Part 10

366 14 0
                                    

Happy reading❤

"Dek, kamu kenapa sih dari mall sampai rumah diem terus?" tanya Zemi yang sudah geram melihat adiknya yang biasanya cerewet kini hanya diam tak bersuara. Bahkan diperjalanan tadi ketika Zemi bertanya pada Zea 'kenapa diam saja', Zea hanya menjawab...

"Nggak papa!" jawab Zea dengan nada ketus.

"Abang ada salah sama kamu?"

"Iya salah!"

"Ap--"

"Salah kenapa tadi abang minggir pas mau Zea peluk! Zea kan jadi nggak sengaja meluk kak Eza! Mana terus jatuh lagi di posisi kaya tadi sama kak Eza! Terus jatuhnya juga ditempat umum! Zea kan malu abang! Abang ngerti nggak sih?!" jerit Zea seraya mencak-mencak karena dirinya sudah benar-benar kesal.

Zemi melongo, hanya karena hal sepele Zea sampai mendiaminya? pikirnya.

"Ya Allah dek, gitu doang. Tadi abang tuh lagi lepas jaket, terus kamu mau peluknya mendadak banget sambil lari pula, jadi ya abang minggir orang kaget. Untung ada Reza, coba kalo enggak, udah remuk kali tuh badan. Bersyukur."

"Halah terserah! Pokoknya nanti Zea mau ngadu sama mommy!" ucap Zea kesal seraya berjalan menuju kamarnya.

"Sana ngadu, paling nanti kamu yang diledekkin."

"Ish!"

***

"Morning mommy, daddy." sapa Zea setelah dirinya tiba dimeja makan yang telah terisi oleh keluarganya.

"Morning sayang. Duduk, kita sarapan." jawab kedua orang tuanya.

"Abang nggak disapa?" tanya Zemi.

"Maaf, Zea nggak kenal!"

"Oh masih ngambek ternyata..., jadi ngadu ke mommy tadi malam?" ujar Zemi dengan menahan tawanya. Ia sudah menduga pasti adik kecilnya itu tak berani mengadu pada mommy mereka karena ucapannya semalam yang bisa dibilang hanya gurauan.

"Nggak usah dibahas! Males Zea sama abang!"

"Kenapa si bang?" tanya Vela penasaran.

"Semalem Zea abis tindih-tindihan bahkan hampir ciuman sama cowok."

Uhuk uhuk

Zea tersedak makanan yang sedang ia kunyah namun mata itu melotot pada abangnya. Sudah dibilang jangan dibahas kenapa malah diceritakan. Zea menatap daddy dan mommynya yang tengah menatapnya juga dengan tatapan mengimtimidasi.

"Anu it-itu nggak sengaja. Itu salah abang!" gugup Zea. Namun pernyataan itu tak digubris oleh orang tuanya.

"Siapa?" tanya Ardo.

"Cowoknya?" tanya Zemi balik. Ardo mengangguk.

"Itu anaknya om Hilzer."

Ardo terdiam dengan wajah yang datar. Zea sudah memasang raut gugup takut daddynya itu marah.

"Oh."

The Fake Nerd Is Mine (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang