Mine4 (KobaxRun)

67 4 2
                                    

"Koba hey tunggu!"

"Aku tak tertarik!"

"Oh ayolah, sampai kapan kau akan terus begini. Setelah kuliah langsung pulang, belajar, tidur.. hari-harimu sangat membosankan!"

"Aku sudah mengatakannya padamu Rei, aku tak tertarik!"
Koba menarik tasnya yang sempat ditahan oleh Rei lalu melanjutkan langkahnya.

"Koba koba koba.. okey tunggu!"
Rei menghadang jalannya. Tatapan Koba sangat kesal, bukankah ia sudah bilang ia tidak tertarik.

"Please, kali ini saja, temani aku! Okey kali ini! Ayolah, aku butuh bantuanmu hanya untuk kali ini!"

"Apa maumu?!"

"Kau tau..."
Rei menggaruk bagian kepalanya yang tak gatal, bingung harus memulainya darimana.

"A-aku menyukai seseorang dari sekolah kita dulu. Dan.. dia sekarang kuliah disini. A-aku tak sengaja melihatnya dan ingin... Kita mengadakan perkenalan"

Koba tak menjawab masih menunggu lanjutan dari orang didepannya dengan mentapnya secara intens.

"Eum.. aku ingin mengenalnya lebih jauh, tapi.. mungkin jika kami berdua itu akan canggung, jadi aku memutuskan untuk mengajakmu dan Seki minum. E-ehm dia juga akan mengajak kedua temannya!"

"Aku menolak!"
Koba mengabaikan Rei dan terus melangkah maju.

Pantang menyerah, Rei kembali menghadang jalannya.

"Koba koba tunggu. Please kali ini saja, sungguh kali ini saja! Apa aku perlu bersimpuh agar kau mau menemaniku?!"

"Aku tak tertarik!"

"O-okey begini saja. Kau tak perlu mengikutinya, hanya menemaniku. Okey hanya menemaniku, terserah jika kau mau cuek dan mendiamkan siapapun yg jadi pasanganmu nantinya, tapi tolong temani aku kali ini!"

"Oke!"

"Terimakasih Koba!"

Setelah mendengar jawaban singkat dari Kobayashi, Rei memeluknya erat setelah itu pergi berlari meninggalkannya secepat mungkin, entah apa yang ia ingin kerjakan bahkan Koba pun tak tau.

***

Koba, Rei dan Seki duduk disebuah cafe, menunggu kedatangan tiga orang gadis muda mahasiswa baru itu.

Koba tak tertarik, ia hanya menelungkupkan kepala diantara lengannya, mencoba merilekskan dirinya dan tidur disana.

Tak lama, ia dapat mendengarkan suara gadis diarah depannya dan senggolan kecil dari Rei membangunkannya dari tidur sejenaknya itu.

"He-hey Koba, mereka datang, ayo buka matamu!"

"Koba ayolah, kau pasti ingin melihatnya!"

"Koba buka matamu!"

Rei terus saja berbisik ditelinganya dan begitu diangkatnya kepalanya, ia dapat melihat seorang gadis mungil yang nampak tak asing baginya.

Gadis itu juga menatapnya, tapi dengan sedikit terkejut, sama seperti apa yang dilakukan oleh Koba saat ini.

Mata mereka saling mengunci satu sama lain.

Berbeda dengan Koba yang hanya memilih memakai kaus hitam berlengan pendek dan celana jeans, gadis didepannya ini menggunakan dress berlengan panjang sedikit transparan dengan pola corak bunga berwarna hitam sebagai hiasannya.

Dapat Koba liat, senyum manis yang tampak dari bibirnya, senyum yang ia rindukan sejak dulu.

Run...

Tatapan Koba masih terpaku padanya, seakan mimpi yang membuatnya tidak ingin bangun dan terus larut didalamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tatapan Koba masih terpaku padanya, seakan mimpi yang membuatnya tidak ingin bangun dan terus larut didalamnya.

Senyuman itu, senyuman yang sangat indah. Sungguh, tak dapat ia cerna keadaan saat ini, otaknya bersikeras untuk berhenti berpikir, hanya suara hembusan angin yang dapat didengarnya.

Hingga...

"Baiklah, mari kita mulai acaranya!"
Ucap Rei mengalihkan atensi keduanya.

Meski saling kenal satu sama lain, bahkan pernah menjadi sepasang kekasih, tak ada dari mereka yang ingin berbicara, keduanya hanya diam menyimpan semuanya dari dalam hati.

Entah egois atau keengganan yang saat ini mereka lakukan, tetap saja diam adalah hal yang terbaik saat ini.

Berpura-pura menjadi orang yang tak saling kenal padahal pernah saling mengisi hati satu sama lain membuat hati Koba terasa sesak.

Ia ingin menyapa...

Ia ingin memeluk...

Ia ingin mengajak berbicara gadis didepannya..

Tapi entah kenapa lidahnya terasa kelu untuk berucap, hanya suasana canggung yang dapat ia rasakan.

Masih didalam sudut hatinya..

Apakah ini pertanda ia bisa mengulang semuanya?

Mengulang kembali kisah mereka 3 tahun yang lalu?

Sekali baca KeyaSaku46Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang