"Keluar" Hardik temannya.
"Dengerin dulu-"
"K.e.l.u.a.r !"
"Gua sadar selama ini udah jadi beban buat mak gua..." Nada bicara Anhar tiba tiba meninggi. Sang teman pun lumayan terkejut mendengarnya.
"Trus tadi pagi sendalnya putus, cui"
"..."
"Tiba tiba gua kepikiran, anjir sepasang sendal pun belom pernah gua kasih buat emak..."
Temannya terdiam kembali. Ada emosi yang aneh berkecamuk dalam kalimat Anhar. Temannya mengusap wajah. Menenangkan diri.
"...Jadi lu mau kerja buat beliin mak lu sendal?"
"...ya gua mikir apa kek gitu yg bisa buat balas budi ke emak"
"Yaudah" temannya menunduk, meraih selembar dokumen dari tumpukan kertas dibawah mejanya.
"Ini lu coba kesini" ucapnya sembari memperlihatkan sebuah alamat dalam dokumen tersebut "gua denger denger mereka lagi nyari karyawan baru"
Mata Anhar berbinar. Senyum tipis tergurat di wajah temannya.
"Makasih banyak, cui"
"Jangan sampai gajadi"
Mereka berjabat tangan, lalu Anhar dengan gembira meninggalkan lokasi mereka berbincang.
Anhar yang selama ini pemalas, Anhar yang selama ini menjadi beban keluarga paling agung, dengan inisiatifnya sendiri, mencari kerja.
Tanpa Ba-Bi-Bu, Anhar langsung mencegat angkot untuk membawanya ke lokasi yang tertulis di dokumen tersebut. Sebuah awal yang baru, demi niat yang mulia, mengantarkan Anhar ke gedung tinggi berlantai empat, dengan nama megah terukir di pintu masuknya:
PT. Sandaluna; Produksi Sandal dan Sepatu
"Bajingan" Umpat Anhar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Skandal Sandal !
General FictionSiang itu, ada sandal raksasa di langit. ( Antologi Diary Mimpi, Dzak Dzi, 2022 ) ( Update setiap Senin dan Kamis )