Falling(?)

259 40 4
                                        

Sudah beberapa minggu setelah kejadian tabrakan Lisa dan Doyoung di kantin dan sudah beberapa minggu juga Lisa dan Doyoung menjadi topik hangat.

Semua siswi membicarakan mereka, ada yang mengira mereka backstreet, hanya sekedar ketidak sengajaan dan lain-lain.

Jujur, Lisa udah muak banget di tanyain 'kamu, sama Doyoung pacaran?' 'kalian backstreet ya?' 'gimana rasanya di gituin sama Doyoung?' Lisa cape. Cuma itu emang resikonya.

Sekadang sekolah Lisa sedang memasuki masa ujian tengah semester. Lisa paling males ujian, karena dia pasti ga dapet nilai yang terbaik, dan pasti bundanya bakal ngomel-ngomel soal nilainya.

"Hadeh, gue paling males ujian." Ucap Lisa kepada Rose yang sedang memakan bakso.

"Gue juga, cuma kan gue dapet contekan." Ucapnya sambil nyengir.

"Lo mah enak, koneksinya banyak."

"Yaa, makanya bergaul lis, jangan nonton anime mulu."

"Maksud lo? Eh asal lo tau ya, husbu" gue terutama Zoro, itu lebih penting dari hal apapun."

"Tuh kan, pantesan nolep."

"Gini-gini gue inceran kating ya."

"Eh iya, bahas kating, lo gimana sama Doyoung? Ada kemajuan?"

"Kemajuan gimana sih? Jalan aja engga."

"Lahhhhhh?!"

"Apa?"

"Jadi selama ini lo ga deket sama dia?"

"Ga."

"Kok terakhir gue ke rumah lo, gue masih liat almet dia deh?"

Lisa terdiam. Tak lama

"ANJING GUE LUPA."

Seisi kantin kaget, dengan teriakan Lisa, Lisa langsung menjadi pusat perhatian.

"Lisa... Sumpah lo bukan temen gue."

"Gue lupa balikin, gimana dongg."

"Kalo gue sih ya, selagi blm di minta, ya di bawa santai aja."

"Oh, oke."

"WTF???! Baru beberapa detik yang lalu lo panik karena lupa balikin, dan sekarang lo udah sesantai ini????????"

"Ya kata lo, selagi blm di minta santai aja, ini gue blm di minta, jadi ya gue santai aja sih."

"Dasar gajelas."

Bel pulang sekolah telah berbunyi, tanda jam sekolah telah berakhir, semua murid bersiap-siap untuk pulang.

"Lo pulang bareng siapa?"

"Gue tadi di ajakin pulang bareng tiga adkel sih."

"Trus lo pilih yang mana?"

"Tiga tiganya."

"Gajelas."

"Emang gue salah???"

"Pikir sendiri pake otak lo yang cuma setengah sendok nyamnyam, gue balik duluan."

"EMANG SEKECIL ITU OTAK GUE??!" Teriak Rose menyadari perkataan Lisa.

Lisa berdiri di halte sekolah, dia bingung, naik bus apa ojol.

Sedang asik melamun memikirkan pulang naik apa, Lisa di datangkan beberapa orang.

Lisa langsung panik saat melihat siapa itu.

"Hei, how are you?"

Lisa langsung berdiri dan menjauh.

Saat ingin lari, dirinya di tahan.

"Lepasin tangan gue, bajingan."

"What? Sejak kapan kamu berani ngomong kasar ke aku, Lalisa?"

"Jangan pernah panggil gue pake nama itu." Ucapnya sambil berusaha melepas cengkraman orang itu.

"Ga akan, sebelum kamu maaffin aku."

Lisa terkekeh lalu tersenyum remeh.

"Lawak lo yong, setelah semua hal yang lo lakuin ke gue, lo berharap gue maaffin? Go to sleep and dream of it.

"Kamu beneran udah berani ya ternyata. Aku masih punya hal itu dan aku bisa aja nyebarin itu, Lalisa."

"Go to do it yong, gue bukan lagi anak smp kelas tiga yang takut sama anceman" sampah lo."

"Jalang." Taeyong langsung menampar Lisa cukup keras.

Lisa sedikit syok, namun,

"Brengsek." Lisa langsung menonjok pipi kiri Taeyong dengan keras hingga Taeyong tersungkur.

"Gue udah bilang, gue bukan lagi anak smp kelas tiga yang takut sama lo, bajingan."

Lisa langsung meninggalkan Taeyong dengan kawanannya.

Di jalan, tiba-tiba hujan deras, sedangkan Lisa masih berjalan mencari halte bis. Tapi Lisa akhirnya pasrah dan kehujanan.

Tiba-tiba Lisa mengeluarkan air mata, mengingat kejadian tadi dan mengingat kejadian satu setengah tahun lalu.

Ia menangis di tengah hujan deras, ia mulai mengasihani dirinya di masa lalu, dirinya yang lemah, dan dengan gampang mengikuti perkataan orang lain.

Masa smp kelas tiga adalah masa terkelam Lisa, kalau bisa menghilangkan beberapa ingatan, Lisa ingin menghilangkan ingatannya tentang itu.

Tiba-tiba ada tangan yang menahan pergerakan Lisa.

Ia menoleh.

Doyoung.

"Kenapa jalan di tengah hujan deras?" Tanya Doyoung.

Doyoung melihat mata sembab Lisa, Doyoung mengerti.

"Gausah di jawab, ayo saya anter pulang."

"Gausah ka, gue bisa pulang sendiri, lagian udah deket."

"Tapi ini hujan, kamu juga gapake pelindung apapun untuk tubuh kamu, tas sekolah kamu dan isinya udah basah semua, ayo saya anter."

Lisa tetap menolak.

"Yasudah." Doyoung turun dari motornya dan mengambil payung dari dalam tas nya.

"Pakai payung ini, besok jangan lupa di kembalikan jangan seperti almet saya yang ga kamu kembalikan sampai hari ini."

Lisa langsung gelegapan sendiri, pake di bahas.

"Maaf ka, lupa."

"Gapapa, payungnya jangan lupa tapi, saya butuh soalnya."

Lisa mengangguk, lalu ia buka payung itu.

"Makasih ya ka, gue duluan."

"Lisa." Panggil Doyoung saat Lisa hendak melanjutkan perjalanannya.

Lisa menoleh. "Iya gabakal lupa ka, santai aja."

"Bukan itu." Doyoung mendekat.

"Kalo kamu punya masalah, jangan terlalu meluapkan emosional kamu ke tangisan, nangis saat ada masalah itu cuma menenangkan bukan menyelesaikan. Kedepannya, kalo ada yang bikin kamu gelisah/sedih, cerita ke seseorang atau apapun itu yang bisa buat kamu lebih tenang."

"Apapun itu, maupun benda mati atau mahluk hidup, mereka bakal lebih bisa menenangkan kamu, nangis itu minusnya banyak banget. Salah satunya, ngebuat kamu jadi lebih jelek karena mata kamu sembab dan hidung kamu merah. Kamu udah mirip badut sekarang."

Awalnya Lisa terharu dengan ucapan Doyoung namun mendengar hinaan akhir Doyoung membuat Lisa memukul lengan pria itu.

"Aw, sakit."

"Lo ngatain gue ka."

"Haha, oke maaf, Lisa."

Lisa terpaku melihat Doyoung tertawa, lucu.

"Terserah, btw makasih ya ka, gue balik dulu."

Lisa melambaikan tangannya saat hendak menjauh.

Doyoung hanya tersenyum tipis.

TBC.

Ini gue gatau masih ada yang nungguin apa kaga, tapi thanks dah buat yang masih nungguin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 19, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

First Sight - doylisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang