-Bahkan kepercayaan itu perlahan hilang hampir tak berbekas sedikit pun-
.
...
Warning!
Cerita ini hanya fiksi dan mengandung adegan 🔞 (Sex, alkohol, cigarette, abusive, blood, killer, harsh word , mention of cheating) Reminder, apa yang ada di dalam cerita ini hanya semata-mata khayalan author dan tidak ada sangkut paut dengan kehidupan real tokoh yang bersangkutan.
...
..
.
.
.
.
Taehyung menatap Yoongi yang kini sedang menyiapkan sepiring sarapan untuk dirinya sendiri, dulu pemuda manis itu akan membuat tiga porsi; satu untuknya dan satu lagi untuk Taehyung sisanya akan di masukan ke dalam kotak bekal untuk Taehyung bawa ke kantor. Namun, pria tan itu harus kehilangan sosok hangat yang selalu menjadi rumahnya itu dalam waktu tak kurun dari satu malam."Yoongi?"
Yoongi mendeham, akan tetapi pemuda manis itu tak mengidahkan atensinya dari makanan yang sedang ia buat. Lagi pula ia tidak begitu menyukai saat berinteraksi banyak dengan Taehyung, ia memerlukan waktu untuk bisa kembali dalam keadaan hati yang lebih baik dari sekarang.
Taehyung melangkah mendekat, pria itu hendak memeluk serta memberi kecupan di kening Yoongi karena terlalu senang akan siapa yang ada di hadapannya. Namun, belum sampai ia mampu memberi sebuah dekapan Yoongi sudah melengos membawa piringnya menuju meja makan membiarkan Taehyung menggapai udara kosong.
Taehyung tersenyum getir, perasaan asing kembali menyelimuti dirinya. Bayangan masa lalu di mana Yoongi akan menerjangnya dengan sebuah pelukan, membubuhkan kecupan manis di bibirnya, bahkan sebuah sebuah usapan kecil akan selalu menyertai pemuda mungil itu dalam peluknya. Namun, semua itu sirna tergantikan dengan suasana hampa serta sikap dingin yang Yoongi tunjukan. Meski tak semencekam saat bersama Suga, akan tetapi dapat ia rasakan bahwa Yoongi benar-benar membangun sebuah tameng tinggi dan tebal yang sulit untuk ia lewati.
Taehyung meraih dua helai roti dan mengoleskan selai strawberry di atasnya, sebuah kudapan yang terlampau biasa ia makan saat pagi hari. Usai menuang susu ke dalam gelas, Taehyung membawa piringnya ke meja makan untuk ia santap bersama dengan sang kekasih.
"Selamat pagi, sayang."
Yoongi mendeham dengan atensi yang terfokus ke arah iPadnya, "pagi," balasnya singkat.
Taehyung tersenyum karena balasan singkat dari Yoongi, setidaknya ia mendapat sebuah balasan yang cukup jarang ia dengar selama ini. Hampir satu bulan yang Taehyung temui adalah Suga, entah itu pagi, siang atau bahkan malam sekali pun sang alter yang selalu ia temui.
"Hari ini kelas sampai jam berapa, sayang?"
Yoongi melirik layar ponselnya, "sampai malam," jawab Yoongi sekenanya.
"Sungguh?"
Yoongi mengangguk, "sore sebenarnya tapi Suga ingin bersenang-senang," balasnya.
Suga? Lagi-lagi alter itu mengambil alih raga Yoongi, sebenarnya sampai kapan ia akan tinggal di dalam raga kekasihnya? Taehyung muak jika harus terus melihat Yoongi yang memiliki sifat yang sangat jauh berbalik dengan yang ia kenal, ia benci pada apa yang ada di dalam diri Suga.
Bolehkah Taehyung berpikir untuk menyingkirkan sang alter pada diri Yoongi?
"Aku merindukanmu, sayang. Bisakah kamu yang mengambil alih tubuh kamu seharian ini?"
Yoongi menggeleng, "Suga adalah bagian dari diriku, Kak. Sudah sepantasnya dia mendapatkan kesenangannya, itu hak dia."
Taehyung mengatur napasnya, bagaimana bisa Yoongi memiliki pemikiran demikian? Apa selama ini Suga berhasil untuk memanipulasi pikiran Yoongi? Kalau begitu bukankah Taehyung juga berhak untuk mencegah itu semua, bagaimana pun juga Yoongi adalah kekasihnya yang mana ia juga bertanggungjawab atas apa pun yang terjadi terhadap Yoongi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alter Ego (Taegi)
FanfictionTaehyung menatap wajah kekasihnya-Yoongi dengan tatapan yang sulit untuk di artikan, berbagai emosi ia simpan dalam tatapannya. Cinta, sayang, rindu, dan-penyesalan? Well, apa yang terjadi pada Yoongi adalah salahnya ... Tentu saja, sebab dirinya...