𝑻𝒆𝒓𝒌𝒂𝒅𝒂𝒏𝒈, 𝒉𝒖𝒃𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒕𝒆𝒓𝒋𝒂𝒍𝒊𝒏 𝒍𝒂𝒎𝒂 𝒕𝒂𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒏𝒋𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒃𝒂𝒉𝒂𝒈𝒊𝒂 𝒔𝒆𝒑𝒆𝒏𝒖𝒉𝒏𝒚𝒂. 𝑨𝒅𝒂 𝒌𝒂𝒍𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒅𝒖𝒂 𝒊𝒏𝒔𝒂𝒏 𝒊𝒕𝒖 𝒔𝒂𝒎𝒂-𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒎𝒆𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒍𝒆𝒍𝒂𝒉, 𝒎𝒆𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒉𝒖𝒃𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒔𝒆𝒎𝒂𝒌𝒊𝒏 𝒉𝒊𝒍𝒂𝒏𝒈 𝒓𝒂𝒔𝒂, 𝒃𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒔𝒂𝒕𝒖 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒍𝒂𝒊𝒏 𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒃𝒆𝒓𝒖𝒃𝒂𝒉- 𝒕𝒂𝒌 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒔𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒔𝒂𝒂𝒕 𝒑𝒆𝒓𝒕𝒂𝒎𝒂 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒎𝒖𝒍𝒂𝒊 𝒎𝒆𝒓𝒂𝒋𝒖𝒕 𝒓𝒂𝒔𝒂.
𝑵𝒂𝒎𝒖𝒏, 𝒕𝒂𝒌 𝒃𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒏𝒊 𝒎𝒆𝒎𝒖𝒕𝒖𝒔𝒌𝒂𝒏. 𝑻𝒂𝒌𝒖𝒕.
𝑷𝒆𝒓𝒂𝒔𝒂𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒌𝒖𝒕 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒉𝒊𝒍𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏. 𝑴𝒆𝒔𝒌𝒊 𝒓𝒂𝒄𝒖𝒏 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒉𝒖𝒃𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒖𝒍𝒂𝒊 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒍𝒂𝒓 𝒕𝒂𝒏𝒑𝒂 𝒑𝒆𝒏𝒂𝒘𝒂𝒓, 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑 𝒎𝒆𝒎𝒂𝒌𝒔𝒂 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒕𝒆𝒈𝒂𝒓.𝑨𝒈𝒂𝒓 𝒌𝒆𝒉𝒊𝒍𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒊𝒕𝒖 𝒕𝒂𝒌 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒓𝒂𝒔𝒂𝒌𝒂𝒏.
-----------------------------------------------------------
"Diem!"
"Aku bisa jelasin, Rey!"
"Jelasin apaan lagi, Bangsat?!"
Haikal yang mendapat bentakan itu terdiam cukup lama, memilih untuk memperhatikan sang kekasih yang tengah berada di puncak emosinya. Di saat seperti ini, diam adalah pilihan yang paling tepat- karena, semakin Haikal membantah semakin marah juga Reyhan padanya.
Hubungan mereka sudah berjalan selama tiga tahun, total sepuluh tahun jika dimulai dari awal mereka berkenalan. Sudah satu dekade lamanya, dari perkenalan lalu menjadi persahabatan, hingga setelah tujuh tahun lamanya memutuskan untuk meningkatkan level hubungan menjadi berpacaran.
Apa hubungan mereka berjalan dengan baik? Jawabannya adalah tidak. Pertengkaran-pertengkaran seperti ini sudah sering terjadi, bahkan sejak awal mereka mulai berpacaran, tetapi hebatnya mereka mampu untuk bertahan. Bertahan karena enggan untuk mengakhiri hubungan, bertahan karena takut kehilangan sahabat yang pernah menjadi sandaran.
"Gue beneran capek, Kal. Lo bisa nggak, gak usah ngulah seminggu aja? Gue capek denger aduan-aduan orang lain tentang lo yang main belakang!"
"Ngulah apa maksud kamu? Aku sudah bilang kalau dia itu sahabat aku, Rey. Dan kamu lebih percaya omongan mereka yang gak berdasar? Ngomongnya jangan kasar kayak gitu, jangan gedein emosi kamu dulu."
Pemuda yang lebih pendek tertawa renyah, mencibir ucapan pemuda yang berkulit tan itu.
"Kita juga dulunya sahabat. lalu menjadi pasangan seperti sekarang. Gak usah komentari cara ngomong gue, lo gak paham gue beneran lagi marah sama lo?"
Haikal harus ekstra sabar jika Reyhan sudah seperti ini, di saat ia emosi kata-kata manis yang biasa diucapkan seakan tak pernah terdengar sama sekali.
Reyhan lelah melihat Haikal yang terlalu friendly, tak bisa bersikap sebagaimana orang lain pada umumnya yang selalu memberi batas untuk sahabat dan pacarnya. Reyhan tak mengatakan kalau Haikal itu jahat, justru ia sangat baik ... hanya saja Reyhan tak merasakan bahwa dirinya spesial lagi.
"Duduk dulu, jangan pakai emosi kayak gini."
Pemuda berzodiak gemini itu sebenarnya juga lelah- lelah harus menghadapi emosi Reyhan, lelah menjelaskan bahwa tak pernah sekalipun dirinya berniat bermain belakang. Namun, Reyhan tak pernah mau mengerti dan puncaknya adalah hari ini. Di mana pemuda itu cemburu pada sepupu yang merangkap menjadi sahabatnya, hanya karena mereka tanpa sengaja berpelukan. Yah ... hanya, bagi Haikal itu hanyalah pelukan biasa karena mereka terlalu bahagia telah menyelesaikan projek bersama.
"Kal."
"Aku minta maaf karena sudah buat kamu salah paham, aku gak bermaksud begitu. Pelukan itu benar-benar tak bermakna apapun untukku."
Reyhan geming, ia bahkan tak menatap Haikal sama sekali dan justru sibuk dengan pikirannya sendiri.
"Aku bisa minta Jeno datang untuk ngejelasin semuanya sama kamu, aku .... "
"Ayo mulai semuanya dari awal."
"Maksud kamu? Mulai dari awal?"
Sudut-sudut bibir Reyhan tertarik, membentuk sebuah senyuman sumir yang membuat Haikal semakin tak mengerti.
"Iya, kita mulai semuanya dari awal, ya? Di masa kamu dan aku hanya sebatas teman, tanpa adanya rasa nyaman. Aku benar-benar lelah."
Sungguh, Reyhan pun merasa berat saat mengatakan ini, tetapi rasa lelahnya sudah terlanjur mendominasi. Ia lantas pergi, meninggalkan Haikal yang masih bungkam di tempatnya.
Merenungi segala ketidaksengajaan, yang membuat Reyhan terluka cukup dalam. Setelah selesai dengan pikirannya yang berkecamuk, Haikal memutuskan untuk mengejar Reyhan untuk sekedar menegaskan hubungan mereka.
"Reyhan, tunggu!"
Yang dipanggil lantas berhenti, dari sanalah Haikal dapat melihat bahwa Reyhan benar-benar terluka.
"Izinin aku buat meluk kamu, ya? Sekali aja sebelum kita benar-benar mulai semuanya dari awal."
Tanpa berpikir lama, sebuah anggukan Reyhan berikan. Lantas berpelukkanlah dua insan yang baru saja mengambil keputusan besar dalam hubungan mereka itu, tanpa perduli pandangan orang lain yang melintas.
-----------------------------------------------------------
𝑺𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒑𝒂𝒏𝒕𝒂𝒔𝒏𝒚𝒂 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒕𝒂𝒌 𝒎𝒆𝒎𝒂𝒌𝒔𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒉𝒆𝒏𝒅𝒂𝒌 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑 𝒃𝒆𝒓𝒔𝒂𝒎𝒂, 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓𝒏𝒚𝒂 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒖𝒂𝒕 𝒌𝒆𝒅𝒖𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒔𝒆𝒎𝒂𝒌𝒊𝒏 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒖𝒌𝒂. 𝑴𝒆𝒍𝒆𝒑𝒂𝒔𝒌𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒌 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒎𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒆𝒅𝒊𝒉𝒌𝒂𝒏, 𝒂𝒅𝒂 𝒌𝒂𝒍𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒎𝒆𝒍𝒆𝒑𝒂𝒔𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒐𝒃𝒂𝒕 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒍𝒊𝒈𝒖𝒔 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒆𝒅𝒊𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒘𝒂𝒌𝒕𝒖 𝒃𝒂𝒈𝒊 𝒌𝒆𝒅𝒖𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒃𝒆𝒓𝒑𝒊𝒌𝒊𝒓 𝒕𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒂𝒑𝒂 𝒔𝒂𝒋𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒕𝒆𝒓𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒃𝒆𝒍𝒂𝒌𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita
AcakBerisi flashfict bergenre bxb dan brothership random dengan cast member NCT