1

107 14 11
                                    

Tuty Tyasaputri, gadis mungil berparas cantik itu menghela nafas beratnya, "Kalau tahu begini, aku mending nolak aja usulan mama buat pindah." Gerutu Tuty sembari tak henti-hentinya ia berdecak sebal.

"Kamu kenapa sayang? Ada yang salah?" Mama Winda datang menghampiri anak semata wayangnya itu.

"Tadi Tuty ketemu--"

Belum sempat Tuty melanjutkan kalimatnya, suara ketukan pintu terdengar, "Tunggu yaa, mama bukain pintu dulu." Ujar mama Winda seraya melangkahkan kakinya menuju pintu.

Tuty mengangguk pasrah, tak lama setelah itu, suara mamanya terdengar, "Tuu, ke sini, ada tamu nih!"

Tuty melangkah dengan ogah-ogahan, "Siapa ma?"

"Ini loh tetangga depan rumah kita, Tante Anne sama nak bright." Ungkap mama.

"Bhai aja Tante, biar lebih akrab." Ujar bright dengan sopan.

"Kamu tuh ya, udah ganteng, sopan pula, cocok jadi calon mantu." Ceplos mama Winda.

Tu memelototi mamanya, "Ma, ngomong apasih?"

Bright tersenyum salah tingkah, tuty yang melihat hal itu, hanya bisa merutuki pemuda tampan itu dalam hatinya.

"Hey bando pink, gw denger lo kuliah di kampus gw ya? Maba?" Bright berusaha basa-basi.

Tu menggerutu dalam hati, "Sok akrab."

"Tu, kalo orang nanya itu dijawab." Mama Winda menyikut lengan Tuty.

"Emang ada yang nanya sama tu ya ma?"

"Itu Bhai tadi nanya kamu loh."

"Lah? Emang iya? Tapikan tadi dia nanya sama bando pink, di sini nggak ada yang namanya bando pink perasaan."

Bright terkikik geli, "Lucu." Gumam bright pelan.

"Di sini yang pake bando pink selain elo siapa coba?" Sahut bright.

"Bando pink bando pink, gue punya nama kali!" Jawab Tuty tidak mau kalah.

"Loh? Jadi punya nama? Kirain ngga punya." Sahut bright lagi.

"Punyalah!"

"Oh ya? Siapa? Kenalan dulu dong makanya."

"Itu mah lo modus." Gerutu Tuty sebal.

Hal itu sukses membuat bright tertawa lepas, Tuty sangat lucu ketika marah seperti itu.

"Malah ketawa, aneh." Tuty kembali menggerutu.

Mama Anne, mamanya bright menengahi perdebatan yang tak kunjung usai itu.

"Udah Bhai, jangan usil kamu ah, kasian Tuty." Mama Anne menghampiri Tuty.

"Kamu Tuty kan? Jangan dengerin yaa kata anak bandel ini, nanti sampe rumah tante kasih pelajaran biar tahu rasa." Ujar mama Anne.

Tuty menahan tawanya, "Iyaa Tan."

"Kamu cantik banget sayang, kapan-kapan main ke rumah Tante yaa, biar Tante masakin."

"Tante bisa aja, jadi ngga enak nih Tu dipuji sama yang lebih cantik." Tuty tersenyum sungkan.

"Kamu bisa aja." Mama Anne balas tersenyum.

"Mba, kami permisi pulang dulu yaa, kalo ada apa-apa, jangan sungkan buat ketok pintu rumah depan, akan selalu terbuka kok buat mba dan keluarga." Lanjut mama Anne.

Mama Winda tersenyum dan mengangguk, "Terimakasih yaa mba Anne udah mau datang ke sini."

"Sama-sama..." Setelah itu mama Anne berbalik pergi, bright mengikuti mamanya namun sebelum itu ia berpamitan dulu kepada mama Winda dan Tuty.

"Bando pink, gue pulang dulu ya." Ucapnya tersenyum jail.

"Bisa ngga usah panggil gue bando pink lagi ngga?"

"Terus manggilnya apa dong?"

"Gue punya nama."

"Ya siapa nama lo?"

"Tuty."

"Hah? Udin?" Bright sengaja menggoda Tuty.

"TUTY TYASAPUTRI ITU NAMA GUE! LO BUDEG YA??" Tuty kelepasan meninggikan suaranya karena sudah kepalang kesal.

Bright menahan tawanya, "Namanya bagus, sayang orangnya galak." Ujar bright seraya pergi meninggalkan rumah Tu.

___

"NYEBELIN!!! ADA YA MAKHLUK COWOK KAYAK DIA??? NYEBELIINNNN!!!" Tu berteriak keras di dalam kamar.

Sebaliknya Bright tertawa ngakak mengingat kejadian yang baru saja terjadi.

TBC...

SOULMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang