2

58 7 5
                                    

Tuty berjalan di depan rumah, niat hati ingin menunggu ojek onlinenya datang, malah orang lain yang datang.

"Bando pink, ngapain di situ? Nyari cacing?"

"Ga lucu ya! Ga ada korelasinya, di sini ga ada cacing." Ketus Tuty.

"Galak amat, masih pagi juga, fyi aja nih ya, dua Minggu yang lalu, ada orang dari komplek sebelah meninggal tragis."

Tuty mulai tertarik dan memasang telinganya, walaupun berpura-pura acuh.

"Lo pasti mau tahu kan alasannya apa?" Goda bright.

Tuty gengsi, ia menyangkal tebakan bright Yang sebenarnya benar itu.

"Nggak tertarik." Jawabnya lagi-lagi dengan sikap ketus yang sama.

"Ya udah kalo ga tertarik." Bright mulai beranjak pergi, namun benar saja dugaan bright, Tuty menahannya, haha.

"Kenapa?" Tanya bright pura-pura tidak tahu.

"Kalo cerita itu jangan setengah-setengah." Keluh Tuty.

"Lah? Katanya ngga tertarik."

"Gue emang nggak tertarik, tapi gue paling anti sama cerita yang setengah-setengah." Ujar Tuty yang sebenarnya alasannya semata.

"Oh ya?" Bright mengangkat sudut bibirnya, tersenyum tipis.

"Iya lah."

"Ya udah, kalo Lo beneran penasaran, gue ceritain."

"Ehh eh, gue ngga penasaran ya." Sanggah Tuty.

Bright terkekeh melihat tingkah lucu wanita mungil di hadapannya ini.

"Jadi itu, dia meninggal tragis karena..." Bright menjeda kalimatnya.

Tuty yang sudah tidak sabar langsung mendesak bright, "Karena apa?"

"Karena—"

"Cepet nggak!" Tu mulai kesal dibuatnya.

"Penasaran banget?" Goda bright.

"Ihhh nyebelin banget siiiii." Keluh Tuty.

"Hahaha, becanda yaelah, sensi amat, ya udah gue lanjut."

Tuty segera mengangguk.

"Dia meninggal karena kerjaannya— pagi-pagi udah ngomel, ya kayak Lo ini." Ucap bright dan setelah itu ia tertawa melihat reaksi Tuty sesuai dengan ekspektasinya.

"GILAAA NYESEL GUE NGELADENIN ORANG KAYAK ELO!!!" Tuty kembali masuk ke rumahnya dengan perasaan kesal yang masih terasa.

"NYEBELIN BRIGHT NYEBELIN!!!" Teriak Tuty yang ternyata masih bisa didengar bright, ia hanya tertawa karena senang berhasil menggoda Tuty.

"Pagiku cerah~~~" bright bersenandung riang sembari mulai menjalankan motornya.

----

Tuty sudah berada di kampus, hari ini jadwalnya adalah perkumpulan Maba untuk membahas apa saja yang harus dipersiapkan untuk acara PKK (Pengenalan Kehidupan Kampus) 3 hari lagi.

Tuty menghela nafas beratnya, ia susah sekali berbaur dengan orang baru, ia sampai takut nanti tidak punya teman.

"Kenapa mereka cepet banget akrab ya, padahal baru ketemu, aneh." Gumam Tuty pelan, namun setelah itu sebuah tangan menepuk bahunya.

"Hay." Ujarnya seraya tersenyum manis.

"Oh Hi." Balas Tuty sedikit gugup.

"Maba juga?" Tanya orang itu berusaha mengakrabkan diri.

"I—iyaa... Lo juga?"

"Iyaa nih, oh iya, kenalin, gue primiily, panggil prim aja, gue tinggal di kompleks Shinwa, elo?" Prim menjulurkan tangannya.

"Gue Tuty, panggil Tu aja, gue tinggal di komplek Pramana." Jawab Tuty membalas uluran tangan prim.

"Wahhh, tetanggaan dong kita, deket tuh 10 menitan nyampe."

"Oh ya? Gue kurang tahu sih, soalnya gue juga baru pindahan."

"Iyaaa, kapan-kapan gue main tempat elo, boleh ya?" Ujar prim.

"Boleh kok, boleh banget." Tu tersenyum, ia senang sekaligus bersyukur bisa punya teman seperti prim.

"KEPADA MAHASISWA BARU, DIHARAPKAN BERKUMPUL DI AULA SEKARANG JUGA."

"Oh, itu kita dipanggil, yuk Tu, kita kesana." Ajak prim, Tuty mengangguk dan mulai mengekori prim.

----

Di aula, semua mahasiswa baru sudah berkumpul, dan di depan mereka ternyata sudah berbaris kakak tingkat yang akan mengatur jalannya acara.

"Baiklah temen-temen, adek-adek semua, sebelum kita mulai, ada baiknya kita kenalan dulu ya, biar tambah akrab, hehe, kenalin gue Erwin, panggil kak win aja biar terasa deket, jiahhh, gue ketua Hima (himpunan mahasiswa) jadi kalo ada masalah berkaitan dengan PKK, bisa hubungin gue aja." Ujarnya.

Setelah itu kak win mulai memperkenalkan satu persatu orang yang berada di depan beserta dengan jabatannya, Tuty dan Prim mendengar dengan saksama, namun satu hal yang membuat Tuty terkejut,—

"Hai, gue bright, gubernur BEM, salam kenal." Ucapnya namun dengan nada sedatar dan sedingin mungkin, berbeda sekali dengan orang yang tadi pagi menggoda Tuty.

"DIA LAGI???" Mata Tuty membelalak.

Bright tersenyum puas melihat Tuty yang terkejut.

-TBC-.

Hai hai, maaf ya baru lanjut lagi, akhirnya ada waktu senggang juga setelah sekian lama, semoga masih ada yang nungguin ya, enjoy! 🤗🥰

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 25, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SOULMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang