09. SIAL

164 70 197
                                    


09. SIAL


Drtttt.... drttt... drttt....

Getar dari ponsel Karina.

Gadis itu masih tertidur pulas. Dan Semalam, ia tak bisa tidur karena masalah insomnia-nya. Barulah, ia bisa tertidur setelah minum obat.

Samar-samar Karina mendengar suara getaran ponselnya. Dengan, mata masih terpejam ia meraih ponsel-nya yang ada di samping. Kemudian, ia membuka kedua matanya yang masih terpejam malas. Karina mengerutkan keningnya, ketika membaca layar ponsel yang tertera sebuah notifikasi alarm.

Karina membelalakkan matanya, "Anjir telat!!"

Ia langsung bangun dan loncat dari tempat tidur. Gadis itu amat terburu-buru menuju kamar mandi. Karina lupa. Jika semalam, dirinya tak mengatur ulang alarm di ponselnya. Ia juga lupa, mengatur alarm di jam weker-nya.

Kacau. Kali ini, gadis bermata coklat itu benar-benar kacau. Ia bahkan hanya mandi bebek. Kemudian, terburu buru mengenakan seragam dan menyiapkan beberapa buku untuk ia bawa. Karina bahkan, tak menyisir rambutnya dengan benar. Ia langsung mengumpulkan rambutnya kebelakang. Kemudian, langsung mengikat rambutnya. Ponytail.

Berikutnya, Ia langsung keluar kamar. Masih di dalam rumah, ia berlari kesana kemari mencari sepatu serta kaos kaki. Kemudian, ia melirik jam tangan yang di kenakannya sebelah kiri.

"ASTAGA!" Karina membelalakkan kedua matanya.

Akhirnya, Karina selesai mencari sepatu dan kaos kakinya. Berikutnya, ia bersiap untuk pergi ke sekolah sambil membekal sekotak susu rasa coklat. Karina mengunci pintu rumahnya dan pergi ke sekolah. Meninggalkan rumahnya yang kosong. Tak ada yang tinggal di dalam rumahnya kecuali dirinya sendiri. Mungkin, sesekali Anya datang mengecek kebutuhan rumah serta pekerjaan ART yang datang setiap kali di panggil.

Seperti biasa Karina berlari menuju sekolahnya. Sebenarnya, ia bisa saja naik ojol. Hanya saja, ia memilih berlari. Karena dirasa jaraknya cukup dekat. Gadis itu, melihat kembali jam tangan di lengannya.

07:00

Ia langsung berlari lebih cepat. Kali ini, Karina benar-benar akan di hukum. Karena jam tujuh tepat ia masih di jalan. Tubuhnya, mulai mengeluarkan keringat. Ia semakin tergesa-gesa karena waktu terus berjalan. Seragam yang dikenakannya pun menjadi sedikit basah karena keringat.

Hingga ia sampai di gerbang sekolah yang sudah tertutup rapat. Karina berusaha menerobos masuk dengan berteriak kencang, meminta satpam membukakan gerbang yang sudah di tutup rapat. Karina terus berteriak namun satpam tak mendengarkan teriak Karina.

"Aish!"

"Pak!! Bukain gerbangnya, dong! Ini cuman telat 10 menit, doang!!"

"Plis.... bukain dong pak! Ada sogokan, nih! Lumayan, buat makan siang!"

"Cepet pak!"

"Plis dong pak! Atau gak, saya manjat pagar nih!"

Satpam yang ada di pos tak mengindahkan teriakkan Karina. Hingga, seseorang membukakan pintu gerbang untuknya. Dan. Yang membukakan pintu gerbang itu, ialah Dafa. Seketika, Karina langsung mengernyitkan kening.

Melihat seseorang yang tak pernah ia harapkan sama sekali. Malah membantunya. Atau mungkin, membuatnya semakin menderita.

Kenapa nih orang yang bukain gue gerbang? Kenapa bukan satpam aja, sih?

"Wah, berani banget lo dateng kesiangan. Apa di rumah lo gak ada jam?!" ucap Dafa.

"Yaelah... heboh banget sih, lo! Lagian, gue cuman telat 10 menit. Belagu amat!" sahut Karina sembari melewati Dafa.

IPA VS IPS; The Winner?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang