimaksud oleh Ustadzah Fhatimah?'batin Alwi.
"Assalamualaikum Alwi,"ucap Ridho.
"Waalaikumsalam kak,"ucap Alwi.
"Kamu lagi ngapain?"tanya Ridho.
"Alwi bingung sama apa yang dikatakan oleh Ustadzah tadi,"ucap Alwi.
"Memangnya apa yang Ustadzah bicarakan?"tanya Ridho.
"Dia hanya bertanya apa yang akan aku lakukan jika aku kehilangan orang yang ku sayangi,"ucap Alwi.
'Apa Ustadzah Fhatimah sudah tahu tentang penyakit Tammy?'batin Ridho.
"Kak kenapa kakak hanya diam?"tanya Alwi.
"Tidak apa-apa kakak hanya tiba-tiba memikirkan tentang perubahan sikap kakakmu Tammy,"ucap Ridho.
"Baiklah kalau begitu Alwi ingin masuk ke asrama terlebih dahulu,"ucap Alwi.
"Iya,"ucap Ridho.
Alwi Pun Pergi.
"Aku harus menemui Ustadzah Fhatimah,"ucap Ridho.
Skip sesampainya di ruangan Ustadzah Fhatimah.
"Assalamualaikum Ustadzah,"ucap Ridho.
"Waalaikumsalam, ada apa Ridho?"tanya Ustadzah Fhatimah.
"Waalaikumsalam,"Ucap Kiai Dan Ustadz Ilham.
"Ustadzah saya mohon agar Ustadzah tidak memberi tahu rencana Tammy dan penyakit Tammy saya takut Alwi bisa syok karena mengetahui semuanya,"ucap Ridho.
"Anda tidak perlu khawatir karena Tammy sudah terlebih dahulu meminta semuanya dirahasiakan dari Alwi,"ucap Ustadzah Fhatimah.
"Afwan Ustadzah memangnya apa penyakit Tammy?"tanya Ustadz Ilham.
"Tammy memiliki penyakit kanker otak stadium akhir dan dia divonis akan meninggal hari Minggu,"ucap Ustadzah Fhatimah.
"Astaghfirullah aladzim saya tidak tahu jika dia memiliki penyakit itu,"ucap Ustadz Ilham.
"Lalu apa rencana Tammy Fhatimah?"tanya Kiai.
"Dia berencana membenci Inne dan Ananda agar Alwi bisa diberi kasih sayang lebih seperti rencana lainnya,"ucap Ustadzah Fhatimah.
"Sungguh baik sekali Tammy dia rela mengorbankan semuanya demi Alwi,"ucap Kiai.
"Benar Ustadz dia sangat rela mengorbankan sisa nyawanya demi Alwi,"ucap Ustadzah Fhatimah Dan Ustadz Ilham.
POV Di Perjalanan Tammy, Inne Dan Ananda.
"Tammy kamu ingin mampir terlebih dahulu ke cafe favorit mu?"tanya Inne.
"Tidak aku tidak ingin membuang waktu ku hanya untuk mampir ke cafe itu,"ucap Tammy.
"Baiklah,"ucap Inne.
"Tammy kau ingin mampir terlebih dahulu ke taman kenangan?"tanya Ananda.
"Sudahlah aku sudah tidak ingin kembali ke tempat itu!"sentak Tammy."Lagipula hanya beberapa kilometer lagi kita sampai ke pesantren jadi tidak perlu banyak bicara,".
Skip Sesampainya Di Pesantren.
"Kak Tammy, Mama dan Papa,"Panggil Alwi.
"Kenapa?"tanya Inne Dan Ananda.
"Ada apa?"tanya Tammy.
"Alwi kangen banget sama mama dan papa,"ucap Alwi.
"Dih baru juga kemarin pesantren di sini udah kangen orang tua apalagi udah bertahun-tahun,"sinis Inne."Tammy sayang mari kita masuk dan bicara dengan Kiai,".
Inne Menggenggam Tangan Tammy Namun Dengan Cepat Tammy Melepaskan Dengan Cara Mendorong Inne Namun Semua Itu Di Tahan Oleh Alwi.
"Apa mama baik-baik saja?"tanya Alwi.
"Jangan berpura-pura baik di depan ku!"sentak Inne.
"Apa yang kak Tammy lakukan?"tanya Alwi.
"Semua itu tidak perlu ku jawab bukan,"ucap Tammy.
"Apa yang sebenarnya terjadi pada kakak?"tanya Alwi.
"Aku malas memberi tahunya,"ucap Tammy.
"Mengapa kak Tammy berubah?"tanya Alwi.
"Hanya 1 pertanyaan lagi dan aku akan menjawab semuanya,"ucap Tammy.
"Mengapa kakak berbeda?"tanya Alwi.
"Yang pertama;Aku membenci kedua orang tua mu, yang kedua;aku tidak apa-apa, yang ketiga;aku sama sekali tidak berubah dan yang terakhir aku tidak pernah berbeda,"ucap Tammy Dan Datanglah Ustadzah Fhatimah, Ustadz Ilham, Ridho Dan Kiai.
"Assalamualaikum, ada apa ini?"tanya Ustadzah Fhatimah, Ustadz Ilham, Ridho dan Kiai.
"Tammy apa yang kamu lakukan?"tanya Ridho.
"Mengapa kalian terus bertanya?"tanya Tammy."Jangan menanyakan apapun!".
"Tammy kamu pasti kemari untuk menjalankan tugas dariku bukan?"tanya Ustadzah Fhatimah.
"Hufh, iya Ustadzah,"ucap Tammy.
"Kalau begitu mari keruangan ku,"ucap Ustadzah Fhatimah.
"Baik Ustadzah,"ucap Tammy.
Skip Malam.
"Bagaimana, apa semua makanan sudah siap?"tanya Ustadzah Fhatimah.
"Sudah Ustadzah,"ucap Tammy.
"Kalau begitu kamu panggil anak-anak lainnya dan kamu Ridho panggil Alwi dan Suheil,"ucap Ustadzah Fhatimah.
"Baik Ustadzah,"ucap Tammy Dan Ridho Lalu Pergi.
Selesainya Makan Malam Seluruh Santri Kembali Ke Asrama Nya Dan Bersiap-siap Untuk Tidur Begitu Juga Dengan Tammy, POV Claudia (Teman Tammy).
'Gawat, di sini banyak penjaga bagaimana cara aku melewati semua penjaganya,'batin Claudia.
"Botak kita ke cafe terdekat lagian kayaknya gak akan ada yang datang ke sini,".
"Ya udah ayok,".
Kedua penjaga pintu utama pun pergi dan dengan cepat Claudia masuk tanpa berpikir panjang.
Skip di dalam bangunan tua.
"Syukur aja gue udah masuk dan untung gak ada yang jaga jadi gue tinggal ke atas doang,"ucap Claudia Bergegas Naik Ke Lantai Atas Dan Tidak Sengaja Menjatuhkan Kardus Yang Berada Di Paling Atas Dari Tumpukan Dus Sehingga Membuat Penjaga Yang Berada Di Dalam Berhasil Menangkapnya.
"Kena kau,".
"Untuk apa kau kemari?".
"Lepaskan aku lepaskan aku mohon aku hanya ingin melihat bangunan ini,"teriak Claudia.
"Daripada dia berusaha kabur lebih baik kita kurung dia di gudang,".
"Aku mohon jangan mengurungku aku hanya ingin melihat bangunan ini,"ucap Claudia.
"Mari kita bawa dia ke gudang dan hubungi tuan dan nyonya,".
"Ya,".
Mereka Berdua Pun Mengurung Claudia Di Gudang Dan Salah Satu Dari Mereka Menelepon Ananda.
On.
[Tuan saya ingin melaporkan sesuatu,].
[Melaporkan apa?] Ananda.
[Ada seseorang yang berusaha menaiki tangga,].
[Saya akan ke sana segera!] Ananda.
Off.
Skip Beberapa Hari Kemudian Pada Hari Sabtu Di Pesantren.
"Tammy mama dan papa harap kamu bisa jaga diri kamu apalagi kamu sekarang masih sakit,"ucap Ananda Dan Inne.
"Ya,"ucap Tammy.
"Kak ini minumnya,"ucap Alwi.
"Makasih,"ucap Tammy.
"Iya kak,"ucap Alwi."Ini minum buat mama dan papa,".
"Makasih,"ucap Inne Dan Ananda Namun Dengan Kekompakan Mereka Berdua Mereka Tiba-tiba Memarahi Alwi.
"Mengapa kau memberikan ku aur panas?"tanya Inne Dan Ananda.
"Ma aku tidak memberikan mama dan papa air panas,"ucap Alwi.
Plak Ananda Menampar Alwi.
"Masih berani kau melawan mama dan papa?"tanya Ananda Dan Inne.
"Pa Alwi gak kasih air panas,"ucap Alwi.
"Udahlah gak usah bohong papa tahu kamu mau celakai mama dan papa kan!"sentak Inne.
"Enggak ma,"ucap Alwi.
"Udahlah lo gak usah bohong,"sinis Tammy.
"Alwi emang selalu salah,"ucap Alwi."Dan sekarang Alwi bakal lapor polisi atas pembunuhan kak Panji!".
"Apa maksud kamu?"tanya Inne.
"Mama dan papa kira aku gak tau sama perlakuan mama dan papa kepada kak Panji sehingga kak Panji Bisa meninggal?"tanya Alwi."Aku tahu semuanya dan aku akan melaporkan semua pada polisi,".
Alwi Pun Berlari Ke Arah Hutan Begitu Juga Dengan Tammy Yang Mengikuti Alwi.
"Mas ayo kita kejar Alwi aku takut dia udah lapor polisi,"bisik Inne.
"Ayo,"ucap Ananda Berlari Mengejar Alwi Bersama Inne.
POV Alwi Dan Tammy.
"Alwi tunggu kakak,"teriak Tammy Yang Sudah Sangat Kelelahan Dan Terjatuh Ke Tanah Dengan Cepat Alwi Kembali.
"Kak Tammy kenapa?"tanya Alwi.
"Alwi kita harus sembunyi,"ucap Tammy.
"Iya kak kita harus sembunyi dari mama dan papa,"ucap Alwi.
Mereka Pun Mencari Tempat Sembunyi Dan Akhirnya Mereka Menemukannya Setelah Larut Malam.
"Kak Alwi lapar,"ucap Alwi.
"Alwi kita buat api biar di sini gak dingin oke,"ucap Tammy.
"Iya kak lagian di sini banyak banget kayu bakarnya,"ucap Alwi.
"Kebetulan juga di sini ada danau jadi kita bisa makan ikan,"ucap Tammy.
"Kalau gitu aku pancing ikan dan kakak buat api unggun,"ucap Alwi.
"Oke,"ucap Tammy.
Mereka Pun Membakar Dua Ikan Yang Alwi Dapatkan Lalu Kembali Menghangatkan Tubuh Mereka Namun Mereka Sama Sekali Tidak Bisa Tidur Karena Suasana Yang Dingin Dan Banyak Hewan Buas Yang Siap Menerkam Mereka Jika Mereka Lengah.
"Alwi Maaf karena kakak selama ini udah berubah pedahal semua ini hanya pura-pura,"ucap Tammy.
"Apa maksud kakak?"tanya Alwi.
"Sebenarnya kakak punya rencana biar kamu bisa dipedulikan dan dapat kasih sayang lebih dari mama dan papa,"ucap Tammy.
"Kenapa kakak lakuin ini?"tanya Alwi.
"Karena kakak pingin lihat kamu bahagia dengan cara mengorbankan nyawa terakhir kakak,"ucap Tammy.
"Apa maksud kakak?"tanya Alwi.
"Kakak memiliki penyakit kanker otak dan divonis akan meninggal hari ini alias Minggu,"ucap Tammy Dan Dengan Cepat Alwi Memeluk Kakaknya.
"Kak Alwi gak tahu caranya terimakasih atas semua yang kakak lakuin buat Alwi,"ucap Alwi.
"Kamu gak usah bilang makasih lagian kakak cuma pingin kamu bahagia,"ucap Tammy.
Skip Subuh Alwi Dan Tammy Kembali Ke Pesantren Tanpa Melaporkan Kejahatan Inne Dan Ananda.
"Alwi di sini udah aman,"ucap Tammy.
"Iya kak di sini udah aman,"ucap Alwi melangkah masuk ke pesantren Dan Ternyata Semua Orang Pesantren Ada Di Luar Begitu Pun Inne Dan Ananda Yang Sudah Digenggam Erat Oleh Polisi Karena Laporan Dari Claudia.
"Tammy rencana kita berhasil,"ucap Claudia.
"Makasih Claudia,"ucap Tammy.
"Aku tahu siapa keluarga kandung mu,"ucap Claudia.
"Siapa?"tanya Tammy.
"Ustadzah Fhatimah dan Ustadz Ilham adalah kedua orang tua kandungmu dan kakak kandung mu adalah aku,"ucap Claudia Memeluk Tammy Dengan Erat.
"Lalu mengapa di saat aku kemari kakak seperti tidak kenal dengan Ustadz?"tanya Tammy.
"Karena kami ingin merahasiakannya,"ucap Claudia.
"Pak Polisi ada yang ingin saya tunjukkan,"ucap Claudia Menunjuk Ke Arah Hutan Karena Lupa Claudia Dan Polisi Berjalan Ke Arah Hutan Tanpa Sadar Salah Satu Pistol Polisi Di Ambil Oleh Inne Dan Langsung Diarahkan Ke Arah Alwi.
"Kamu akan menerima akibatnya Alwi,"teriak Inne Yang Membuat Polisi Teringat Untuk Menangkapnya Namun Semua Terlambat Karena Tembakan Itu Sudah Diluncurkan Ke Arah Alwi Namun Tammy Tiba-tiba Saja Berdiri Di Depan Alwi Dan Dialah Yang Tertembak Dan Dengan Cepat Polisi Menangkap Kembali Inne Dan Ananda.
"Kak Alwi mohon kakak bertahan ya,"ucap Alwi.
"Alwi kakak gak kuat lagi,"ucap Tammy.
"Kak Alwi gak sanggup kalau kehilangan kakak,"ucap Alwi Dengan Tangisannya Yang Cukup Kencang.
"Kalau kakak udah pergi kamu janji jangan jadi anak yang lemah kamu harus jadi anak yang kuat dan gak peduli seberapa besar ujian yang kamu hadapi entah sebesar apapun kamu harus tetap bisa Wi,"ucap Tammy."Tolong kamu kabulkan permintaan terakhir kakak,"ucap Tammy Yang Kini Penuh Dengan Darah Di Seluruh Tubuhnya Dan Kini Dia Sudah Kembali Ke Tempat Asalnya.
"Ya Allah ampunilah dosa kak Tammy,"ucap Alwi."Terimakasih Kakak telah melindungi ku dan berusaha membuat ku bahagia,".
"Tammy kenapa kamu harus pergi ketika kamu mengetahui keluarga kandungmu,"ucap Ustadz Ilham, Ustadzah Fhatimah Dan Claudia Dengan Suara Tangisan Yang Terdengar Jelas Di Pesantren Itu Dan Semua Yang Berada Di Pesantren Hanya Bisa mengikhlaskan kepergian Tammy.
Tamat.
Silakan ada yang mau kasih saran cerbung baru komen aja

Terimakasih KakakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang