Desember, 2004
Semakin lama waktu berlalu, maka semakin ramai pula Grimmauld Place No.12.
Hermione tidak hanya mengetahui hal tersebut dari banyaknya anak-anak Weasley yang berlarian bersama Teddy - yang juga berambut merah sekarang ini, atau dari musik Natal yang terdengar begitu kecil dari sudut ruangan walau volumenya hampir menyentuh batas maksimal. Ia juga menyadarinya ketika ia mendengar tawa-tawa familiar yang menyenangkan di telinganya, diikuti dengan banyaknya kontak mata dan senyum hangat serta kecupan ringan di kedua pipinya.
Wanita muda itu duduk di sofa dengan segelas cokelat hangat dengan nyaman, walau matanya terus mencuri pandang kearah Draco Malfoy yang berceloteh dengan Harry Potter di sisi kanan dan Ginny Potter, di sisi kirinya. Mereka belum bicara banyak setelah lama tidak berjumpa, well - tidak banyak juga yang bisa mereka bicarakan. Memangnya apa yang mau ia ceritakan? Rumah tangganya yang gagal atau tumpukan pekerjaan yang terus bertambah tiada henti walau ia mengerjakannya semalam suntuk?
Hermione mengalihkan matanya kembali kearah Astoria, merasa tidak sopan karena tidak mendengarkan topik apa yang sedang dijelaskannya dengan penuh antusiasme ini.
"Jadi," Astoria menggantung pertanyaannya, menyudahi topik pertamanya. "Cukup mengenai acara afternoon tea yang kurencanakan untuk acara akhir tahun."
Hermione bahkan tidak mengerti afternoon tea apa yang di maksud Astoria.
"Weasley terlihat baik-baik saja." Arah pandang wanita muda itu teralihkan ke arah Ronald Weasley yang duduk di depan perapian bersama keponakan-keponakannya, bahkan menggendong James yang masih bayi di pelukannya. Rambut merahnya bertabrakan dengan pantulan cahaya oranye dari api, mengingatkan malam-malam dimana Hermione memaksanya membaca Hogwarts, a History di depan perapian asrama Gryffindor sambil mengomel. Mereka belum bicara sama sekali malam ini, dan Hermione enggan memaksakan, ingin mengikuti alur mereka masing-masing. "Bagaimana denganmu?"
"Semua orang menanyakan hal yang sama padaku malam ini." Hermione tidak berniat mengeluh, tapi ia sudah cukup bosan menjawab pertanyaan yang sama terus menerus. Tanpa disadari, sepertinya hampir semua orang berhati-hati sekali dalam berbicara dengannya, seperti berjalan di sekitar cangkang telur atau pecahan kaca. Ia berharap Astoria berhenti mendesak, tapi wanita muda itu hanya mengangkat alis, menuntut jawaban. "Aku baik-baik saja. Terima kasih sudah bertanya, Astoria."
"Ah, seperti itu jawabanmu? Senang mendengarnya." Hermione bersumpah ia bisa mendengar Narcissa Malfoy di intonasi suara Astoria. Wanita muda itu kemudian menyesuaikan duduknya dengan gerak tubuh yang sopan dan anggun, hasil dari pelajaran tatakrama keluarga pureblood yang mendarah daging menjadi kebiasaan. Astoria tersenyum jahil, kemudian mengelus perutnya yang membulat dengan gestur tangan keibuan yang tak ia sadari sama sekali. "Lalu untuk menjawab keluhanmu, Miss Granger, tentu saja kami harus bertanya - kami harus memastikan kau merasa nyaman dan baik-baik saja."
Hermione tidak bisa mengabaikan gelar Miss Granger yang baru saja disematkan Astoria, benar, sekarang namanya kembali menjadi Hermione Granger.
"Lalu, bagaimana denganmu?" Well, menurut Hermione, itu pertanyaan yang bodoh - tapi masuk akal. Ini kehamilan ketiga Astoria, dan ini bulan ketujuhnya. Kehamilan ketiganya ini tidak direkomendasikan oleh healer dari St. Mungos, mengingat dua sebelumnya tidak berhasil dan berdampak buruk pada tubuh sang ibu, memperparah kutukan darah yang ada padanya. Ini topik sensitif, ia harusnya tidak bertanya, Hermione mendesis dan menyesal segera setelahnya. "Maaf, bukan situasi yang tepat untuk bertanya, ya? Aku sungguh tidak sensitif."
"Mmm-hm, tidak apa. Aku baik-baik saja, walau Draco bersikeras ingin cuti kerja dan melarangku ber-apparate tanpa bantuannya, ia juga terus menjejalkanku dengan buah-buahan sampai aku merasa kembung." Ah, Draco. Mata Hermione kembali melirik Draco, kali ini tidak cukup lama untuk membuatnya teralihkan dari percakapannya dengan Astoria. Pria itu terlihat lelah dan kurus, sama seperti keadaan istrinya sekarang - walau keduanya terlihat baik-baik saja dengan pakaian berkelas mereka, kantung kehitaman di bawah mata mereka tidak bisa berbohong.
KAMU SEDANG MEMBACA
rip my heart, love me slow | dramione
Fanfictionkesempatan kedua terkadang datang di waktu yang tidak tepat, dalam kasus ini, di waktu yang amat, sangat, salah. //2020//Dramione