-Quartus-

193 31 6
                                    

°°°°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°°°°

Xuan Lu telah kembali dari perjalanan panjang mengambil obat untuk adik sepupunya yang mendekam di ruangan putih. Sekarang ia menuju tempat tersebut. Senyumannya sangat manis begitu melihat pintu perak menyambutnya. Ketika pintu dibuka, rona bahagia luntur begitu saja.

"Yibo, oh, tidak!"

Keberadaan Yibo tidak ditemukan di manapun. Diraihlah tuas tersembunyi di balik cermin lalu menariknya ke bawah. Bunyi sirene peringatan menjalar ke sepanjang lorong dan ruangan lainnya. Dilanda kepanikan Xuan Lu segera pergi melacak keberadaan Yibo.

Gema sirine mengejutkan Soo Hyuk. Lelaki itu lantas kembali ke area monitor pusat. Di sana beberapa orang sudah berkumpul. Tampaknya mereka berusaha mengakses kamera pengawas di sekitar ruangan Yibo.

"Kenapa tidak bisa diakses? Apa yang terjadi?" Soo Hyuk memaki salah satu petugas yang mulai kewalahan. "Kau tahu jika Yibo tidak sampai ketemu maka kepalamu bayarannya!"

"Ma-maafkan aku tuan, tetapi akses kamera di sana sudah diblokir oleh seseorang. Kami hendak menerobosnya. Namun, tiga monitor terkena virus, tuan," jelas sang petugas.

Pada akhirnya Soo Hyuk meninggalkan tempat itu dan memerintahkan sebagian petugas keamanan mengikutinya. Ia ingat kejadian seperti ini pernah terjadi sepuluh tahun lalu.

"Bodohnya diri ini! Pantas saja wajahnya tidak asing," Soo Hyuk memukul dinding setelah berkata demikian. Ia melirik barisan petugas keamanan. "Gunakan formasi G! Lawan kita kali ini berbeda."

Soo Hyuk akan melakukan banyak hal asal Yibo kembali kepadanya.

.
.
.
.

Suara tanda peringatan terus-menerus berbunyi diikuti gema langkah kaki dari petugas keamanan. Sekarang kondisi mereka terjepit di antara lorong sempit. Yibo melepas sejenak gelang tembus pandang. Tangannya meraih pundak Zhan. "Mereka sudah mengetahui kalau aku tidak ada di ruangan. Apa sebaiknya aku kembali?"

"Tidak! Tempatmu bukan di sini!" Zhan menggeleng. Raut wajahnya tampak serius. "Sebentar lagi kita sampai di pintu keluar. Sebaiknya kamu tetap memakai gelangnya."

Sekali lagi Yibo menuruti kehendak Zhan. Mereka kembali menyusuri area aman berusaha tidak tertangkap. Yibo memang senang bisa pergi, tetapi apa harus dengan cara seperti ini?

Pada saat itulah sebuah peluru melesat mengincar area pundak Zhan. Namun, gerakan itu sudah terbaca sehingga sang target dengan mudah menghindar.

"Beraninya kamu menipuku Zhan!" Xuan Lu muncul dari bayang-bayang lorong. Wajahnya ditekuk dan senyumannya kian menipis. "Kembalikan Yiboku pengkhianat! Aku tak akan segan menembakimu!"

Surreptitious [Zhanyi] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang