Aku menyesal.
Harusnya aku tidak keras kepala hari itu.
Memang benar adanya, polos, tulus dan bodoh itu hampir tak punya sekat.
Hari itu,
Hari dimana wakil kepala sekolah mengumpulkanku bersama teman-teman satu angkatan ketika kami berada di kelas sepuluh sekolah menengah atas untuk mendengarkan pengumuman pembagian kelas.
Hari itu,
Aku sudah diberi diperingatan dini untuk tidak pernah terjebak hubungan serius dengannya.
Aku mendengarkan tapi aku tidak menghiraukan.
Aku harusnya sadar bahwa orang yang memperingatkanku adalah yang lebih tahu dia dan mengenalnya lebih dari sepuluh tahun.
Dan seharusnya aku percaya, bukan bersikap bodoh seolah aku yang paling ‘malaikat’.
Aku harusnya menghiraukan peringatan itu.
Aku menyesalinya sejak lama, tapi aku terus menahan diri dan mengabaikan perasaan itu.
Aku menyesal harus menahan diri dan menghitung hingga enam detik untuk meredakan amarahku padahal bukan aku yang salah.
Aku sepatutnya tidak dibutakan oleh rasa kasihan.
Belakangan ini, aku sadar bahwa dirikulah yang harusnya dikasihani.
YOU ARE READING
Apa Kabar Hari Ini ?
Non-FictionSebuah esai berisi catatan-catatan kecil untuk direnungkan. ©2022