Part 5

517 99 13
                                    

Mata Hazel itu mengedip- ngedip dengan mulut mengganga karena begitu syok dengan apa yang di ucapkan oleh lelaki tampan ini pada kedua orang tuanya. Tidak ada angin, tidak ada hujan, seorang Langit Ali Damata tiba- tiba datang untuk meminangnya.

Sedangkan Tuan dan Nyonya rumah hanya terbengong bingung dan saling memandang tak mengerti.

"Jadi sebenarnya gimana? Ini kalian memang punya hubungan?" Tanya Tuan Pramudya mengalihkan tatapan matanya pada Ali dan Prilly. 

"Pah.. kami itu baru sal.."

"Jadi begini om.. sekali lagi saya meminta maaf karena datang tiba- tiba untuk menyampaikan maksud tujuan saya datang kemari, saya dan Prilly memang belum lama saling mengenal om.. tapi, saya dengan kesungguhan hati saya meminta izin om dan tante agar mau memberikan saya izin dan restu untuk dekat dan menjadikan Prilly untuk saya sepenuhnya."

Jantung Prilly bagai di pompa lebih cepat mendengar semua ucapan yang mulus keluar dari bibir merah yang sepertinya tak pernah tersentuh nikotin itu. Tuan Langit yang ia kenal dingin dan irit berbicara bisa selancar itu mengucapkan kata- kata yang bahkan, ia sendiri tak menyangka akan di tujukan untuknya. Menjadikan dirinya miliknya? Ini benar- benar gila. Lelaki ini sungguh tidak waras!

"Maaf pah, sepertinya Prilly harus bicara empat mata dulu sama pak Langit!" Ucap Prilly menarik tangan lelaki itu ke teras samping yang terhubung dengan taman luas dan gasebo di ujungnya.

"Maaf bapak Langit yang terhormat! Saya tidak mengerti dengan apa yang anda katakan barusan! Apa bapak sudah hilang akal? Kita bahkan tidak saling mengenal. Bagaimana bisa bapak datang kesini menemui orang tua saya seolah- olah kita memang memiliki hubungan seperti apa yang media dan orang- orang luar sana beritakan! Apa bapak sadar akan hal itu?" Tegur Prilly panjang lebar, tapi lelaki itu hanya santai sambil memasukkan satu tangannya ke saku celana.

"Sudah bicaranya?" Jawabnya membuat Prilly menggeleng tak percaya. Kalimat panjang lebarnya hanya di beri reaksi sedemikian rupa.

"Begini ya pak.. Ini bukan hal yang main- main untuk kita jadikan candaan. Apa yang bapak lakukan bisa membuat saya atau orang tua saya syok!"

"Siapa yang main- main! Saya serius dengan apa yang saya ucapkan tadi!" Teriak Ali tegas dan masih membuat Prilly mendengus tak habis fikir.

"Kalau bapak ingin bercanda seperti berita yang beredar di luaran sana. Mempermainkan saya dan keluarga saya! Saya harap bapak cepat pergi dari sini!" Prilly yang kesal setengah mati memberikan tatapan tajam untuk orang dengan kedudukan dan pamor penting di negeri ini tanpa takut. Ketertarikannya pada Ali kemarin seakan hilang menguap begitu saja karena tingkah yang kurang Prilly sukai ini.

Saat ia ingin meninggalkan Ali seorang diri, cekalan di pergelangan tanggannya membuat Prilly urung untuk melangkah. Ditatapnya tangan yang sempat menggenggam jemarinya kemarin, yang kini kembali menyentuhnya.

"Perlu kamu tahu! Saya adalah orang yang tidak pernah main- main dalam hidup saya!" Ali berkata dengan nada menekan dan serius tepat di telinga Prilly.

"Untuk pertama kalinya saya datang ke rumah seorang perempuan dengan tujuan tertentu. Kita memang tidak saling mengenal.. tapi itu hanya belum karena kita belum memulai! Jadi, izinkan saya memperkenalkan diri saya dulu saat ini"

Ali melepaskan tangannya dari pergelangan tangan Prilly dan berdiri tepat di depan gadis cantik itu lalu mengulurkan tangan guna berjabat tangan.

AKU UNTUK MU?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang