Setelah rasa penasaran yang berkepanjangan, akhirnya mobil Jeep yang dimaksud datang. Yang mengemudi benar adalah penjaga desa setempat dan saat itu Jaechan harus terdiam lagi karena tidak menduga ada seorang penjaga desa setampan ini.
Mengenakan seragam lengkapnya, pria itu turun dengan sepatu pdl yang menapaki aspal lebih dulu, ia berjalan mendekat pada Jaechan juga Yoo jin yang tersenyum lebar.
"Lapor pak, tugas prajurit Yoo jin terlaksana!" Anak kecil itu berseru sembari mengangkat tangannya untuk hormat. Dan penjaga desa itu juga melakukan hal yang sama.
"Terimakasih atas bantuannya prajurit Yoo jin, aku akan membujuk ayahmu sebagai imbalannya" Penjaga desa itu menunduk, ia sudah melihat dengan jelas situasi Yoo jin, anak kecil yang berlumuran begitu banyak lumpur.
Yoo jin sendiri tersenyum "Terimakasih kembali pak!"
Penjaga desa itu terkekeh pelan, sebelum kemudian kembali berdiri tegak dan menatap Jaechan.
Jaechan sendiri terkejut dan menjadi sedikit kaku.
"Boleh saya tahu kepentingan anda datang kemari?" Penjaga desa itu menatap Jaechan cukup intens, dan hal itu benar-benar membuat Jaechan gugup. Pemuda itu dengan pelan menjawab namun pasti.
"Saya datang untuk bertemu nenek saya" Jaechan mengeluarkan lembaran kertas berisi nama dan alamat tempat tinggal neneknya, dan petugas tersebut menerima kertas itu. Ia membacanya perlahan, Yoo jin disebelahnya juga ikut mengintip.
"Ooooooooo, kakak ini cucunya nek Cho rong!" Yoo jin berseru setelah berhasil mengintip, bersyukurlah ia yang giat belajar membaca sehingga mudah untuk memahami tulisan.
Jaechan berkedip, ia tidak mengetahui bahwa neneknya rupanya terkenal, dan petugas desa itu tertawa kecil melihat Jaechan yang kebingungan "Beliau merupakan tabib disini, saya tidak menyangka cucunya dari jauh mau datang dan berkunjung"
"Uh ya, aku merindukan nenekku dan ada sedikit masalah dirumah jadi, umm.."
Petugas itu mengerti dengan cepat saat mendengar nada ragu Jaechan "Aku mengerti, tidak perlu di utarakan. Perkenalkan, nama ku Cho Seungyoun, pemimpin regu penjaga desa. Dan juga mungkin sepupu jauh mu?"
Jaechan harus dibuat kaget lagi, ia tidak pernah menduga memiliki sepupu di wilayah sejauh ini.
"Aku park Jaechan, panggil saja Jaechan, kau lebih tua jadi mungkin harus ku panggil kakak?"
Seungyoun mengangguk "Itu lebih baik, Ayo naik. Aku tau kau penasaran, akan ku ceritakan diperjalanan"
Jaechan tentu mengiyakan, ia tidak mau berjalan kaki dihari yang mulai gelap. Jadi ia menaiki Jeep tersebut di samping kemudi sementara Yoo Jin duduk dibelakang beralaskan kain tipis, ia masih berlumuran lumpur jadi meminjam kain dari petugas desa. Padahal Seungyoun tidak masalah tapi Yoo jin tidak ingin membuat ayahnya marah karena ia membuat orang lain repot.
"Jadi, kakak adalah anak dari saudari ibuku?"
"Iya, nenek Cho rong hanya memiliki dua anak perempuan dan 1 anak laki-laki, semuanya pergi keluar desa untuk mencari kerja. Namun hanya aku cucunya yang kembali, dan sekarang bertambah satu. Kau akan lama disini?"
Jaechan mengangguk masih sedikit ragu "Kurasa begitu, namun jika ibuku menemukan ku disini, dia mungkin akan mengambilku kembali. Hak asuh masih berada ditangannya dan dia jelas membutuhkan seseorang untuk membantunya mencari uang jika cerai lagi dengan suaminya"
Cho Seungyoun tersenyum, ia mengerti walau ibunya tidak memperlakukan ia seperti itu tapi terlahir dari keluarga miskin yang sama membuatnya memahami situasi Jaechan. Ia sendiri berjuang agar bisa menjadi abdi negara dan beruntung ia dapat meminta ditugaskan pada desa Shasta, dimana neneknya yang begitu ia sayangi tinggal disana. Sedangkan ibunya ia biarkan bersama suami dan adiknya dirumah yang ia belikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHASTA (SuamChan)
FantasíaTidak ada yang tau mengenai takdir seseorang, Jaechan hanya melangkah dan mengikuti naluri nya. Ditengah hutan, gelap dan sunyi. Ia meminta permohonan kepada Shasta, mahluk yang keluar dari dalam dongeng. Suamchan Park Seoham x Park Jaechan BxB