Chapter Nine - The Talks

70 11 0
                                    

Gene sedang menyiram tanaman di kebun saat Gun memhampirinya dan menawarinya permen dari Off.

"Sebaiknya kau bergabung bersama kelompok dan jangan menyendiri..." Gun membuka topik pembicaraan.

Gene tidak menggubris ucapan Gun dan terus melakukan pekerjaannya, tidak memperdulikannya.

Gun mematung memandangi permen di tangannya sejenak, lalu membuka bungkusannya dan memasukkannya ke dalam mulutnya sendiri.

Selanjutnya, ia mengambil watering can di dekatnya dan membantu Gene sambil mengajaknya bicara, ia mengajukan pertanyaan selanjutnya untuk menarik perhatian lawan bicaranya.

"Mungkin kau beruntung kemarin, tetapi bagaimana dengan besok, lusa, dst. Apakah kau kau tidak takut mereka berhasil membunuhmu?"

Gun berhenti sejenak sambil menatap pria itu, berharap ia akan memberikan respon, sambil memikirkan kata – katanya selanjutnya.

"Apakah kau menerima begitu saja perlakuan mereka tanpa melakukan perlawanan? Mungkin saja setelah kau mati, kau akan tetap di bully oleh arwah para penjahat yang mati di penjara ini, siapa tau?"

Gene seakan tidak mendengar suara Gun, dan menganggap pria itu invisible.

Namun Gun tidak menyerah, tiba – tiba saja ia teringat sesuatu yang ia pikir akan berhasil menarik perhatian Gene.

"Oh, apakah kamu ingat sipir senior yang meninggal dengan alat kelaminnya dipotong? Mungkin dia menunggu kesempatan untuk membalas dendam padamu di akhirat..." tutur Gun sambil membentuk image di kepalanya. "Dia pasti akan datang padamu dengan wujud mengerikan sambil berteriak..." dia mereka adegan, mencoba menakut-nakuti Gene. "Kembalikan anu......ku..." ia berhenti dan berusaha menahan tawa.

Gene langsung menoleh ke arah Gun dan melotot tajam padanya, tapi tiba-tiba dia membeku seperti terhipnotis, lalu memejamkan matanya, seolah merasa tidak nyaman.

"Aw, kau tidak apa – apa?" tanya Gun khawatir saat menyadari perubahan wajah lawan bicaranya.

Beberapa saat kemudian, Gene akhirnya kembali tenang dan membuka matanya kembali sambil, namun napasnya terdengar berat.

"Apa yang kau inginkan?" tanyanya emosi pada Gun. "Pergilah dan jangan mengganguku!!!"

"Aku hanya ingin bicara..." jawab Gun singkat. "Setidaknya kau harusmengucapkan terima kasih..." Gun mengingatkannya.

"Karena kau telah menyelamatkan nyawaku?" Gene menyeringai.

"Kupikir kau tidak ingat..."

"Kau seharusnya membiarkanku mati..."

Gun mengangkat alisnya terkejut, dan membalas dengan nada bercanda. "Konon katanya arwah orang mati akan bergentayangan di tempat ia meninggal, aku tidak ingin dihantui oleh arwahmu saat menggunakan toilet." ujar Gun berusaha menahan tawa.

Gene menggertakkan rahangnya kesal, dan berusaha menahan diri tidak terpancing oleh ucapan Gun.

"Sebaiknya kau berhati – hati dan tidak terlalu dekat denganku..." Gene mengalihkan topik.

"Aw, kenapa?"

"Karena jika aku mati, mungkin kau akan dijadikan kambing hitam dan divonish hukuman seumur hidup..."

Selesai berkata demikian, Gene langsung membuang watering can di tangannya dan hendak meninggalkan tempat itu.

Sementara Gun tampak terkejut dan berpikir ucapan Gene masuk akal, namun hal itu itu sama sekali tidak membuatnya takut.

"Hey, tunggu!!!" ia memanggil Gene kembali, lalu berpikir sejenak dan mengganti topik. "Ada yang ingin kutanyakan!"

Gene menghentikan langkahnya dan berdiri membelakangi Gun, menunggunya berbicara.

Bahasa Indonesia - I Saw Him, from Behind the Bar - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang