BAB 4 : Horny

2.4K 212 23
                                    

"If  you ain't learnedYou ain't learnedNothing"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"If  you ain't learned
You ain't learned
Nothing"

.

.

.

"Selamat malam Direktur, Khun."

Off memberi hormat pada pria bernama Khun Phunsawat dengan tersenyum tipis.

"Duduklah."

Off pun mendudukan dirinya di seberang Ayah Gun dan Gun sendiri duduk di sisi kiri Off. Si Direktur memberi isyarat untuk menunggu sebentar, lalu segera beranjak menuju lemari pendingin mengambil dua botol wine.

"Ini salah satu wine terbaikku, aku langsung memesan dari Landmark." Mr. Phunsawat menyesap winenya, merasakan lezatnya rasa wine Pinot Noir, Khun menuangkan ke gelas kaca kecil untuk Off, Off terseyum tipis netranya melihat si Direktur begitu berlebihan.

Off mengambil gelas yang sudah terisi, menyesapnya secara perlahan. Indera pengecapnya lebih memilih cafein dari pada anggur merah ini. Cafein membuatnya tenang, mengusir rasa tercekik menghadapi kebebalan otak Gun.

"Anda memerlukan bantuan?"

Off tidak berbasa-basi, menuangkan kembali cairan berwarna merah menegak dalam sekali teguk.

"Bagaimana dengan Gun, ada peningkatan atau semakin parah?" tanya Ayah Gun dengan menuangkan wine ke gelas Off.

Wajah Off merubah datar, Ia enggan membahas perihal anak bandel disampingnya ini. Tidak ada peningkatan sama sekali, Off melirik sekilas Gun yang dengan entengnya memainkan ponsel.

"1-10, hasilnya 0," jawab Off.

"Atas perintahku apa Gun mengerjakan soal dengan baik?"

"Dari 100 yang diberi dia hanya mengerjakan 5, salah semua. Boleh saya bertanya, apa Gun keponakan anda atau adanya hubungan tali darah?"

Ayah Gun menatap geram botol wine di tangan besarnya. Sebagai ayah, Khun sebenarnya enggan memberikan respond, karena melihat Gun terlihat sangat santai mengharuskan Khun membuka suara.

"Tidak ada sama sekali, Ayahnya membayar tinggi untuk membentuk kepribadian anak ini lebih baik lagi."

Off mengangguk sembari meneguk cairan merah yang tertinggal setengah digelasnya. "Benar, keturunanmu tidak mungkin seperti Gun, sebenarnya saya berat menerima tugas membentuk kepribadian seseorang, pertama secara pribadi sangat risih atas penampilan Gun, kedua saya tidak suka bantahan, ketiga saya terlalu muak melihat jeretan nama Gun memenuhi daftar Mahasiswa yang terus memasuki ruangan saya."

"Anda muak terlebih ayahnya sendiri, bukan?" Khun menekan suara agar Gun menatap namun nihil Gun tetap dengan dunianya sendiri.

"Benar, jika saya ayahnya, saya tidak segan menggantung anak ini hidup-hidup."

✔ [2] My Hot Lecture [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang