Let's start
*
*
*
Main cast :
Jeongyeon TWICE
Yuta NCT_____♡_____
3 orang yang dipermainkan oleh takdir, tak pernah bertemu, tak pernah menyapa, tak pernah terikat, namun memiliki takdir yang sama. Selalu ingin menyerah namun selali tak bisa, hidupnya mukan miliknya, apapun yang dia mau hanyalah sebuah mimpi yang tak akan pernah terwujud, hidupnya diatur oleh sesuatu, tak bisa lepas meskipun berkali-kali melarikan diri, selalu terjebak dalam situasi yang sama.
Hanya satu dari mereka bertiga yang memiliki takdir berbeda, ketika dua lainnya ingin memiliki kehidupan sepertinya dia malah ingin kehidupan seperti mereka, apa maunya? Apa mereka harus bertukar nasib?
Ini hanya sebuah kisah pendek dari panjangnya kisah seorang Jeongyeon yang memcoba hidup bebas setelah kepergian ibunya.
_____♡_____
"Tidakkah ayah berpikir?! Aku tidak mau menikahinya! Kenapa ayah selalu mengorbankan aku?! Bukan kakak?! Kenapa bukan dia yang akan menikah dengannya! Kenapa harus aku?!" Teriakan gadis itu terdengar hingga seluruh rumah mewah itu, keputusannya untuk kembali kerumah itu setelah sekian tahun pergi akhirnya terlaksana.
Namun takdir memang selalu mempermainkannya sama seperti sebelumnya, baru 3 hari ia harus menerima kabar bahwa ayahnya menyetujui lamaran dari pangeran ke8 pangeran yang memiliki kelainan.
Bukan, bukan karna kelainannya yang membuatnya tak mau menikahi sang pangeran, tapi karena ia tak mau memasuki lingkungan kerajaan, hidupnya terlalu muak dengan orang-orang bangsawan karenanya.
"Pangeran! Tunggu! Jangan berlari!"
Jeongyeon beserta keluarganya menoleh menatap pintu rumah yang sedari tadi terbuka dan menampilkan pemandangan seorang pria berlari sambil menutup wajahnya.
_____♡_____
"Nayeon! Lihat ibu bawa apa untukmu," Nayeon menoleh menatap ibunya yang pulang dengan keadaan lusuh membawa sebuah kain, yang dengan cepat ia rampas.
"Ibu! Bukan pakaian ini yang kumau!" Nayeon berteriak pada ibunya lalu melempar baju yang dipegangnya pada ibunya.
"Adik ada sebuah pengumuman dari istana, jika kau mau hidup seperti mereka ikuti acara pemilihan istri untuk pangeran mahkota saja," Jinyoung kakak dari Nayeon itu tampak memandang Nayeon dengan datar dan Nayeon menggertakkan giginya lalu tersenyum licik.
"Tentu saja, terima kasih atas kabar baik ini kakak besar," Jinyoung menatap Nayeon heran mereka satu keluarga namun Nayeon yang tadinya menempati keluarga utama harus digeser kekeluarga cabang karena ayahnya sudah tiada.
____♡____
Jeongyeon menghela napas dengan kejadian tadi sore, ia merutuki dirinya yang tak mendengarkan ucapan ayahnya jika calon suaminya akan datang dan membuatnya harus duduk disini membujuk sang calon suami supaya tak marah lagi.
"Pangeran!" Jeongyeon mendengus lelah ia duduk ditaman istana Yuta sang pangeran ke8 itu tanpa ada percakapan selama 1 jam lamanya.
"Aku datang kesini untuk minta maaf dan mengembalikan ini, jika kau masih tak mau berbicara maka aku akan pergi dan kembali besok pagi untuk menemuimu," Jeongyeon menyerahkan sebuah jepit rambut berbentuk bunga sakura pada sang pangeran yang masih membelakanginya dan hendak pergi.
"Tunggu!" Jeongyeon berbalik akhirnya pangeran itu mau berbicara juga.
"Itu milikmu, aku memberikannya padamu, jadi ambillah," Yuta menunduk sambil meremas celana yang dipakainya hingga kusut karena terlalu gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story Of Yoo Jeongyeon Edisi Ramadhan
De TodoBerisi kumpulan cerita pendek tentang mbak Jeong dan beberapa mamas idol kpop yang menurut saya terlalu sayang untuk dibuang. #lagibanyakinspirasiidecerita