2

6 2 0
                                    

Seorang Anhar Amali, dibilang pintar, tidak. dibilang tolol, hampir.

Ke sekolah dahulu hanya numpang menyambung tidur. Tugas tidak kenal, UTS alakadar, UAS seadanya. Bisa lulus SMA dengan nilai pas pasan saja sudah sebuah mukjizat. Dan sekarang, si keparat ini sok sok an selektif memilih kerja.

"Serahkan ke Allah, Har !" Saran Jamal. Teman Anhar. Sama begonya, sama penganggurannya. Bedanya Jamal adalah pengangguran syariah.

Kendati Jamal juga tidak kunjung mendapat kerja, ia senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan. Ia rajin sembahyang. Ia senang menghadiri pengajian Ustad Darul di mesjid rw 03. Ia percaya bahwa Allah tidak akan menguji hambanya melebihi kemampuan hambanya. Dan begonya ia malas malasan dengan alasan "Tawakal"

"Seenggaknya tolongin ngepel kek !" Protes Ustad Darul di suatu kesempatan.

"Jangan ganggu, stad ! Tengah itikaf !"

✪✪✪

"Ga" tolak seorang teman, yang Anhar temui siang ini. "Lu suka milih milih, cape gua nyariin loker"

Temannya memberengus kesal. Terlukis jelas kejengkelan di wajahnya.

"Sekali ini" Anhar memelas.

"Cari sendiri, gua sibuk" masih sama ketusnya.

"Demi mak gua..."

Temannya terdiam. Teringat dia bahwa Anhar kini hanya tinggal dengan ibunya. Setelah melengos panjang. Temannya melunak.

"Kenapa mak lu?"

Hening yang sama seperti yang Anhar rasakan pagi tadi. Lamat lamat ia tatap mata temannya. Dan dalam satu kalimat yang lirih ia berbisik.

"...sendalnya putus"

✪✪✪

Skandal Sandal !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang