05. Firasat

1.2K 157 78
                                    

Ben sama Anna balik lagii!!

Ada yang kangen?

Yuk langsung baca ajaa~

✨✨✨

Terbangun dari tidurnya dan mendapati ia tidak sendiri adalah hal baru bagi Anna. Meski bukan pertama kali, namun Anna masih merasa canggung, terlebih ia bangun dengan posisi masih berada di kungkungan suaminya dan dalam keadaan tanpa selembar kain pun melekat di tubuh mereka.

Anna tidak pernah membayangkan hal ini akan terjadi sebelumnya, tapi melihat wajah Ben yang masih tertidur pulas dan merasakan tubuh Ben yang kokoh namun ajaibnya begitu lembut membuat Anna menyadari jika hal ini bukan mimpi. Ia tidur—bahkan berhubungan seks, dengan semuanya bukanlah sebuah mimpi atau omong kosong.

Anna tidak tahu apakah hal ini pertanda baik atau bukan, karena untuk sebagian orang, seks akan menjadi sekadar seks tanpa perasaan yang mendasarinya dan Anna tahu jika seks mereka termasuk dalam bagian itu. Ben tidak mungkin menaruh rasa padanya, karena Anna tahu sampai mati pun, laki-laki itu hanya akan menyimpan satu nama di hatinya.

Anna menghela napas pelan menyadari kenyataan pahit bahwa ia tidak akan pernah mendapatkan cinta dari suaminya yang diperparah dengan kenyataan bahwa mereka tidak bisa berpisah karena istana tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Ben bisa saja mengatakan padanya atau seluruh dunia jika ia setuju membuat pernikahan mereka berjalan, tetapi Anna lebih tahu daripada siapapun di dunia ini jika itu hanya akan menjadi dongeng sebelum tidur.

Ben tidak akan pernah benar-benar mencintainya atau membuat pernikahan mereka berjalan sebagaimana seharusnya. Ben hanya ingin pewaris tahta, tidak lebih, tidak kurang.

Anna kembali menghela napas pelan sebelum perlahan menyingkirkan tangan Ben yang melingkar di pinggangnya dan bergegas bangun karena ia harus bersiap menghadiri pesta teh, namun belum sempat ia turun dari ranjang untuk mengambil gaun tidurnya yang berserak di lantai, sebuah tangan kokoh menahan pergelangan tangannya.

"Kau mau melarikan diri lagi?" tanya Ben dengan suara paraunya, Anna menatap laki-laki yang kini sudah membuka matanya itu. "Bukankah aku sudah mengatakan untuk tidak menghindariku?"

"Aku tidak melarikan diri," elak Anna. "Aku harus bersiap untuk menghadiri pesta teh, begitu juga denganmu, Yang Mulia. Jadi, sebaiknya kau bangun dan bersiap."

Ben menghela napas pelan. "Kita masih memiliki banyak waktu, Love," jawab Ben sambil menarik Anna hingga membuat perempuan itu kembali berbaring. "Lagipula tidak akan ada yang marah jika kita terlambat atau bahkan jika kita tidak hadir sekalipun."

"Kau tidak bisa berbuat sesuka hatimu, Yang Mulia," sahut Anna. "Menurut peraturan istana tentang kewajiban putra dan putri mahkota nomor enam puluh, sebagai anggota kerajaan aktif, kita wajib menghadari acara-acara yang diselenggarakan istana."

Ben menatap Anna tidak percaya. "Aku tidak tahu jika istana membuatmu sekaku ini, Anna," komentar Ben. "Apa kau bahkan percaya kau akan dihukum gantung jika melanggar satu saja peraturan yang ada di istana?"

Anna menatap Ben dengan kening berkerut. "Astaga... sebaiknya kau tidak menerima apapun yang orang asing berikan padamu jika kau berada di jalan sendirian." ujar Ben sambil menarik Anna ke dalam dekapannya.

"Aku bukan anak kecil, Benjamin!" protes Anna sambil berusaha menatap Ben dengan pandangan kesalnya.

"Aku tahu... aku sangat tahu jika kau adalah seorang wanita dewasa," jawab Ben dengan senyum samar, ia kembali menarik Anna ke dalam dekapannya. "Tapi kau harus tahu jika terlambat lima sampai sepuluh menit di acara istana tidak akan membuatmu dijatuhi hukuman gantung."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

10,000 Emerald Pools (DISCONTINUED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang