01.

7 3 0
                                    

Alarm berbunyi. Jam menunjukkan pukul 03.00 dini hari. Membuat Aretha yang tengah asik tidur pulas di dalam selimut lembutnya mau tidak mau harus bangun. Dengan mata yang masih tertutup Aretha meraih jam weker di meja samping tempat tidur nya. Setelahnya Aretha duduk di pinggiran kasur, untuk mengumpulkan nyawa.

Tok tok tok

"Kak bangun, kita shalat subuh bersama" panggil Bunda Farah.

"Iya bun, kakak cuci muka dulu" jawab Aretha.

Dengan langkah gontai Aretha pergi ke kamar mandi. Setelah siap Aretha memakai mukena nya dan bergegas menuju musholla yang ada di rumahnya.

Setelah melaksanakan shalat subuh, Aretha pergi ke kamarnya untuk memeriksa buku dan menyiapkan seragamnya. Agar tidak ada yang tertinggal.

Karna biasanya Aretha mandi jam 5 pagi, sedangkan sekarang masih jam 04.20 jadi masih ada waktu untuk Aretha bersantai, dia mengambil hp nya yang berada di nakas dan membuka room chat nya bersama 2 sahabatnya karna sedari tadi hp nya terus bergetar.

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 5, Aretha mengambil seragam nya dan pergi ke kamar mandi. Setelah mandi dan bersiap, Aretha mengambil tasnya dan bergegas turun ke bawah untuk sarapan bersama keluarga nya.

"Selamat pagi Ayah, Bunda" ucap Aretha sambil mencium pipi kedua orang tuanya bergantian.

"Selamat pagi juga putri ayah"

Aretha duduk di salah satu kursi di meja makan tersebut. Namun, dia tidak melihat adeknya.

"Bun adek kok belum turun?" tanya Aretha.

"Adek lagi sakit sayang" jawab Bunda Farah yang sedang menata makanan di piring.

Aretha hanya mengangguk. Pantas saja tadi saat shalat subuh dia melihat wajah adeknya yang pucat, Aretha mengira jika adeknya itu hanya kedinginan. Akhirnya Mereka bertiga pun mulai sarapan dengan tenang.

"Udah selesai kak? Ayo berangkat biar ga kesiangan" tanya Ayah Azzam.

"Udah kok yah" jawab Aretha. Dia pergi ke ruang tamu mengambil tas dan memakai sepatu nya dan kembali ke dapur untuk berpamitan kepada bunda nya. Setelah itu Aretha menyusul Ayahnya yang sudah berada di mobil.

🦊🌙

20 menit perjalanan akhirnya Aretha sampai di sekolah nya. Aretha keluar dari mobil di ikuti ayahnya. Terlihat kedua sahabatnya, Raisa dan Ayana yang sedari tadi menunggunya di gerbang sekolah kini berjalan ke arahnya.

"Assalamualaikum om" ucap kedua sahabatnya kompak. Kemudian mereka bergantian menyalami tangan Ayah Azzam.

"Waalaikumsalam" jawab Ayah Azzam.

"Yaudah yah, Aretha masuk dulu ya" kata Aretha sambil menyalami tangan ayahnya.

"Iya, belajar yang fokus sama jangan lupa shalat" jawab Ayah Azzam sambil mengelus rambut putrinya. Setelah nya dia kembali masuk ke dalam mobil dan mulai pergi meninggalkan pekarangan sekolah.

Aretha merangkul kedua sahabatnya, pergi masuk ke sekolah karna sebentar lagi upacara akan di mulai.

Selesai upacara, Aretha langsung menarik kedua sahabatnya pergi ke kantin. Cuaca yang panas membuatnya haus.

"Eh kalo mau ngajak ke kantin tuh ngomong, jangan main tarik aja" kata Raisa.

"Hehe maaf ya" jawab Aretha.

Mereka bertiga memilih duduk di salah satu bangku pojok. Walaupun keadaan kantin sepi karna bel masuk sudah berbunyi, enak aja gitu duduk di pojok apalagi sambil ghibah. Mereka tidak masuk kelas karna sekarang waktu pelajaran olahraga, dan jam kosong karna gurunya tidak masuk.

Tak berapa lama, pesanan mereka datang. Awalnya hanya ingin membeli air mineral, tapi tidak jadi karna tergoda dengan makanan yang ada di kantin.

"Eh gua mau ngasih tau sesuatu" kata Raisa tiba-tiba.

"Hmm? Apa?" tanya Aretha.

"Gua udah jadian sama Ghibran" jawab Raisa malu.

Aretha dan Ayana yang sedang menikmati makanannya pun tersedak mendengar perkataan Raisa. Dengan cepat Aretha meminum minumannya hingga habis setengah.

"Ha? Kok bisa? Kapan kamu suka sama ghibran?" tanya Aretha.

"Iya, kok kamu nggak cerita ke kita?" Ayana yang sedari tadi diam pun ikut bertanya.

"Dari semester 1 sih dari lama gua mau cerita ke kalian, tapi ga jadi mulu gara-gara masih ragu" jelas Raisa.

Aretha menghembuskan napasnya. "Bentar deh, Ghibran yang sekelas sama kita kan?" tanya Aretha memastikan.

Raisa mengangguk. "Iyalah, emang ada lagi yang namanya Ghibran di kelas 9?"

Benar juga. Kata Aretha dalam hati.

"Yaudah mana pj nya" kata Ayana.

"Iya mana pj nya? Masa udah jadian kita nggak di kasih, ya kan Ayana?" Ayana pun mengangguk mendengar perkataan Aretha.

"Iya-iya, soal ginian aja cepet" cibir Raisa.

Sedangkan Aretha dan Ayana tertawa melihat wajah Raisa yang sudah di tekuk.

Mereka melanjutkan kegiatan mereka dengan candaan dan godaan yang di lontarkan Aretha kepada Raisa. Ayana yang notabene nya anak alim dan kalem hanya terkekeh melihat interaksi keduanya.

TBC

Haii readers ku tercinta🤗
Aku mau ngucapin terima kasih karna udah mau mampir ke cerita ini. Kalo banyak typo atau tanda baca nya berantakan, tolong di maklumi ya say😻

Ok... Sampai jumpa di chap berikutnya💗

Semoga kalian suka sama ceritanya yaaa

JANGAN LUPA VOMENT NYA SAY~

Captain | Qian KunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang