Day 4

23 6 0
                                    

Happy reading and sorry for typo
____________

Hari ini, Jihan mendapat tugas untuk membuat sebuah sketsa gedung perpustakaan yang akan dibangun di pusat kota.

Karena itu, Tian berada di kamar sang gadis. Menatap sang gadis yang sibuk membuat garis-garis dan gambar-gambar yang tak ia pahami.

"Ji, mau cemilan enggak?"

"Terserah."

Tian pun turun kebawah untuk mengambil sebuah toples yang berisi kue coklat. Sebelum merajut langkah kembali, ke kamar Jihan.

"Nih, istirahat dulu aja. Gue tahu Lo capek." Tian menyodorkan toples dan segelas air.

Jihan menerimanya dengan senyum manis yang terukir di bibirnya. "Makasih, Tian."

Sementara Jihan sibuk dengan kue nya, Tian diam-diam memotret Jihan. Walau sebenarnya ia sudah memotret Jihan sedari tadi. Tentu saja tanpa sepengetahuan sang gadis. Kalau ketahuan, bisa-bisa ponselnya habis riwayatnya.

Beberapa pose gadis itu begitu natural, candid. Tentu saja karena gadis itu tak menyadari bahwa kamera ponsel Tian mengarah kearahnya sedari tadi.

"Ji."

"Hmm."

"Kalau gue pergi duluan, gue titip mama sama papa gue ya."

Jihan mengernyitkan keningnya bingung.

"Kan gue juga pergi nanti."

"Enggak, Lo gak bakal pergi."

"Tau dari mana Lo?" Jihan mendelik

"Tian gitu lho." Tian tersenyum membanggakan diri

"Gajelas."

Jihan memilih melanjutkan tugasnya meski ia juga memikirkan maksud perkataan Tian barusan.

"Kalau Lo pergi, gue bakal ikut pergi. Gue bertahan karena Lo bertahan." Setelah mengatakan itu, Jihan kembali tenggelam dalam tugasnya.

Sedangkan Tian tersenyum tipis mendengar ucapan Jihan.

'maaf jihan.'

Setelah kurang lebih dua jam terkunci dalam kamarnya, Jihan akhirnya bisa duduk santai di kedai mie ayam bersama Tian.

Menikmati semangkuk mie ayam dengan es jeruk.

"Tian."

"Kenapa?"

"Gue tahu kemungkinan besar Lo yang bakal pergi duluan. Dan gue tahu Lo gimana. Gue punya satu permintaan buat Lo."

"Apa?"

"Jangan donorin jantung Lo ke gue kalau Lo pergi duluan."

Tian menatap lekat kedua netra almond sang gadis. Ia bisa merasakan emosi Jihan dalam kedua matanya.

Tama mengangguk setelah beberapa saat berperang dengan pikirannya sendiri

'Ya Tuhan... Maafkan aku jika aku tak menepati janjiku...'


________

(Ini Poto Jihan yg stress gara² tugas)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ini Poto Jihan yg stress gara² tugas)

Maap kependekan gess
Gpp, lebih pendek lebih seru ya.... Hahahahaha

Dah ah, see you

~Jnawa

24/7 [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang