17. 17 AGUSTUS PART I

51 5 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

17

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


17. 17 AGUSTUS PART I

KELAS XI IPS 4. Yah, kelas itu selalu heboh dengan beragam aksi namun kali ini dengan aksi heboh tunjuk-menunjuk.

Mengapa dengan aksi tunjuk-menunjuk? Oke, masalahnya hanya satu. Sebentar lagi adalah hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Yah, 17 Agustus. Acara yang paling ikonik di seluruh Indonesia. Mulai dari lomba kerupuk, balap karung, tarik tambang, dan lain-lain.

Mungkin semua orang akan menyambutnya dengan suka cita bahagia. Meriah dan kompak. Namun, berbeda dengan kelas IPS 4. Setiap kali ada lomba atau acara sekolah. Mereka enggan sekali untuk berpartisipasi. Katanya sih malas, kedua gabut, dan ketiga mereka pasti sudah bisa menebak siapa pemenangnya. Yah... jelas anak IPA.

Terutama IPA 1 yang isinya anak-anak ambis semua. IPS? Mereka bodo amat. Santuy aja... kalo kata Banu sama Renata.

Selama lo kagak di DO. Lo jalanin aja semua kemauan lo! Asal jangan jadi beban kelas ajalah... demi absen.

Ikutan tapi santuy bodo amatlah mau menang apa kagak. Paling-paling dapet kain pel sama sapu.

Ketua kelas sedang mengatur siapa saja yang akan berpartisipasi dalam lomba dan sekretaris akan menuliskannya di papan tulis.

"WOI DENGERIN GUE DONG!" teriak ketua kelas.

"Santuy aja nyet. Kita dengerin nih!" kata Banu yang sedang duduk di bangku belakang sambil memetik senar gitarnya.

"Habis dari tadi lo semua ribut mulu. Ini mau gue data nih! Hari terakhir nih mau gua kasih ke osis."

"Ya elah..... serius amat sih lo. Sesuai dengan motto kelas dong! IPS Ikatan Pelajar Santuy," ucap Banu sambil memainkan alisnya naik-turun.

"Gua kira Ikatan Penggibah Siswa Nu!" ujar Ucup yang kemudian sudut bibirnya manyun dengan maksud menunjuk kearah Renata. Sang ratu julid bin tengil.

Olivia dan seluruh kelas terkekeh mendengarnya. Begitupun Karina, namun ia lebih memilih mengulum senyum di bibirnya.

IPA VS IPS; The Winner?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang