bagian 1

1K 72 13
                                    


Janji untuk selalu saling menjaga dan memiliki itulah sebuah janji yang di ucapkan oleh sepasang kekasih yang masih remaja itu.Mereka mengucap janji itu di sebuah bukit.Bukit bintang namanya.Tempat yang menjadi saksi cinta Mereka.

Dan apakah janji itu masih berlaku jika diantara Mereka telah pergi untuk selamanya ? Mungkin Iyah , mungkin juga hilang berlalu begitu saja terbawah waktu yang terus berjalan.

Sekuat apapun kita mengengam sebatang kayu yang keropos.Kayu itu lama kelamaan akan berubah menjadi debu dan hanya menyisakan sebuah kenangan indah ataupun pahit.

Kesedihan itulah yang kini sedang menghampiri seorang gadis Dia harus kehilangan sang kekasih untuk selama-lamanya di bukit itu.Bukit yang menjadi Saskia cinta Mereka.

Dan bukit itu lah juga yang menjadi Saksi cinta itu pergi untuk selama-lamanya sampai sulit Dia rai lagi.Bahksn sulit untuk mengingat kenangan buruk itu lagi.Sang kekasih rela merelakan dirinya hanya untuk menolong dirinya.

"SAMPAI KAPAN ... LO AKAN TERUS INGAT DIA DEK ?.. DIA SUDAH MATI .. SUDAH MATI .. LO MAU DI BILANG CEWEK STRES YANG SELALU NANGISIN ORANG YANG SUDAH MATI ?"bentak sang kakak.

"Seberapa banyak air mata yang lo keluarkan buat dia ... dia ngak akan bisa kembali lagi ... Lo harus ngerti .. dan Lo harus sadar"ucap sang kakak yang nampaknya sudah kehilangan kesabarannya.

"CUKUP KAK !!! .... CUKUP ... JANGAN SEBUT DIA SUDAH MATI ... DIA HANYA PERGI .. BUKAN MATI .. DIA CUMA PERGI .. HIIKKSSS .. HIKKSSS"histeris sang adik kemudian masuk ke kamarnya.

Di kamar Dia meringkuk di depan pintu yang terlihat sederhana itu untuk menangisi nasibnya.Nasibnya yang malang karna sudah mencintai seseorang begitu dalam sehingga tak bisa bangkit.

ON FLASBACK

"San ... Kamu lihat deh bunga mawar itu ? Mawar merah itu tumbuh sendirian di ujung bukit ini"suruh Reyhan serasa menunjuk ke arah bunga.Sandrinna pun memandang ke arah yang di tunjuk oleh Reyhan.

"Kamu juga harus seperti bunga mawar itu ... Bisa berdiri tegak walau pun sendirian ... Ngak takut dengan angin,hujan dan panas"ujar Reyhan yang memberi sebuah pengertian kepada kekasihnya.

"Memangnya kamu mau pergi ninggalin aku ? Kenapa kamu bicara seolah-olah kamu ingin pergi dari aku"tanya Sandrinna serasa melipat tangannya di dadanya lalu manyun.Reyhan pun tersenyum mendengar ucapan kekasihnya itu.

"Sayang ... Aku akan tetap di samping kamu .. sampai kamu ngak membutuhkan aku lagi"jawab Reyhan lembut serasa memegang bahu Sandrinna.Sandrinna yang tadinya manyun seketika tersenyum ketika Reyhan mengucapkan itu.

"Aku akan selalu membutuhkan kamu di dalam hidupku .. menemaniku untuk menjadi kompas dalam hidupku .. aku tidak tahu jika hidupku tanpa kamu .. mungkin .................."ujar Sandrinna mengantung.

"Mungkin jalan yang aku lalui akan begitu gelap dan terjal ... Aku terlalu bergantung sama kamu"lanjut Sandrinna sedih.Reyhan pun langsung menggeleng lalu memegang dagu Sandrinna.

"No ... Jangan terlalu bergantung sama aku ... Aku takut .. jika aku ngak bisa memenuhi harapan kamu"balas Reyhan yang dengan cepat menyentuh bibir Sandrinna agar Sandrinna tak berkata lagi.

Sandrinna langsung menepis tangan Reyhan setelah Dia mendengar ucapan Reyhan.Sandrinna pun juga langsung memalingkan wajahnya ke samping dengan wajah yang terlihat kesal.

"Yah sudah ... Aku akan buktikan ke kamu ... Kalau aku bisa ambil bunga mawar itu sendiri .. tanpa bantuan kamu"ucap Sandrinna lalu melangkah ke arah tebing yang cukup curam itu.

Memang bunga mawar merah darah itu hanya ada di pinggir tebing bukit bintang itu.Sandrinna pun perlahan-lahan berjalan ke pohon bunga itu berada dan sebenarnya Sandrinna begitu takut untuk mengambil bunga itu.

STILL IN SOUL [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang