Bunnyland
Seperti namanya, tempat ini adalah sebagian potongan Yumeland yang penuh dengan Bunny. Tempat ini tepat berada di barat Berryland setelah menyebrangi sungai perbatasan. Dari sini pria jangkung itu dapat melihat sekeliling yang rindang. Setelah lima hari menetap di Berryland yang benar-benar membuatnya sakit mata, akhirnya ia dapat menemukan tempat dimana pohon tinggi dengan dedaunan hijau, seperti hutan tropis yang lembab. Terimakasih pada penjaga sungai perbatasan yang telah mengantarkannya kesini menaiki boat dengan selamat.
"Sejuknyaaa... Setelah beberapa hari berada di Berryland pemandangan ini lebih nyaman dipandang. Baiklah, aku harus ke Elektroland untuk keluar dari Yumeland," katanya sembari melangkah ringan menyusuri jalan sempit. Beberapa kali ia tersandung bebatuan kecil dan mendapati banyak gundukan tanah yang diduga tempat berang-berang tinggal.
"Apa disini tidak ada jalan pintas ke Elektroland, sungguh aku harus berputar untuk sampai? Kenapa melelahkan sekali," keluhnya lalu menarik botol minum yang ia simpan di paha kiri.
Gluk gluk gluk
"Hah... Menyegarkan!"
Agata menyimpan kembali botol minumnya, tidak menyadari sesuatu yang cepat menuju ke arahnya.
"Awas!!"
Bruk!
"Aduh!" Agata terpelanting ke samping masuk ke semak-semak setelah seseorang mendorongnya dengan keras.
"Maaf, aku terburu!" Sayup terdengar seruan.
Agata mengumpat kala merasakan pergelangan tangannya sakit. Sepertinya itu terkilir. Tubuhnya tercetak jelas di semak-semak saat ia berhasil berdiri dengan susah payah. Rambutnya jadi tambah berantakan dengan dedaunan, sayangnya itu malah membuat wajahnya semakin menawan. Ups!
"Jelas itu suara perempuan. Bunny yang sangat kuat. Kenapa dia ke arah sana?" Gumam Agata sembari mengurut pelan pergelangan tangannya.
"Shh... Aku harus segera menangani ini." Agata menepi dari jalan menuju gundukan tanah setinggi pinggulnya. Terdapat pintu kecil yang terbuat dari kayu, di atas gundukan terdapat bunga yang tumbuh subur dengan warna kuning keemasan.
"Wah, dekorasi yang bagus. Kuharap pemiliknya juga punya sifat baik." Agata menunduk, ia mengetuk pintu tiga kali dengan tangan kanannya.
"Hallo?"
Pintu terbuka. Agata mengerjap kikuk. Seekor berang-berang menatapnya tidak ramah.
"Apa kau petualang?"
Agata menegakkan tubuh, karena pinggangnya pegal.
"Apa kau punya perban, tuan berang-berang?"
Agata masih tak terbiasa dengan hewan yang dapat berbicara. Sungguh! Selama 21 tahun ia hidup, baru beberapa kali ia singgah ke Yumeland. Itupun ia hanya sering mengunjungi Berryland karena itu adalah pusat Yumeland.
"Namaku Poing."
Hah?
"Pftt..." Agata tidak bermaksud untuk menertawakan, tapi memang nama itu sedikit ah apa ya?
Lucu? Sama sekali tidak cocok dengan wajah berang-berang yang terlihat sangat ganas ini.
Berang-berang itu nampak menggeleng pelan seraya menunduk.
"E-eh aku tidak bermaksud, namamu hanya sedikit lucu di dengar. Itu terdengar menggemaskan."
"Kenapa kau mengganggu tidur siangku,"
"Pergelangan tanganku terkilir, apa kau punya sesuatu seperti perban?"
"Kau petualang dan kau tidak membawa perlengkapanmu sendiri?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BARA (Revisi)
FantasyMaaf ya, chapter di unpub untuk revisi. Slow update Apa jadinya jika Gadis kaya raya jauh dari kekurangan harus berpetualang di negeri antah berantah bersama Bara, Seseorang yang menyebalkan dan suka julid. Juga Marcus, kakak sepupunya yang kaku tap...