20. DATANG

42 5 6
                                    

20. DATANG

DUNG! DURUNG! DUNG TAK!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DUNG! DURUNG! DUNG TAK!

DURUNG! DUNG! DURUNG TAK!

Seperti biasa keadaan kelas XI IPS 4 penuh dengan kegaduhan dan kegilaan yang tiada henti hingga pernah mereka berhipotesis bahwa Adolf Hitler masih hidup di abad ini.

Yah, kayaknya gak mungkin juga, sih. Seorang tokoh kejam dari Jerman itu masih hidup. Namun, perlu kalian tau. Saat ini kelas XI IPS 4 sedang gila-gilanya karena kelas baru saja jamkos.

Jangan heran, kenapa kelas XI IPS 4 sering jamkos. Yah, kenapa lagi. Kalo kelasnya selalu berisik, jail bin tengil, tidur atau makan dalam kelas. Belum lagi, aksi julit Renata secara live yang paling sering buat guru-guru malas, masuk kelas XI IPS 4.

Oke, aksi biang kali ini dari Banu dan Daris. Center of class dan Paketu. Mereka berdua sedang ribut dengan aksi Barongsai dadakannya. Jika kalian tanya dimana Ucup kali ini? Cowok itu ada, dia sedang menabuh meja menjadikannya sebuah perkusi. Dan Olivia? Tentu saja, dia ada. Dia yang sedang menambah keadaan kelas semakin berisik dengan aksi tarik suaranya (nyinden).

Di di di di di di samberan

Ku ku ku ku ku kupu

Di di di di di di helaran

Ku ku ku ku ku bangbara

"Sinden bungsu!!"

"Eup ah eh... Eup ah eh...," dendang Ucup menyemarakkan suasana.

Aksi barongsai dadakan itu benar-benar gila karena mereka melakukannya seperti orang kesurupan. Mulai dari salto, berguling, hingga menaikin kursi dan meja orang. Atau lebih tepatnya, mengganggu orang lain yang sedang bersantai. Itu pun, mereka lakukan dengan beralaskan mukena masjid hasil maling.

"Gila... nih kelas lama-lama open badut Train to Busan, dah!" cibir Renata.

"Iya da zombie kali Ta," ucap Melati dari samping yang tiba-tiba menjawab celetukan Renata.

"Tapi gue setuju dengan omongan lo, soal kegoblokan mereka berempat. Udah kaya badut lagi ngereog." 

"Weh, tumben Bu Sekta (Sekertaris) julit," ujar Renata terkejut.

Gadis itu menghela nafas, lelah yang melihat tingkah ketua kelas XI IPS 4. "Habis cape ngasih tau Daris. Kagak ada tobat-tobatnya yang ada malah kumat."

Renata terkekeh mendengarnya karena pada dasar penduduk kelas XI IPS 4 itu gak ada yang bener semua pada gesrek pada waktunya.  Termasuk salah satunya Ketua kelasnya sendiri. Kemudian, cewek berkulit sawo matang itu melirik ke arah Karina yang sedang murung sedari tadi.

"Rin, diem aja lo." ucap Renata lembut, "Ngegesrek aja tuh bareng si Olip!" kelakarnya.

Renata berusaha menghibur Karina namun sayang cewek itu bukannya menjawab malah menelungkup tangan, kemudian tertidur di atas lipatan tangan.

Renata mendekat ke meja Karina. "Lo belum nemu itu kalung?" tanyanya.

"Hemm..."

"Lo yakin, gak mau yang lain?" ucap Renata.

Karina langsung memberikan sorotan tajam pada Renata. "Ta."

"Ya... gue tau lo gak mau. Tapi_" ucap Renata terhenti.

Sebelum ucapan Renata selesai, Karina sudah menatapnya dengan tatapan menusuk. "Tapi apa?" tanya Karina jutek.

"Gue takut aja gitu," ucap Renata mencicit.

"Gue yakin, kalung gue gak hilang," ujar gadis itu meyakinkan.

Tapi, dibalik keyakinannya itu. Timbul rasa ragu, karena takut kalung itu benar-benar menghilang. Gadis itu menghela nafas panjang, kemudian menelungkup tangannya kembali di atas meja.

Kemana kalung itu? Dimana? Siapa yang menemukannya? Kapan ia bisa menemukannya?

Saat pikirannya kini melayang dan suasana kelas sedang riuh sekali. Tiba-tiba datang seseorang bertubuh tinggi, berwajah tampan nan rupawan bak aktor luar. Dafa Arkanagara, cowok itu datang kelas XI IPS 4. Suatu fenomena langka yang harus masuk ke dalam list tujuh keanehan dunia. Bukan! Bukan! Bukan! Tapi ia harus dimasukkan dalam tujuh keajaiban dunia. Yah, UNIESCO harus mencatat mahluk tampan yang satu ini. Dafa baru saja masuk ke dalam kelas XI IPS 4.

"Ada yang namanya Noah?" tanya Dafa.

..............

Kelas XI IPS 4 menjadi sangat senyap. Teramat sangat senyap, begitu Dafa datang ke kelas itu. Semua orang kaget dengan kedatangan Dafa. Jarang sekali, cowok itu mau menginjakan kaki di kelas paling badung se-SMA Adiwijaya.

"Gak ada?" tanya cowok itu sambil melangkahkan kakinya bergerak maju pada bangku Karina.

"Gue tanya, ada yang namanya Noah? Atau perlu gue perjelas," ujar Dafa tepat di depan bangku Karina.

Karina tak mendengarnya karena sedang tertidur atau mungkin lebih tepatnya pura-pura tidur.

"Noah mana eung?" celetuk Banu sambil tertawa, "Noah separuh hatiku atau separuh jiwaku."

Ucup tertawa merespon candaan Banu itu. "Ariel Noah meuren eta mah."

Cowok itu tak peduli celetukan dari duo laknat itu, Dafa hanya fokus pada Karina. "Lo gak ngerasa kehilangan sesuatu?" ucap Dafa sambil mengetuk meja Karina.

Karina bangun dengan perasaan kesal, "Apa?!" ucap Karina.

Dafa merasa tertantang dengan sikap Karina yang dingin itu. "Lo satu-satunya cewek yang gak tau terima kasih."

"WhooWoOoW!!" seru seisi satu kelas yang sudah kepo tingkat maksimal. Mereka semua juga ingin tau, ada apa antara Dafa dan Karina? Hingga cowok itu mau ke kelas ini.

Cewek itu menghela nafasnya, kemudian menatap manik mata Dafa dengan tajam. "Mau lo apa?!" tanya Karina.

"Gue? Bukan lo yang butuh gue?" sindir Dafa yang berhasil membuatnya mengerutkan kening, "Maksud lo?"

Dafa menarik sebelah sudut bibirnya, "Lo yakin, gak ngerasa kehilangan sesuatu?"

"Kalo lo tertarik dengan maksud gue.  Tinggal lo dateng aja waktu latihan anak Paskib," Ujar Dafa sambil berlalu meninggalkan kebisingan di kelas XI IPS 4.

...........

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


LOVE LOVE
💚💛💚💛💚💛

IPA VS IPS; The Winner?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang