𝗧𝗶𝗺𝗲 𝗗𝗲𝘁𝗲𝗰𝘁𝗶𝘃𝗲 🅴🅽🅳

Bab 114 Kencan Buta!

Ke Fan juga berkonsentrasi pada mengemudi, dan setelah beberapa saat, dia mengirim Liu Ruyin ke luar sekolah.

Liu Ruyin juga berkata kepada Ke Fan, "Bawa saja saya ke sini. Apakah Anda masih memiliki tamu untuk dilihat? Cepat kembali. Saya akan mendapatkan toko percetakan di sebelah saya dan mencetak beberapa bahan."

Ke Fan menggelengkan kepalanya: "Kalau begitu silakan. Aku akan menunggumu di sini. Aku akan mengantarmu ke sekolah nanti."

Liu Ruyin tertegun sejenak, dan berkata, "Saya baik-baik saja, saya hanya minum sedikit, saya tidak mabuk."

Ke Fan melirik pipi Liu Ruyin yang memerah: "Tidak apa-apa. Aku tidak terburu-buru untuk kembali."

Liu Ruyin memandang Ke Fan dan tersenyum: "Yah, kalau begitu kamu mungkin harus menunggu sedikit lebih lama."

Ke Fan mengendarai mobil menuju lokasi yang dekat dengan toko percetakan dan mengemudi sebentar, lalu berkata, "Silakan."

Liu Ruyin turun dari mobil.

Mencetak sesuatu di toko percetakan.

Kemudian keluar lagi.

Ke Fan kemudian mengirim Liu Ruyin ke sekolah.

Setelah mengirim Liu Ruyin ke asrama di lantai bawah.

Ke Fan menambahkan: "Jika kamu memiliki sesuatu untuk dilakukan di sekolah, katakan saja padaku."

Liu Ruyin tersenyum dan mengangguk, "Mengerti."

Dia melambaikan tangannya lagi dan berkata, "Ayo, ayo pergi."

Menyaksikan Liu Ruyin berbalik ke gedung asrama.

Cowan memulai Ferrari.

keluar dari sekolah.

Setelah perjalanan singkat.

Memarkir mobil di sisi jalan lagi.

Keluarkan ponselmu.

Saya melihat ke tempat kencan buta yang dikirim Lin Ruofen kepada saya sebelumnya.

Periksa waktu lagi.

Ini hampir mendekati waktu yang ditentukan.

Ke Fan menunjuk ke buku alamat dan mengklik nomor Lin Ruofen, tetapi setelah memikirkannya, dia masih menutup buku alamat.

Mulai Ferrarinya.

Memutar kepalanya ke tempat yang Lin Ruofen bantu buatkan janji.

tempat yang disepakati.

Ini adalah restoran teh yang elegan.

Tidak diperlukan janji temu.

Setelah Ke Fan memarkir Ferrari di luar.

Berjalan menuju.

Cari tempat duduk dan duduk.

Memesan teko teh dan menunggu.

Pada saat ini.

Ponsel Kevin berdering.

Dia mengeluarkan ponselnya dan melihat bahwa itu adalah nomor yang tidak dikenalnya.

Ke Fan melirik dengan curiga, menggesekkan jarinya, dan menghubungkan: "Halo?"

Di telepon, itu adalah suara seorang pria: "Halo, apakah ini Tuan Ke?"

Ke Fan mengangkat alisnya: "Pengacara Lu?"

Pengacara Lu juga tersenyum dan berkata, "Tuan Ke, ingat saja saya."

"Ngomong-ngomong, prosedur pemindahan rumah di sini sudah selesai untukmu."

"Awalnya saya ingin mengirim sertifikat real estat dan dokumen lain ke agen detektif untuk Anda."