0.5 -Flashback-

145 14 2
                                    

Let's Start
*
*
*
Main Cast :
Yoo Jeongyeon
Kim Seungmin

_____

Memasuki sebuah gerbang rumah, wanita berusia 30 tahun itu sedikit menundukkan kepalanya dengan raut yang sulit dibaca.

"Mama? Ini rumah siapa?" bocah laki-laki yang digandengnya bertanya heran ketika ibunya membawanya kesebuah rumah yang entah milik siapa.

"Rumah kita, hanya saja ketika itu kau baru berumur 3 bulan ketika mama membawamu pindah keluar kota sementara," bocah laki-laki berusia 8 tahun itu cukup terkejut ketika ia tahu bahwa mamanya memiliki rumah cukup besar yang setaunya mamanya hanyalah seorang yatim piatu dan pekerjaannya pun hanya sebagai pelayan toko roti meskipun ia tak tau benar tidaknya akan hal itu.

"Ah?! Mama tidak pernah cerita jika kita punya rumah sebesar ini," Ucapnya yang dihiraukan sang ibu dengan membuka kunci pintu rumah.

"Mama? Yang ada difoto ini bersama papa dan mama siapa?" Jeongin bocah laki-laki itu bertanya ketika ia mendapati seorang laki-laki yang tampaknya seumuran dengan kedua orang tuanya sedang ia tak pernah menemuinya.

"Mama?" Jeongin menoleh menatap ibunya yang kini menunduk dengan mengepalkan tangannya.

"Kenapa mama menangis? Memangnya siapa dia? Sehingga ketika melihat fotonya mama menangis," Jeongin bertanya dengan wajah sayunya ketika sadar ibunya menangis dan mencoba tidak mengeluarkan suara.

"Dia pamanmu Kim Seungmin, kami....."

Flashback!!!

"Adik! Jangan berlari!" Gadis kecil berkepang dua itu berteriak kala adiknya berlari sedangkan dirinya sedang sakit.

"Tuhkan! Kakak bilang apa! Kau itu masih sakit! Ayo berdiri!" gadis itu berteriak hingga kemudian muncul bocah laki-laki lain dan membuat adik dari gadis itu segera bangkit lalu bersembunyi dibelakangnya.

"Eh? Ada apa?" Tanyanya heran ketika bocah laki-laki itu bersembunyi dibelakang punggungnya.

"Lihat! Kak Jeongyeon marah lagi! Kak Jack! Dia sering memarahiku akhir akhir ini!" rengeknya pada Jackson yang membuat Jackson tersenyum kecil.

"Apa?! Kau saja yang ngeyel dan tidak menurut Kim Seungmin! Ayah dan ibu sedang keluar negeri untuk bisnis jadi kau adalah tanggung jawabku! Jika kau terluka saat mereka kembali aku akan sulit menjelaskan, aku akan berpikir bahwa aku tidak bisa menjagamu! Huh! Dasar tidak peka!" Seungmin terperangah ketika Jeongyeon berucap demikian lalu kemudian mendekati Jeongyeon dan memeluknya dari belakang karena gadis itu kini memunggunginya.

"Hei! Lepaskan!" Sesaat setelah Jeongyeon tersenyum karena Seungmin memeluknya ia kembali berpura-pura marah dan itu cukup membuat Jackson terkikik geli.

"Pangeran dan putri harus kembali makan siang sudah siap,"

_____15tahunkemudian_____

"Kenapa bisa kematian ayah dan ibu tidak bisa terungkap, kasus ini harusnya mengarah pada paman ke7 karena dia yang saat itu ada bersama ayah dan ibu, tapi bukti dengan jelas mengatakan jika itu adalah paman ke8 yang jelas-jelas sedang sakit, dan kemudian paman ke3 kenapa dia tiba-tiba datang keistana tanpa diundang? Bukankah jika diberi undangan untuk datang pun ia tak mau? Lalu?" Jeongyeon menatap adiknya heran kematian ibunya 3 bulan lalu berdampak pada mereka yang tiba-tiba harus diangkat menjadi ratu dan raja sementara, sedangkan kematian kedua orang tua mereka adalah hal yang janggal.

"Kau benar, apa mungkin mereka semua bersengkongkol? Pertama, mereka menjadikan paman ke7 sebagai pengalih atas racun itu dengan paman ke8 yang saat itu mungkin saja pura-pura sakit karena beberapa hari sebelum kematian ayah dan ibu ia enggan menemui orang lain, lalu tiba-tiba datang paman ke3 untuk mengecoh siapa pelakunya," Seungmin berucap sambil duduk diatas ranjang Jeongyeon.

"Yang kau katakan ada benarnya, sekarang sudah larut kembali kekamar dan istirahatlah, aku juga akan tidur," Seungmin bukannya pergi malah menidurkan dirinya diranjang gadis itu.

"Aku tidur disini," ucapnya lalu memposisikan diri senyaman mungkin, hingga perempatan siku muncul didahi Jeongyeon karenanya.

"Kalau begitu aku akan tidur dikamarmu," Balasnya dengan kesal dan Seungmin menarik lengan gadis yang menjadi kakaknya itu.

"Oh ayolah! Aku terbiasa tidur bersama ibu atau kau, aku takut tidur sendiri kumohon kita tidur bersama ya, aku tidak bisa tidur semenjak ayah dan ibu meninggal, mimpi buruk selalu menghantuiku," Jeongyeon menghela napas lalu berbaring disebelah laki-laki itu.

"Kau sudah berusia 20 tahun, apa masih harus tidur bersamaku? Dasar penakut," balasnya lalu kemudian memejamkan mata.

_____

"Yang mulia! Jendral Mark datang membawa pasukan besar dan mengibarkan bendera perang, apa yang harus kita lakukan sekarang?" salah seorang prajurit berucap pada Jeongyeon dan Seungmin yang sedang menikmati sarapan mereka.

"Arahkan sepertiga pasukan untuk menahan mereka, dan panggilkan panglima Jackson segera!" Jeongyeon berucap tegas lalu pergi keruang pertemuan menemui petinggi istana yang tentu sudah menunggu dengan tergesa-gesa.

"Kakak!" Jeongyeon menghentikan jalannya ditengah lorong berbalik menatap Seungmin, ketika hendak berbicara pemuda  itu mendahului ucapan Jeongyeon.

"Kini giliran aku yang harus menjagamu, 20 tahun kau menjagaku ketika ayah dan ibu sibuk dengan urusan istana dan kerajaan, sekarang giliranku," Seungmin berucap dan Jeongyeon membulatkan matanya kaget dengan ucapan Seungmin.

"Tidak! Jika kau ingin turun tangan dalam memimpin pasukan aku tidak izinkan!" Seungmin menatap kakaknya dengan raut seriusnya.

"Tapi kita harus bertukar posisi sekarang, biarkan aku yang melindungi kakak mulai sekarang," Seungmin melangkahkan pergi meninggalkan Jeongyeon yang sedikit tersenyum atas perubahan adiknya.

"Paman ke3! Aku akan membunuhmu jika sesuatu terjadi pada Seungmin," Jeongyeon menggerutu kesal dengan raut wajah yang terlihat sangat marah.

_____

"Seungmin!" Jeongyeon menusukkan sebilah pedang pada paman ke7 yang telah menusukkan pedangnya pada perut Seungmin.

"Kakak?" Seungmin tersenyum sebelum akhirnya jatuh dan ditangkap oleh Jeongyeon dengan segera.

Seungmin tersenyum kala ia ingat bagaimana kakaknya akan menidurkannya diatas pangkuan gadis itu ketika ia sakit atau tidak bisa tidur, ia bagaikan ibu unyuk Seungmin, pelindung untuk seungmin.

Seungmin tersenyum dan menggeleng kala pelindung sekuat baja itu meleleh meneteskan air matanya dan memeluknya.

"Ini tidak adil, kenapa harus kakak yang selalu melindungiku? Padahal kakak seorang perempuan, aku juga mau jadi pelindung kakak yang akan melindungi kakak dari bahaya apapun," Ucapan bercanda itu masih sempat keluar dari mulut Seungmin meskipun untuk bernafas saja terlihat susah.

"Jangan berbicara, tunggu tim medis datang, kau akan baik-baik saja, percaya pada kakak!" Seungmin tersenyum mengingat dengan jelas sifat kakaknya yang sungguh sering tak mau percaya apa yang terjadi sama seperti sekarang.

"Setelah ini hiduplah bahagia, jangan pikirkan aku lagi, aku akan bersama ayah dan ibu nantinya, aku akan bahagia disana, jadi jangan menangis. Kakak pernah bilang bahwa aku matahari kakak yang selalu mengisi kehidupan kakak, dan kini matahari itu sudah harus tenggelam, sampai pada waktunya kita akan lahir kembali dengan kehidupan sederhana sebagai sebuaj keluarga, jadi jangan menangis, aku akan selalu jadi metahari buat kakak, sampai kapanpun, aku sayang kakak," dalam pelukan perempuaj berusia 21 tahun itu Seungmin memejamkan matanya yang tidak akan pernah terbuka kembali.

"Paman!!! Datanglah kehadapanku jika berani!!! Hadapi aku disini! Kau ingin aku bukan?! Maka kemari!" Dalam suara adu pedang antara prajurit, Jeongyeon berteriak lantang mengalahkan suara yang ada.

"Matilah kalian!"

_____FLASHBACKEND_____

_____END_____

Dengan tamatnya flashback maka chapter ini juga dinyatakan tamat,

Ketemu dichapter berikutnya and jangan lupa bintang yee

Short Story Of Yoo Jeongyeon Edisi RamadhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang