04. Serius

1.1K 157 116
                                    

Akhirnya update!

Jangan lupa kasih VOTE!

✨✨✨

Ben terbangun dari tidurnya dan mendapati sisi ranjang di sampingnya kosong. Ben menghela napas pelan saat menyadari bahwa ia masih belum berpakaian dengan lengkap, hanya menggunakan celana panjang yang biasa ia gunakan untuk tidur, tanpa menggunakan baju.

Kejadian yang terjadi kemarin malam berputar cepat di otaknya. Membuat Ben menyadari jika kejadian itu bukan sebuah mimpi, ia dan Anna sudah melengkapi pernikahan mereka setelah hampir tiga tahun menikah. Kejadian kemarin malam memang terasa seperti mimpi bagi Ben karena selama ini ia dan Anna bahkan sangat enggan untuk saling bertatapan.

Ben kembali menghela napas pelan sebelum memutuskan untuk duduk dan perlahan turun dari ranjang. Ia pun bergegas memulai harinya dengan melakukan kegiatan pertamanya di pagi hari, mandi.

Tak lama Ben sudah siap dengan celana bahan berwarna abu-abu, yang dipadukan dengan kemeja putih, dan jas berwarna abu. Ia kembali memeriksa penampilannya di cermin walk in closet dan setelah merasa penampilannya sempurna, ia bergegas keluar dari kamar.

Langkah kakinya yang lebar menyusuri lorong istana yang diisi beberapa pelayan yang sedang membersihkan setiap ornamen yang terpajang dengan apik di lorong-lorong istana. Tak lama ia sudah sampai di tempat tujuannya, ruang makan.

"Selamat pagi, Yang Mulia."

"Selamat pagi, Rose," jawab Ben lalu duduk di kursi meja makan. Rose—pelayan itu kemudian menghidangkan sarapannya, namun Ben tidak langsung memakannya. "Apa kau tahu di mana Putri Mahkota?"

Rose yang berniat pergi dari ruang makan mengurungkan niatnya. "Yang Mulia Putri Mahkota sedang berada di taman belakang bersama beberapa pengawal istana untuk mengatur keamanan pesta teh yang diadakan besok pagi, Yang Mulia."

Ben mengernyitkan keningnya bingung. "Pesta teh apa?" tanya Ben. "Aku tidak tahu jika minggu ini akan ada pesta teh."

"Pesta teh tersebut memang diadakan secara mendadak, Yang Mulia," jawab Rose. "Yang Mulia Ibu Suri yang meminta pesta teh tersebut diselenggarakan dengan mengundang beberapa kerabat kerajaan."

"Ibu Suri?" Rose membenarkan. "Kenapa tiba-tiba ingin mengadakan pesta teh?" Rose menunduk, bingung bagaimana menjawab pertanyaan Ben. "Apa kau tahu jadwal Putri Mahkota hari ini?"

Rose mengangguk. "Hari ini sebenarnya Yang Mulia Putri Mahkota hanya akan menemui beberapa pedagang bunga di balai konservasi pukul sepuluh pagi, namun karena Yang Mulia Ibu Suri meminta Yang Mulia Putri Mahkota menyiapkan pesta teh, maka jadwal Yang Mulia Putri Mahkota akan sangat padat hari ini."

Ben menghela napas pelan. "Terima kasih, Rose. Kau boleh pergi."

Setelah Rose pergi, Ben bergegas menikmati sarapannya dalam diam, meski saat ini otaknya begitu riuh. Beribu pertanyaan bersarang di otaknya. Kenapa ibu suri mengadakan pesta teh secara mendadak seperti ini?

Selesai sarapan, Ben tidak langsung pergi ke ruang kerjanya, dan memilih untuk pergi ke taman belakang. Di sana ia menemukan Anna yang masih berdiskusi bersama beberapa pengawal, termasuk Max—mantan tunangan Anna.

"Roanne!"

Orang-orang, termasuk Anna, yang belum menyadari keberadaan Ben langsung menoleh ke sumber suara ketika Ben berseru cukup kencang untuk memanggil istrinya, dan entah apa yang ada dipikiran Ben, namun kini ia sudah berjalan mendekati Anna dan para pengawal istana itu.

"Selamat pagi, Yang Mulia." sambut orang-orang, termasuk Anna, yang sudah berdiri dan membungkuk dengan hormat pada Ben.

"Selamat pagi," jawab Ben acuh tak acuh, ia kemudian merangkul pinggang ramping istrinya. "Aku mencarimu."

10,000 Emerald Pools (DISCONTINUED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang