Bab 3

57 4 2
                                    

Suara langkah kaki terdengar keras di depan teras rumah minimalis milik Nasya dirinya pulang terlambat karena kondisi cuaca yang buruk di tambah dengan dia harus berjalan kaki saat pulang karena tidak ada kendaraan umum yang melewat, untung saja rumah Nasya tidak terlalu jauh dari kawasan sekolah

"Bu Nasya pulang"

"Lohh Nas kenapa kamu pulang terlambat?"

"Maaf bu, tadi Nasya harus pulang jalan kaki soalnya gak ada kendaraan umum yang lewat"

"Ya sudah tidak apa-apa, kamu ganti baju dulu nanti sakit lagi" ibu Nasya mengelus kepala putrinya

"Kalo gitu aku ke kamar dulu ya bu" Nasya pun berlalu pergi ke kamarnya

Nasya masih memikirkan kejadian di sekolah bagaimana nasib ia kedepannya, Nasya takut dirinya akan menjadi bahan bulian seperti yang di katakan oleh Nicko tadi. Sesudahnya berganti pakaian Nasya keluar wajahnya terlihat murung membuat ibunya bertanya tanya

"Ada apa Nas? Kenapa kamu cemberut? Tadi sekolahnya lancarkan?" Ibu Nasya sangat khawatir pada putrinya ini

"Sekolah Nasya baik baik aja kok bu, lancar juga"

"Terus kenapa kamu cemberut? Ada masalah?"

"Ada sedikit masalah bu tadi"

"Apa nak coba cerita sama ibu"

"Jadi gini bu, tadi di sekolah Nasya gak sengaja tumpahin minuman punya Nasya ke temen Nasya"

"Tapi kamu udah minta maafkan?"

"Udah bu"

"Tapi kenapa kamu masih cemberut gini hmm?"

"Soalnya orang itu cucu dari pemilik sekolah bu"

"Memangnya kenapa kalo dia cucu dari pemilik sekolah?"

"Emmm gakpapa deh bu" Nasya merasa ragu jika ia menceritakan pada ibunya kalo Nesya itu pembuli di sekolah

"Ya sudah gakpapa kalo kamu gak bakal cerita, ibu gak bakal maksa, tapi kalo ada yang menurut kamu bahaya, cerita sama ibu!!"

"Iya bu"

"Ohh iya memangnya siapa nama cucu dari pemilik sekolah ini?"

"Namanya Nesya bu"

"Hahhh Nesya"

"Kenapa bu?"

"Ehh engak kok nak, nama panjang Nesya siapa nak?"

"Nesya Sevanya Arsennio, bu?

Ibu Nasya terlihat sangat terkejut kala Nasya menyebutkan nama lengkap Nesya, ia sedikit mengingat masa lalu yang berusaha untuk ia lupa kan, ia tidak berharap masalalunya datang kembali ,ia ingin mengubur dalam-dalam masa lalu, tapi dikala  mendengar nama itu di sebut membuat hatinya terasa ditusuk oleh jeruji-jeruji besi yang sangat runcing dan tajam karena rindu akan sosok tersebut

"Bu, ibu kenapa?" Nasya menggoncangkan badan ibunya, tiba-tiba ibunya itu melamun

"Ibu gak kenapa napa nak, sebaiknya kamu makan dulu, ibu udah siapin makanan buat kamu" ibu Nasya tersenyum tapi dengan tatapan yang kosong, Nasya berlalu ke dapur
Keesokan harinya Nasya berpamitan pada ibunya ia sedang menunggu angkutan umum di depan rumahnya tapi tiba-tiba Nasya dan ibunya di kejutkan dengan kedatang seorang pria yang berseragam sama dengan Nasya mengendarai motor besarnya

"Selamat pagi tante, selamt pagi Nasya" setelah membuka helm nya ia langsung bersalaman pada ibu Nasya dan menyapa Nasya

"Selamat pagi, ini temen Nasya?" Ibu Nasya terlihat heran dengan kedatangan pria asing ini ia hanya ingat bahwa teman pria Nasya itu hanya Fajar

JATUH & BANGUN [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang