꒲ 1﹟Ujian

64 11 31
                                    

Warning : violence, agak cringey

[ POV-nya Fei ]

Bangs*t bangs*t bangs*t! Woi!

AaaaaaaAaaaaAaAAaAaaaAAAAAAAA!!!!!!!!

Ujian macam apa ini? Ini sih tutorial untuk cepat meninggal. Sebentar lagi pasti semua undead bakal saling bunuh! Aku ga mau mati lagi!

"Peserta, tekan tombol di samping kanan jam kalian sekarang," suara Dwi membuatku kaget. Sial, jantung ga karuan begini.

Tombol? Tombol... Oh, ini, ketemu akhirnya. Kemudian aku pun tekan tombolnya.

...Kukira jam ini buat apa. Oh, rupanya—

"Itu sisa waktu hidup yang kalian miliki hari ini. Sepuluh jam!"

—untuk memberitahu sisa waktu hidup kami :)

SISA WAKTU HIDUPKU 10 : 15 : 36 LAGI AAAAAAAAA

Oke... Pokoknya aku harus tenang. Ya, tenang. Betul. Apa tadi kata Dwi? Ada senjata di sini? Bagus deh. Aku mulung dulu, habis itu beraksi.

Aku pergi ke semak-semak yang agak jauh dari kerumunan undead yang lain, lalu membungkuk supaya bisa mengecek. Ada dong yahahahaha, nemu golok cuy. Gede.

Aku angkat goloknya, balik badan, mau balik ke tempat semula. Baru setengah jalan, aku lihat ada undead laki-laki berlari ke arah Hazel sambil mau mengayunkan palu besar. Hazelnya malah diem nunduk doang.

Jantungku langsung serasa duar gimana gitu. Iya sih, Hazel itu pandai beladiri, kelihatan dari waktu dia bikin peserta lain cedera dulu. Tapi, itu undeadnya bawa palu! Apa ga bakal mati dia?!

Lagi-lagi jantungku serasa duar. Hazel balik badan dengan santai, menarik palunya dengan tangan kiri, dan... Tangan kanannya dia gunakan untuk meninju kepala undead itu ke tanah.

Tahu apa yang terjadi? Bukan, bukan gigi undead itu yang copot dan jadi ompong. Bukan, bukan juga undead itu jadi memar.

Saking kerasnya Hazel meninju undead itu ke tanah, kepalanya sampai pecah. Darah hitam muncrat ke mana-mana, ekspresi Hazel malah tetap santai.

Dua kata yang terbesit di pikiranku ketika scene itu terjadi : orang gila!

Aku segera lari ke arah perempuan yang jaraknya tak jauh dariku, sekitar 3 meter di depan. Aku ingat, dia seumuranku, namanya Aylane—Aya.

Aku tarik tangannya dan aku seret dia lari.

"Eukhh!" Aya mungkin masih kaget karena aku menariknya tiba-tiba. Tapi ini darurat, pokoknya harus menjauh dari sana kalau nggak mau mampus.

Akhirnya, kami sudah agak jauhan dari sana. Aku berhenti menariknya, tapi kami tetap lari.

"Kenapa aku tiba-tiba ditarik?!" Dia tanya. Kenapa kenapa, harusnya aku yang tanya kau kenapa, gobl*k!

"Gue masih hafal muka lu!" Teriakku, agak ngos-ngosan karena capek. "Lu yang biasanya suka gangguin Hazel waktu latihan. Setan kaya begitu kok berani lu gangguin sih? Ga baca berita ya?! Dia serial killer tau!"

"Pokoknya, ancaman kita sekarang bukan jinn, tapi cewek itu! Kalo kita nggak menjauh, bisa-bisa kita mampus dibantai!" Aku bilang padanya.

Betul. Saat ini misi kami adalah lari dari setan dulu!


[ POV-nya peserta lain ]

Panik cuy, panik, panik gile!

Uy. Gua Len, mati gara-gara jatuh ke jurang, dan sampai sekarang gua masih gatau gimana cara mereka ngeluarin gua dari jurang itu.

Live, Love, Kupmily | Born From Death x KupmilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang